My Favorite Travel Quotes

"The world is a book and those who do not travel read only one page - St. Augustine", "I have found out that there ain't no surer way to find out whether you like people or hate them than to travel with them - Mark Twain", "If the traveler can not find master or friend to go with him, let him travel alone rather than with a fool for company - Budha", "Traveling is about the journey not the destination - Anonymous", "Traveling brings love and power back to your life - Rumi".

Senin, 06 Januari 2014

PAGARALAM, BALEK DUSUN KUDAI AI!

Balek dusun kudai ai adalah bahasa Pagaralam yang artinya balik ke kampung dulu ya. Ungkapan ini mewakili perasaan rekan jalan (travelmate) saya yang sudah lama tidak pulang ke kampung halamannya di Pagaralam. Dahulu kota Pagaralam dikenal dengan nama kota Pahlawan, tetapi kini kota Pagaralam juga dikenal dengan sebutan kota Bunga.

Kota Pagaralam seluas 633,66 km2 memiliki penduduk sekitar 126.181 kota ini baru mulai berkembang 10 tahun terakhir ditandai dengan masuknya pendatang-pendatang dari pulau Jawa. Mayoritas pekerjaan utama penduduknya adalah bertani. Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa Besemah yang sekilas mirip dengan bahasa Palembang karena memang masih serumpun.

Jalan berkelok tajam dan menanjak
Tertarik oleh cerita keindahan Pagaralam di Sumatera Selatan, saya segera searching kota Pagaralam melalui internet. Ternyata keindahan Pagaralam bukan hanya sekedar isapan jempol belaka. Hamparan kebun teh dan air terjun serta kulinernya membuat saya terpikat dan tanpa ragu menyatakan keinginan untuk ikut pulang ke kampung halamannya. Berbekal sederet informasi obyek wisata alam dan wisata kuliner saya membulatkan tekad untuk menempuh perjalanan darat selama 24 jam. Liburan ke Pagaralam adalah liburan yang tidak umum alias anti mainstream. Menuju kesana betul-betul diperlukan niat yang bulat karena lokasinya yang tidak mudah dijangkau.

Setelah survey melalui internet dan berdiskusi dengan travelmate, kami putuskan untuk menggunakan bus executive Sinar Dempo yang memiliki rute Jakarta – Pagaralam. Kota Pagaralam secara geografis letaknya agak terpencil dan tidak memiliki lapangan pesawat terbang. Jarak kota Palembang ke Pagaralam sekitar 7 sampai dengan 8 jam perjalanan melalui darat. Rasanya percuma juga ya naik pesawat kalau harus menyambung perjalanan darat selama 7 s/d 8 jam. Pertimbangan lainnya adalah view yang akan kami dapatkan sepanjang perjalanan dari Lampung hingga ke Pagaralam.

Perairan selat Sunda
Perjalanan bus executive Sinar Dempo memakan waktu kurang lebih 24 jam dengan melakukan pemberhentian sebanyak 3 kali. Dari Jakarta, bus menyeberangi perairan selat sunda dengan menaiki ferry penyeberangan. Berangkat dari Jakarta pukul 1 siang, bus mulai menyeberangi Ferry pukul 15.30wib. Penyeberangan Merak ke Bakauheuni ditempuh selama 3 jam. Perairan selat sunda tampak tenang dengan air lautnya yang berwarna biru toska berpadu dengan langit biru dan awan yang berwarna putih menimbulkan rasa tenang di hati. Aahh saatnya melepaskan kepenatan rutinitas kantor dengan menatap maha karya sang Kuasa. Selama di kapal fery, kami berkesempatan masuk kedalam ruang kemudi dan bercakap-cakap dengan bapak asisten kapten kapal yang luar biasa ramah. Beliau mempersilahkan kami untuk melihat-lihat ruang kabin dan mencoba teropong yang biasa digunakan untuk memantau lalulintas di perairan.


Ojek nyentrik
Senja mulai berganti malam saat ferry menyentuh pelabuhan Bakauheuni. Perjalanan dari Lampung menuju Lahat kami lalui dalam gelapnya malam. Supir bus Sinar Dempo beserta kru tampak sudah hapal betul jalur yang mereka lalui. Buat anda yang gadget freak, gak usah khawatir kehabisan baterai diperjalanan karena bus Sinar Dempo memiliki colokan untuk charging gadget yang lokasinya disebelah tempat duduk supir. Tinggal info ke kru bus, yang akan dengan senang hati membantu untuk charge gadget anda. Oya, tips penting untuk anda yang akan ke Pagaralam dengan menumpang bus, duduklah di barisan paling depan sebelah kiri karena selama perjalanan dari Lahat menuju Pagaralam mata anda akan dihadiahi pemandangan cantik sawah, bukit, sungai, ngarai dan jurang yang menganga lebar, oya bukit Serelo atau yang dikenal dengan nama bukit jempol juga bisa terlihat jelas dari jalan. It’s all worth breath taking! Sungai yang dilalui umumnya lebar-lebar dengan arusnya yang deras mengalir. Beberapa sungai memiliki jembatan gantung diatasnya. Pas untuk uji nyali bagi anda yang berjiwa petualang. Pukul 1 siang, bus tiba di pool pasar Pagaralam. Rencananya kami dijemput setiba di pool, tetapi mata saya terpaku pada kendaraan eksotis sejenis bajaj india. Segera saya merayu travelmate agar tidak usah dijemput supaya bisa naik si bajaj unik yang ternyata adalah jenis ojek di Pagaralam. Hahaayy kapan lagi bisa naik kendaraan unik seperti ini.


GUNUNG DEMPO
hamparan kebun teh dengan latar gunung Dempo
Setelah menyimpan barang-barang dan bersih-bersih, kami segera menuju lokasi wisata pertama, gunung Dempo yang termahsyur. Gunung dengan ketinggian 3159mdpl dipenuhi dengan hamparan kebun teh milik PTPN. Sejauh mata memandang hanyalah puck-pucuk teh berpadu hawa sejuk yang mengeluarkan aroma kesegaran. This is it! Oksigen murni tanpa polusi. Di sekitar perkebunan banyak terdapat villa-villa bernuansa rumah kayu tradisional Sumsel yang dapat disewa oleh pengunjung. Anda juga bisa bersepeda santai dengan menyewa sepeda di penginapan. Bangun tidur membuka jendela dan mendapatkan suguhan pemandangan hamparan kebun teh dengan latar gunung Dempo dan oksigen murni adalah suatu kemewahan yang tiada tara. Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan?

CURUP MANGKOK
air terjun Curup Mangkok
Masih satu lokasi dengan area gunung Dempo, terdapat Curup Mangkok dengan ketinggian antara 3 – 5 meter. Curup dalam bahasa Sumsel artinya air terjun. Disebut air terjun Mangkok karena bentuk wadah atau dasar kolam tempat jatuhnya air terjun menyerupai mangkok. Airnya jernih dan terasa sejuk menembus kulit. Konon katanya belum sah ke gunung Dempo kalau belum mencuci muka di air terjun Curup Mangkok. Siapa takut, wong airnya bersih dan terasa segar banget di kulit.

WISATA KULINER
kue Masubah
Hari berganti senja, saatnya hunting kuliner Sumsel yang terkenal kelezatannya. Pempek ikan, model, bebek rica-rica, kue masuba, kue lapis ketan dan kerupuk kemplang adalah sekian banyak jenis kuliner yang kami jajal saat itu. Oya aneka kue-kue basah khas Sumsel tersebut bisa anda dapatkan di toko kue Linda yang terletak di jalan Sersan Ali Aras. Kebetulan juga saat kami berkunjung dibulan Desember kemarin buah durian sedang membanjiri kota Pagaralam. Durian asli Sumatera dengan daging tebal, manis dan legit bener-bener bikin lupa diri! Lupakan diet, nikmati hidup dan manjakan perut saat traveling adalah moto yang saya pegang teguh hihihi 

OLEH-OLEH
Wisata di Pagaralam kami tutup dengan menyambangi toko Kirana yang terletak di Jalan Simpang Dusun Pagaralam untuk membeli oleh-oleh untuk orang rumah dan rekan dikantor. Teh hitam Pagaralam dan kopi adalah oleh-oleh wajib khas Pagaralam. Anda juga bisa dapatkan aneka t-shirt, gantungan kunci, aneka asesoris dan kudapan ringan disini. Toko Kirana ini lumayan lengkap dan harganya tidak terlalu mahal. Selesai berbelanja perjalanan kami lanjutkan ke Bengkulu dengan menggunakan jasa travel dari Pagaralam. Selamat tinggal Pagaralam, terimakasih untuk keramahan penduduknya dan keelokan alamnya. Rasanya seperti mimpi bisa tiba ditempat seindah ini. Kota dengan oksigen murninya yang sejuk dan nyaman, bikin enak makan, enak tidur dan lupa sama kerjaan. Entah kapan lagi saya bisa kembali kesana. Semoga lapangan udaranya bisa cepat terwujud ya, supaya kota Pagaralam semakin maju karena aksesnya semakin mudah untuk dijangkau. Semoga lain waktu saya bisa balek dusun lagi!


ki-ka: Ayu Nety, Emy, Ayu Neri dan saya
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih untuk sobat tercinta sekaligus travelmate Emy yang telah mengajak saya tinggal bersama sanak famili selama di Pagaralam. Bersama Ayu Nety, Ayu Neri dan Kaka Hendry saya mengenal kearifan lokal Pagaralam. Sebuah perjalanan bukan hanya untuk melihat keindahan semata, tetapi bagaimana kita mengenal, belajar dan menghargai kearifan setempat suatu daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar