My Favorite Travel Quotes

"The world is a book and those who do not travel read only one page - St. Augustine", "I have found out that there ain't no surer way to find out whether you like people or hate them than to travel with them - Mark Twain", "If the traveler can not find master or friend to go with him, let him travel alone rather than with a fool for company - Budha", "Traveling is about the journey not the destination - Anonymous", "Traveling brings love and power back to your life - Rumi".

Rabu, 04 Juli 2012

Mardi Grass ala Solo Batik Carnival


Kostum tema Meta 2
Musik Drum band dengan irama yang menghentak-hentak menandakan pagelaran Solo Batik Carnival ke 5 segera dibuka. Solo Batik Carnival yang digelar pada tanggal 30 Juni 2012 berhasil memukau para penonton yang sudah menunggu sejak pukul 5 sore di stadion Sri Wedari. Solo Batik Carnival ke 5 menggusung tema Metamorphosis dengan konsep outdoor parade dan indoor performance dengan harga tiket mulai dari Rp25,000 hingga Rp200,000. Acara ini didukung sekitar 250 orang warga Solo yang telah menjalani proses seleksi terlebih dahulu sebelumnya.

Metamorphosis yang dimaksud adalah perjalanan atau tahapan proses pembatikan yang dimulai dari pengerjaan awal yaitu pembuatan pola pada kain putih/mori, dilanjutkan pada proses pemberian malam pada motif-motif yang telah digambar, kemudian kain batik yang telah melalui proses pewarnaan dan terakhir proses penghilangan malam atau disebut juga pelorodan sehingga kain batik sudah benar-benar jadi.

Tema inilah yang diterapkan pada visual kostum dengan arahan dimensi geometrik. Disamping arahan bentuk dimensi, juga pada kostum diterapkan motif-motif dan warna (sogan) batik tradisi Surakarta/Solo agar keunikan batik Surakarta tetap menonjol. Tema tersebut diselaraskan pula dengan penerapan make-up, koreografi dan properti-properti pendukungnya.

Sore itu cuaca kota Solo sangat bersahabat. Angin sore berhembus semilir dibawah langit yang perlahan memerah menuju senja. Kota Solo hari itu terlihat sibuk mempersiapkan pertunjukan akbar tahunan yang selalu menyedot perhatian warga maupun turis. Dibuka tepat pukul 18.30wib dengan atraksi 2 barongsai yang memukau. Selesai pertunjukan barongsai, puluhan remaja melakukan tarian kolosal dengan kostum batik.

Selanjutnya berturut-turut peserta carnival dengan kostum sesuai tema berurutan berjalan mengitari lapangan sambil menari-nari.
Meta 1: Peserta dengan tema meta 1 menggunakan warna pendukung perak, putih, hitam dan abu-abu dengan payet dan asesoris menuju warna-warna perak, pink, putih, abu-abu, hitam, merah dll. Tentu saja unsur batik tetap dipertahankan.

Meta 2: Dengan tetap mempertahankan unsur batik, peserta mengggunakan warna pendukung kuning, emas, krem, coklat, tembaga dengan asesoris , permata dan payet menuju warna-warna hijau muda dan tua, emas, coklat, hijau toska, tembaga, kuning, oranye dll.

Kostum Meta 3
Meta 3: Menggunakan warna pendukung biru muda atau biru tua (pilih salah satu warna) dengan asesoris, payet dan permata menuju warna-warna biru, ungu, emas, kuning, tembaga dll.

Meta 4: Menggunakan warna pendukung biru muda atau biru tua (bisa dikombinasikan keduanya, sehingga membentuk gradasi warna dalam satu kostum) dengan asesoris, payet dan permata menuju warna-warna silver, emas, ungu, biru, putih, hijau toska dll. 

Selesai melakukan pementasan indoor selama hampir 1,5 jam, seluruh peserta carnival berparade disepanjang jalan Slamet Riyadi dengan rute start dari Stadion Sri Wedari dan berakhir di Balaikota Solo.

Suasana parade peserta carnival berlangsung meriah dan heboh, rasanya seperti berada di planet luar angkasa melihat aneka kostum yang luar biasa kreatif dan unik. Beberapa kostum bahkan dilengkapi dengan musik dan lampu yang berwarna-warni. Tidak kalah dengan parade Mardi Grass di Rio De Janeiro, Brazil. Ribuan penonton yang sudah menyemut disepanjang Jalan Slamet Riyadi berkesempatan untuk berfoto dengan para peserta Carnival yang terdiri dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Warga yang berbaur dengan turis terlihat sangat antusias setiap kali peserta carnival keluar dari Stadion. Putri Indonesia 2011, Maria Selena dengan menggunakan kostum berwarna putih ikut memeriahkan acara pawai tahun ini.

Salut untuk kota Solo yang berhasil mempertahankan konsistensi pagelaran Solo Batik Carnival setiap tahunnya. Semoga tahun depan Solo Batik Carnival akan lebih semarak dengan tata musik yang lebih baik, kostum yang lebih heboh dan tiket yang lebih bersahabat harganya. Pertahankan konsep parade di jalan agar warga dapat menikmati aksi kreasi seni warga Solo.

Senin, 04 Juni 2012

5 aktifitas wajib di Ho Chi Minh

Selain mengunjungi bangunan cantik bergaya Eropa klasik dan museum bersejarah, ada 5 hal yang wajib (diantara 307 hal wajib lainnya)  dilakukan oleh wisatawan di Vietnam. Menyaksikan pertunjukan wayang air "Water Puppet", mengendarai Cyclo atau becak khas Vietnam, Dinner Cruise, Tur Mekong dan menikmati Pho, mie kuah khas Vietnam.

Sejak awal merencanakan perjalanan ini, Dinner Cruise, Water Puppet dan menikmati Pho berada dalam top list itinerary.  Orang Vietnam mengatakan jika belum menonton water puppet, maka dikatakan belum mengunjungi Vietnam. Mengendarai Cyclo dan Tur Mekong adalah bonus luar biasa yang tidak direncanakan.

Mengambil paket 3 in 1 yang ditawarkan oleh hotel seharga 260,000vnd untuk 3 jenis kegiatan: Water Puppet, Cyclo riding dan Dinner Cruise.
                                                                                   
Wayangnya terendam air
Water Puppet
Menempati ranking urutan 95 dari 307 hal yang harus dilakukan di Ho Chi Minh versi Lonely Planet, Water Puppet Theater merupakan pertunjukan wayang yang sangat atraktif. Bertempat di Golden Dragon Water Puppet Theater, pertunjukan selama kurang lebih 60 menit ini dimulai pada pukul 18.30 waktu setempat (tidak ada perbedaan waktu antara Ho Chi Minh dan Jakarta). Yang membuat pertunjukan wayang golek ala Vietnam ini menjadi unik adalah wayangnya terendam dalam air. Entah bagaimana cara menjalankan wayang didalam air dengan gerakan yang cepat, berputar dan kadang akrobatik. Meskipun tidak semua penonton mengerti bahasa yang digunakan dalam cerita wayang, namun secara keseluruhan cerita wayang dapat dimengerti melalui gerakan wayang. Luar biasa....

Cyclo Riding
Ranking 113 dari 307 hal yang harus dilakukan oleh wisatawan di Ho Chi Minh versi lonely Planet. Berjalan-jalan malam hari dengan Cyclo atau becak khas Vietnam sangat mengasikan. Dibandingkan dengan becak Jakarta, di Vietnam becaknya lebih mungil. Agaknya becak Vietnam didesain hanya untuk 1 penumpang saja. 

Cyclo berputar-putar didalam kota. Melewati rute-rute yang menjadi tujuan para wisatawan seperti Ho Chi Minh City Hall, Saigon Opera House, Notre-Dame Cathedral, Saigon Central Pos Office, Reunification Palace, War Remnants Museum dan berakhir di dermaga tempat cruise bersandar.

Pemandangan cantik sepanjang cruise
Dinner Cruise
Jawara ranking 1 dari 307 hal yang harus dilakukan oleh wisatawan di Ho Chi Minh versi Lonely Planet. Makan malam diatas kapal sambil berlayar menyusuri sungai Saigon adalah hal yang paling romantis di Saigon atau Ho Chi Minh City. Sambil menikmati vietnamese cuisine para penumpang dihibur oleh tarian tradisional Vietnam yang dibawakan oleh dua gadis cantik. Sementara diluar, pemandangan kota Saigon dimalam hari terlihat cantik dari atas kapal. Perlahan kapal bergerak menyusuri sungai dan kembali lagi menuju dermaga. Rupanya dinner cruise ini merupakan daya tarik bagi para wisatawan. Hal ini terlihat dari banyaknya perahu-perahu yang berlayar malam itu membawa penumpang untuk makan malam diatas kapal. Berbagai jenis kapal lalu lalang berpapasan. Perjalanan dinner cruise ini memakan waktu kurang lebih 2 jam.

Menyusuri sungai Mekong
Mekong Tour
Menduduki ranking 18 dari 307 hal yang harus dilakukan oleh wisatawan di Ho Chi Minh versi Lonely Planet. Terinspirasi oleh film-film perang bersetting Vietnam dimana Sungai Mekong selalu menjadi tempat yang banyak digunakan dalam adegan cerita membuat rasa penasaran akan kebesaran nama sungai Mekong. Hotel menawarkan paket Mekong Tour seharga 345,000vnd. Paket ini sudah termasuk antar jemput dengan mini bus ber A/C (penting, mengingat suhu di Vietnam yang sangat panas), Tour Guide, boat trips, buah-buahan dan makan siang. Kegiatan ini menghabiskan waktu seharian dari pagi sampai sore hari.

Pengalaman tak terlupakan menyusuri Delta Mekong dimulai dengan perjalanan menuju My Tho yang ditempuh dengan jarak waktu kurang lebih 2 jam dari Ho Chi Minh City. Setibanya di My Tho, motor boat sudah menanti untuk menjelajah beberapa pulau yang berada di delta sungai Mekong. Pulau-pulau tersebut antara lain: pulau Dragon, pulau Unicorn, pulau Phoneix dan pulau Turtle. Perahu boat berhenti dipulau yang paling terkenal, pulau Unicorn. Pulau ini terkenal sebagai penghasil madu. Aktifitas yang dilakukan di pulau ini adalah mengunjungi peternakan lebah dan mencicipi madu langsung dari sarangnya, mencicipi beberapa minuman anggur, mencicipi buah-buahan lokal dan...berfoto dengan ular python!!

Dari pulau Unicorn, berperahu sampan (1 sampan untuk 5 orang) menyusuri delta sungai Mekong menuju provinsi Ben Tre. Melihat kehidupan penduduk lokal disepanjang delta sungai Mekong merupakan pengalaman yang menarik. Ini bagian yang paling tidak terlupakan. Menyusuri sungai dengan lebar tidak lebih dari 4 meter dengan pohon palem memayungi disisi kanan dan kiri sepanjang sungai. Gambaran yang selama ini dilihat hanya di film-film perang Vietnam benar-benar nyata, ada dihadapan. Terbayang saat perang, tentara Vietnam harus menyusuri sungai ini tanpa menggunakan perahu untuk menghindari musuh.

Tiba di provinsi Ben Tre untuk mengunjungi pabrik pembuat permen kelapa secara handmade. Di tempat ini aneka macam penganan dibuat dari bahan dasar kelapa. Ada manisan, permen, keripik hingga minuman wine/anggur dari bahan dasar kelapa. 

Dari tempat pembuatan permen kelapa, beberapa dokar/ gerobak kuda sudah menanti. Dengan mengendarai dokar, wisatawan diajak keluar masuk perkampungan di provinsi ini untuk menuju tempat makan siang yang terletak ditengah perkebunan. Selesai makan siang dengan menu ala Vietnam, disediakan sepeda bagi yang ingin berputar-putar disekitar perkebunan. Perjalanan pulang dari provinsi Ben Tre dilakukan dengan menumpang perahu boat kembali menyusuri sungai Mekong menuju My Tho. Perjalanan yang sangat menyenangkan, puas sekali menyusuri sungai Mekong berkali-kali dengan menggunakan perahu boat maupun perahu sampan.

Oya, selama keluar masuk perkampungan, tidak terlihat satu orangpun duduk-duduk/ berkumpul sambil merokok. Yang terlihat adalah beberapa orang berkumpul didepan rumah sambil minum kopi bersama. Wooww.. positif!

Salut untuk pemerintah Vietnam yang memberdayakan pengusaha industri rumahan bermitra dengan pariwisata untuk maju bersama. Sampan-sampan dan dokar-dokar yang digunakan semuanya dijalankan oleh penduduk setempat. 

Beef Pho, Resto Pho 2000
Pho
Salah satu makanan khas Vietnam yang terkenal adalah Pho (dibaca: Feu). Makanan sejenis mie dari tepung beras ini diolah dengan kuah berkaldu dengan irisan daging dan sayuran diatasnya. Jenis-jenis kuah kaldu yang tersedia antara lain sapi, ayam, babi dan seafood. Orang Vietnam sangat menyukai daun mint, hampir disetiap masakan daun mint selalu diikutsertakan. Pho berkuah kaldu yang gurih menjadi segar dengan paduan daun selada, kol, tauge dan mint.

Di kota Ho Chi Minh ada satu tempat yang sangat terkenal untuk menikmati Pho. Tempat ini menduduki ranking 11 dari 307 hal yang wajib dilakukan oleh wisatawan saat berada di Ho Chi Minh versi Lonely Planet. Restaurant Pho 2000 menjadi terkenal namanya karena pernah disinggahi oleh Presiden Bill Clinton saat berkunjung ke Ho Chi Minh. Jika beruntung, anda bisa mendapatkan meja dimana Bill Clinton duduk untuk menikmati Pho. Restaurant ini terletak disamping Ben Thanh market, tempat yang terkenal untuk belanja oleh-oleh Vietnam.



Saigon, “Paris Phuong Đông” (Paris di Timur)

Pusat kota ini terletak ditepi Sungai Saigon, 60 kilometer (37 mil) dari Laut Cina Selatan dan 1.760 kilometer (1.094 mil) selatan Hanoi. Ditaklukan oleh Perancis pada tahun 1859, kota ini banyak dipengaruhi oleh Perancis selama pendudukan kolonial mereka di Vietnam. Hal ini terlihat dari banyaknya sejumlah bangunan bergaya klasik barat di kota ini yang mencerminkan pengaruh tersebut. Begitu banyaknya pengaruh Eropa sehingga Saigon dijuluki "Mutiara dari Timur Jauh" (Hon Ngoc Vien  Đông) atau "Paris di Timur" (Paris Phuong Đông).


Pada tahun 1975, Saigon digabungkan dengan provinsi Gia Dinh dan diubah namanya menjadi Kota Ho Chi Minh (meskipun demikian nama Saigon masih sering digunakan). Pusat kota ini terletak ditepi sungai Saigon, 60km dari Laut China Selatan.

Kota Ho Chi Minh adalah pusat ekonomi terpenting di Vietnam. Sekitar 300,000 usaha termasuk banyak perusahaan besar terlibat dalam industri teknologi tinggi, elektronik, pemrosesan dan industri ringan, juga dalam bangunan, bahan bangunan dan produk pertanian.

Berikut ini bangunan-bangunan bersejarah yang wajib dikunjungi di Saigon (sekarang dikenal dengan nama Ho Chi Minh City) yang banyak dipengaruhi oleh arsitektur gaya Eropa neo-klasik.


Ho Chi Minh City Hall
Ho Chi Minh City Hall atau Hotel de Ville de Saigon (Ho Chi Minh City People's Committee Head Offfice) dibangun pada periode tahun 1902 – 1908 dengan gaya kolonial Perancis. Pada tahun 1975 dinamakan menjadi Ho Chi Minh City People's Committee. Sayangnya gedung yang terlihat cantik baik disiang maupun malam hari ini tidak dibuka baik untuk umum ataupun untuk turis. Sebuah patung terdapat di taman asri didepan bangunan ini. Pagi hari merupakan waktu yang terbaik untuk mengunjungi gedung ini. Udara sekitar masih bersih dari polusi dan taman tampak indah dengan sinar matahari yang hangat. Malam hari anda akan mendapatkan pemandangan yang berbeda lagi. Gedung ini tampak terlihat cantik dengan lampu penerangannya.



The Saigon Opera House (Municipal Theater, Ho Chi Minh)
Melangkah beberapa meter dari Ho Chi Minh City Hall, terdapat The Saigon Opera House yang dalam bahasa Vietnam Nhà hàt Lòn Thành phò Hò Chi Minh (Gedung Opera/ teater kota Ho CHi Minh). Gedung cantik ini dibangun pada tahun 1897 oleh arsitek Perancis Ferret Eugene. Dahulu tempat ini dikenal sebagai French Opera House, dimana gaya bangunannya sengaja dibuat mirip dengan gedung Opera Garnier di Paris dengan pilar-pilar ala Yunani, namun dalam skala yang lebih kecil.


Gedung berkapasitas 800 kursi ini sempat dipergunakan sebagai gedung Dewan Majelis Vietnam Selatan hingga tahun 1956. Fungsinya dikembalikan lagi sebagai gedung teater pada tahun 1975 dan mengalami perbaikan pada bagian depan di tahun 1998 dalam rangka perayaan 300 tahun berdirinya kota Saigon. Gedung ini tampak cantik dimalam hari dengan  tata cahaya lampunya.


Gereja Notre-Dame Cathedral Basilica
Gereja ini terletak di pusat kota yang termasuk distrik satu dan memiliki nama resmi Basilica of Our Lady of The Immaculate Conception. Gereja ini disebut juga Notre-Dame karena kemiripannya dengan Katedral yang terkenal di Paris.


Gereja Notre-Dame Cathedral Basilica dahulunya merupakan “Gereja Saigon”. Sebuah gereja kayu kecil yang dibangun pada jaman penjajahan Perancis di tahun 1863 diatas tanah sebuah Pagoda Vietnam yang terabaikan. Rayap pada akhirnya menghancurkan struktur bangunan, yang sebenarnya terlalu kecil juga untuk ukuran sebuah gereja. Seorang arsitek Perancis bernama J. Bourad memenangkan kontes untuk mendesain ulang Gereja Saigon dengan menonjolkan desain neo-roman dan memulai konstruksinya pada tangal 7 Oktober 1877.

Gereja Notre-Dame Cathedral yang saat ini berdiri di kota Ho Chi Minh diselesaikan pembangunannya pada hari Paskah di tahun 1880. Saat itu menara lonceng kembar belum ditambahkan sampai pada tahun 1895 bersamaan dengan enam lonceng tembaga. Pada tahun 1962 gereja ini dinaikan statusnya dari nama Gereja Saigon Chief Cathedral menjadi Gereja Notre-Dame Cathedral Basilica.

Gereja ini pernah menjadi pusat perhatian ketika pada bulan Oktober 2005 sebuah patung, Mary perawan suci yang berada didepan gereja konon meneteskan airmatanya. Fenomena ini menarik perhatian ribuan orang sehingga menimbulkan kemacetan luar biasa dikota. Namun demikian Gereja katolik di Vietnam secara resmi mengeluarkan pernyataan bahwa patung tersebut tidak pernah meneteskan airmata, walaupun fenomena tersebut diakui kebenarannya oleh banyak saksi mata.

Kecantikan Gereja ini menjadikan tempat favorit bagi para pasangan untuk melakukan foto pre-wedding maupun melangsungkan pernikahannya disini. Bentuk bangunan yang bergaya Eropa dengan dinding bata yang berwarna merah menjadikan bangunan ini terlihat klasik dan elegan. Gereja ini masuk dalam agenda wajib para turis yang berkunjung ke Ho Chi Minh City. Pagi hari merupakan waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat ini.

Kantor Pos Pusat Saigon
Bersebelahan dengan Gereja Notre-Dame Cathedral, anda akan menemukan sebuah bangunan yang sangat menarik baik eksterior maupun interiornya. Kantor Pos Pusat Saigon (dalam bahasa Vietnam: Bưu điện Thành phò Hò Chi Minh) adalah sebuah kantor pos di pusat kota Ho CHi Minh. Bangunan ini dibangun ketika Vietnam masih merupakan bagian dari Indochina Perancis pada awal abad 20. Gedung ini memiliki gaya arsitektur Gothic. Dirancang dan dibangun oleh arsitek terkenal Gustave Eiffel, gedung ini tampak serasi berdampingan dengan Gereja Notre-Dame. Kantor Pos Pusat Saigon juga termasuk dalam daftar gedung bersejarah yang wajib dikunjungi oleh wisatawan.

The White House of Saigon
Reunification Palace
Salah satu tempat yang wajib dikunjungi apabila berada di Saigon adalah Reunification Palace yang dalam bahasa Vietnam disebut Dinh Độc Lập. Dikenal sebagai Istana Kemerdekaan sebelum jatuhnya Saigon ke tangan komunis, Istana Reunifikasi dahulunya merupakan tempat kediaman dan pusat komando Jenderal Nguyen Van Thieu, Kepala Militer Junta yang menjadi berkuasa setelah Presiden Vietnam Selatan pertama tewas dibunuh.


Sebagai salah satu bangunan termegah di Saigon, gedung ini sering juga disebut "The White House of Saigon". Gedung ini terlihat anggun dengan halaman depannya yang luas dihiasi dengan air mancur. Istana ini dibangun pada saat pemerintah Vietnam Selatan berkuasa di Saigon pada awal tahun 1960an dan dirancang oleh arsitek Vietnam terkemuka Ngo Viet Thu. Disinilah tempat tinggal dan juga kantor Presiden Vietnam Selatan sampai tentara komunis Vietnam Utara akhirnya berhasil merebut istana ini pada tanggal 30 April 1975.


Dengan kemenangan Vietnam Utara, maka berakhirlah perang Vietnam dan tentara Amerika pun melarikan diri. Tanggal 30 April pun diperingati sebagai "The Fall of Saigon" dan menandai bersatunya kembali negara Vietnam. Tepat dihalaman istana terpajang dua buah tank yang digunakan oleh tentara Vietnam Utara untuk merubuhkan pintu gerbang istana ini. Untuk memperingati kejadian bersejarah itu, istana ini selanjutnya dijadikan museum dan disebut sebagai "Reunification Palace".


Bangunan yang memiliki 4 lantai dan 1 mezannine ini berisikan ruangan-ruangan yang dilengkapi dengan furniture antik berkualitas tinggi. Dari Sekian banyak ruangan, ada satu buah ruangan yang merupakan ruangan terbaik di istana ini. Ruangan untuk menerima tamu negara. Ruangan ini menjadi istimewa karena salah satu dindingnya dilukis tangan full dari atas hingga bawah. Dilengkapi dengan karpet tebal dan furniture sofa dengan upholstery putih menjadikan ruangan ini terlihat mewah dan elegan. Ruangan lainnya adalah ruangan pertemuan, ruan makan lengkap dengan dinning setnya, ruang bioskop, ruang bermain kartu, kamar tidur lengkap dengan furniturenya, perpustakaan dan ruang dansa berada dilantai paling atas.


Alamat Museum: 135 Nam Ky Khoi Nghia Street, Distric 1
Jam kunjungan Museum: 07.30 s/d 16.00, tutup untuk istirahat jam 11.00 s/d 13.00
Harga tiket: 30,000vnd, untuk naik touring car keliling istana dikenakan biaya tambahan 10,000vnd.
                                                                                       
Dibalik tembok batu ini tersimpan kekejaman perang Vietnam
War Remnants Museum
Museum ini disebut War Remnants Museum yang dalam bahasa Vietnam Bo tng chưng tich  chiện tranh. Terletak di distrik no 3 di kota Ho Chi Minh, museum ini pertama kali dibuka pada September 1975 sebagai bahan propaganda pemerintah komunis dan karenanya disebut sebagai  "The House for Displaying War Crimes of American Imperialism and the Puppet Government". Yang dimaksud dengan pemerintah boneka, tentu saja pemerintah Vietnam Selatan. Museum ini sempat berganti nama menjadi "Museum of American War Crimes", lalu "War Crimes Museum". Namun perubahan politik dan juga pemerintah Vietnam yang sudah lebih terbuka, nama museum ini akhirnya diubah menjadi War Remnants Museum hingga saat ini.


Konon selama perang Vietnam, 3 juta orang diklaim tewas (2 juta orang diantaranya adalah rakyat sipil), 2 juta orang menderita luka-luka dan 300,000 orang dilaporkan hilang. Ahh, perang...dimana-mana hanya menimbulkan duka dan penderitaan bagi rakyat.


Pada halaman luar museum, terdapat sebuah bangunan yang diberi nama "Tiger Cages" atau dalam bahasa Vietnam disebut Chung Cọp. Bangunan ini merupakan sel khusus dari penjara Con Dao. Didalam bangunan ini terdapat berbagai jenis alat-alat eksekusi bagi tahanan yang sangat mengerikan. Pada bagian lain, terdapat dua buah kurungan dari kawat berduri. Satu kurungan berukuran 2x1 meter dengan tinggi kurang lebih 50cm untuk diisi 4 - 6 orang tahanan. Kurungan lainnya berukuran sama dengan tinggi kurang lebih 60cm untuk diisi hingga 8 orang tahanan. Bagian lain dari sel berisikan foto-foto tahanan dengan kondisi fisik yang sangat mengerikan. Jujur saja, saya kurang nyaman berada disini. Aura kesakitan terpancar dari foto-foto yang terpajang.


Alamat Museum: Vo van Tan 28 street, Distric 3
Jam kunjungan Museum: 07.30 s/d 16.00, tutup untuk istirahat jam 11.00 s/d 13.00
Harga tiket masuk: 15,000vnd





Ho Chi Minh Museum
Museum Ho Chi Minh
Menempati sebuah gedung tua yang fisebut "Dragon House". Pada tahun 1863, Dragon House merupakan kantor pabean yang berlokasi tidak jauh dari Sungai Saigon.


Museum ini merupakan gallery foto-foto perjalanan hidup dari Ho Chi Minh yang terlahir dengan nama Nguyen Sinh Chung dan dikenal juga dengan nama Nguyen That Thanh. Nama Ho Chi Minh sendiri memiliki arti "Ho Sang Pencerah". Ho Chi Minh merupakan sahabat dekat Presiden Soekarno semasa hidupnya aktif berjuang untuk mengusir penjajah dari Vietnam dan berusaha mempersatukan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.


Museum ini juga menampilkan benda-benda pribadi Ho Chi Minh seperti baju, sandal, kartu ucapan, surat dan lain sebagainya. Beberapa patung Ho Chi Minh tampak menghiasi ruangan baik dilantai 1 maupun lantai 2. Terdapat pula foto-foto orangtua dan saudara dari Ho Chi Minh. Diluar gedung museum, terdapat taman yang asri dengan patung Ho Chi Minh berdiri tegak.


Alamat Museum: Nguyen Tat Thanh 1 street, Distric 4
Jam kunjungan Museum: 07.30 s/d 16.30 tutup untuk istirahat jam 11.00 s/d 13.00
Harga tiket masuk: 10,000vnd



Selasa, 22 Mei 2012

Romantisnya Ramayana dan Kecak di Pura Uluwatu

Kecak & epos Ramayana
Tari Kecak dalah sejenis tarian Bali yang paling unik karena tidak diiringi oleh alunan alat musik/ gamelan apapun. Tarian ini hanya diiringi dengan suara sekitar 70 orang pria dewasa.Tari ini berasal dari tarian sakral (Sang Hyang). Pada tari Sang Hyang seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para dewa atau leluhur dapat menyampaikan sabdanya. Mulai tahun 1930an epos Ramayana mulai disisipkan kedalam tari Kecak.

Epos Ramayana sendiri menceritakan tentang kejahatan Dewi Kakayi, ibu tiri dari Sri Rama, putra mahkota yang syah dari kerajaan Ayodya yang diasingkan dari istana oleh ayahandanya yaitu Sang Prabu Dasarata. Dengan ditemani adik laki-lakinya, Lesmana serta istrinya Dewi Shinta, Sri Rama pergi ke hutan Dandaka. Kehadiran mereka di hutan Dandaka diketahui oleh Prabu Dasamuka atau Rahwana seorang raja yang kejam. Rahwana terpikat oleh kecantikan Dewi Shinta dan berupaya menculiknya. Dengan dibantu oleh Marica yang menjelma menjadi kijang emas yang cantik dan lincah, Rahwana berhasil memisahkan Sri Rama,Lesmana dan Dewi Shinta. Rahwana dapat menculik Dewi Shinta dan membawanya kabur ke kerajaannya, Alengka Pura. Atas bantuan kera putih Hanoman beserta bala tentaranya, berhasil mengalahkan bala tentara Rahwana yang dipimpin oleh Megananda, putra Rahwana. Akhirnya Sri Rama dapat merebut kembali istrinya.

Tarian Kecak dengan epos Ramayana ini bisa anda saksikan di Pura Uluwatu. Perpaduan keindahan matahari terbenam dan tarian menghasilkan romantisme yang luar biasa. Pastikan anda tiba 1 jam sebelum tarian dimulai untuk menikmati keindahan senja bergerak menuju malam. Keindahannya tidak cukup dituangkan melalui tulisan, harus dirasakan. Secara langsung. Ini adalah kali kedua saya menonton di Pura Uluwatu, tidak menolak jika menyaksikan lagi dikemudian hari. Pesan moral buat yang single agar membawa sahabat atau rekan. Agak menyedihkan juga sih datang ke tempat ini buat para singlers, karena akan banyak pemandangan para pasangan yang bermesraan ditemani semburat senja yang indah. Tutup mata atau sibukan diri dengan memotret sunset saran saya. Buat yang berpasangan, silahkan pamer kemesraan karena memang disini tempat yang super romantis.

Minggu, 20 Mei 2012

Menengok Sejarah Jakarta di Museum Fatahillah


Gedung yang penuh sejarah

Museum yang terletak di jalan Fatahillah no 2 Jakarta Pusat ini dahulunya merupakan bekas bangunan balaikota yang dibangun pada tahun 1707 - 1710 atas perintah Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan abad 17 bergaya Neo Klasik ini berdiri diatas lahan seluas +/-1,300m. Museum Fatahillah memuat banyak benda-benda bersejarah mulai dari replika prasasti batu tapak, kendaraan tradisional becak, mebel-mebel antik, baju pengantin tradisional betawi hingga meriam fenomenal si Jagur yang konon memiliki kekuatan magis. Secara keseluruhan museum Fatahillah menceritakan sejarah kota Jakarta. Nama Fatahillah sendiri diambil dari nama seorang Panglima pendiri kota Jakarta yang dahulu bernama Jayakarta dan berubah menjadi Batavia dan kembali berubah menjadi Jakarta.

Gedung Museum Fatahilah dulunya merupakan gedung balai kota kedua. Selain digunakan sebagai stadhuis, gedung ini juga digunakan sebagai "Raad van Justitie" (dewan pengadilan). Hingga akhirnya berubah fungsi menjadi Museum Fatahillah pada tanggal 30 Maret 1974 diresmikan oleh Ali Sadikin, Gubernur Jakarta pada masa itu.
Begini cara hukum ala Kolonial. Hukum pancung!
Berada satu ruangan dengan meriam si Jagur, terdapat diorama proses hukum pancung yang jaman dahulu masih diberlakukan. Tampak 2 buah patung terdakwa dengan menggunakan tutup kepala hitam dan 1 buah patung petugas eksekusi berseragam lengkap dengan pedang di pinggang. Ngilu rasanya membayangkan jaman dahulu kala hukum pancung dilakukan dihadapan masyarakat banyak. Untunglah dijaman sekarang ini hukum pancung sudah ditiadakan. Kebayang gak sih, kalau ternyata ada kesalahan dalam memberikan hukuman, dan si terdakwa salah hukum sudah keburu dipancung? 

Meriam si Jagur
Museum Fatahilah terdiri dari 2 lantai dan 1 ruang bawah tanah. Lantai pertama berisi beberapa benda bersejarah, diorama, kendaraan tradisional dan sedikit furniture antik. Lantai 2 lebih banyak memuat furniture-furniture antik mulai dari tempat tidur, box bayi, lemari pajang, lukisan, meja rapat lengkap dengan kursi-kursinya. Dari balkon lantai 2 pengunjung dapat menikmati pemandangan sekitar Museum Fatahilah. Tepat diseberang museum terdapat kafe Batavia yang memiliki nuansa kolonial tempo dulu. Beberapa meter dari Kafe Batavia terdapat museum Wayang disebelah kiri, sementara di sebelah kanan terdapat bangunan kantor pos pusat kota Jakarta. Bagian ruang bawah tanah dahulu digunakan sebagai penjara. Sampai saat ini pengunjung masih dapat melihat bola-bola besi lengkap dengan rantainya yang biasa digunakan untuk merantai kaki para tahanan. Boleh percaya atau tidak, suasana di ruang bawah tanah masih terasa sekali horornya. Salut buat pengunjung yang berani mengambil paket wisata museum dimalam hari.



Tepat dibawah tangga adalah penjara bawah tanah


Saat ini museum Fatahillah tidak hanya sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, namun wisatawan lokal mulai ikut melirik museum ini. Dihalaman depan museum, banyak terdapat penyewaan sepeda lengkap dengan topi gaya noni Belanda. Kalau enggan bersepeda, sah-sah aja menyewa sepeda dan topi hanya untuk berfoto. Gedung-gedung tua disekitar museum mendukung tema old colonial semakin kuat terlihat. Eh banyak juga lho yang buat foto pre wedding disini.

Saat ini pada malam hari, halaman depan museum Fatahillah berubah menjadi pasar malam bagi para pedagang kaki lima. Aneka barang dipasarkan disini mulai dari pernak pernik, tas, baju, sepatu dan lain-lain. Tak ketinggalan aneka sepeda kumbang lengkap dengan topi ala noni Belanda menunggu para pengunjung untuk berpose.

Museum Fatahillah buka setiap hari Selasa s/d Minggu jam 09.00wib s/d 15.00wib dengan harga tiket masuk Rp2,000/orang dewasa dan Rp600/anak. Hari Senin dan hari besar museum Fatahillah tidak dibuka. Yuk, kita mengenal kota Jakarta lebih jauh lagi dengan berkunjung ke museum Fatahillah. Jakarta bukan hanya milik orang Betawi saja, tapi kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia. Setuju kan mpok dan abang? :)



Mengenal Batik Bali di Popiler Batik Factory

Terletak di Jalan Tohpati, Denpasar Bali tempat ini sepintas tampak seperti rumah tua biasa. Memasuki halaman rumah, tampak beberapa wisatawan asing turun dari mobil van. Dihalaman samping rumah yang disulap menjadi workshop, tampak tiga orang wanita paruh baya sedang membatik dengan menggunakan canting dan malam. Wisatawan asing dengan antusias memperhatikan setiap gerakan jari mereka yang lincah menorehkan malam diatas kain mori.

Selain batik tulis, Popiler juga menyediakan batik cap. Tampak didinding beberapa alat cap batik berjejer dengan rapih. Disini saya baru mengerti perbedaan antara batik tulis dan batik cap. Rupanya batik tulis itu memiliki motif yang besar-besar sedangkan batik cap memiliki motif yang lebih kecil dan berpola sejajar. Senangnya, bertambah lagi pengetahuan tentang batik :).

Dibagian dalam rumah merupakan gallery produk batik siap pakai berupa kain tenun, kain batik, aneka perangkat rumah hingga busana anak sampai dewasa. Batik tulis dihargai paling murah sekitar 700ribuan. Harga itu mungkin dirasakan tinggi jika dibandingkan dengan batik massal produksi pabrik. Namun harga tersebut pantas diberikan untuk sebuah maha karya yang dilakukan secara manual dengan penuh ketekunan dan ketelitian. Bagi saya memiliki selembar kain batik tulis jauh lebih berharga dibandingkan memiliki gadget terbaru. Gimana dengan kamu? :)



Jumat, 18 Mei 2012

Itinerary, penting ya?? *Bangeeedd*

Kebiasaan saya membuat rencana perjalanan atau itinerary sebelum melakukan perjalanan wisata menimbulkan pertanyaan buat salah seorang teman. Kenapa sih harus bikin itinerary, penting ya? IYA, buat saya itu penting banget. Sebelum berwisata ke suatu negara/kota biasanya saya mencari informasi selengkap-lengkapnya mengenai obyek wisata, hotel, rumah makan, public transport, cuaca, mata uang, tempat belanja dan lain sebagainya. Rasanya saya gak pede kalau bepergian tanpa itinerary ditangan. Biasanya itinerary yang saya buat dibuat secara rinci dari jam ke jam selama kegiatan berlangsung. 

Tapi yang namanya rencana, boleh aja dong berubah pada saat pelaksanaannya. Itinerary itu gak kaku harus bener-bener diikuti. Intinya memberikan panduan mau kemana dan ngapain. Contohnya nih ya, waktu trip ke Yogyakarta bulan Februari lalu, tiba-tiba aja teman saya menginformasikan adanya pertunjukan kabaret. Jadwal di itinerary saya waktu itu adalah menonton Ramayana Ballet di Pura Wisata. Karena saya sudah pernah melihat Ramayana Ballet di Prambanan maka saya memutuskan untuk mengganti dengan pertunjukan kabaret. Gak menyesal karena pertunjukan kabaretnya keren banget.

Pernah juga kesuatu tempat wisata, saya lupa memperhitungkan faktor cuaca. Akibatnya perjalanan jadi gak maksimal karena hujan turun terus menerus. Bete banget...secara untuk ke tempat itu saya harus menempuh perjalanan darat 10jam sajah!! bayangkan, gimana pegel dan tersiksanya pinggang ini. 

Contoh lainnya saat punya kesempatan ke suatu negara tahun lalu, asli saya gak persiapan banget. Diluar kebiasaan saya tidak melakukan browsing-browsing info tempat wisata dan sebagainya, ngandelin teman perjalanan yang sudah pernah kesana sebelumnya. Hasilnya? dari sekian banyak tempat wisata yang ada hanya beberapa tempat bersejarah dan sebuah kota disana yang sempat disinggahi. Nyeselnya gak ketulungan....! padahal saya jatuh hati banget sama kota itu. Alhasil karena keingetan terus, daripada galau berkepanjangan kemudian stres dan depresi (ok, ini agak berlebihan) akhir November ini saya memutuskan untuk kembali lagi kesana. Kali ini itinerary sudah ditangan, full dari jam 7 pagi sampai jam 12 malam setiap harinya hihihihi.... ogah rugi dong!

Salah seorang travel mate mengakui paling seneng kalau bepergian bersama saya. Dia udah gak usah pusing soal mau kemana, nginap dimana, makan dimana dan naik apa. Semua udah beres. Untungnya kami satu selera dalam hal bepergian ini jadi gak terlalu repot juga buat itinerarynya. Saking fasihnya saya membuat itinerary dari jam ke jam, pernah ada yang menyangka saya sudah berkunjung ke tempat itu sebelumnya. Padahal sih saya cuma berkunjung lewat internet hehehhee....jaman sekarang kan sudah canggih, info apapun bisa kita dapatkan dengan rajin browsing informasi yang diinginkan.

Cara membuat itinerary itu sebetulnya mudah. Cukup tentukan kota yang ingin dituju. Setelah itu gunakan search engine semisal google atau yahoo. Paling sering sih saya pakai google. Setelah mendapatkan beberapa referensi link, mulailah berburu artikel tempat wisata yang ada dikota tujuan. Banyak membaca review dari traveler lain akan sangat membantu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat itinerary adalah: lokasi obyek wisata, jarak antar obyek wisata, jam buka/tutup, harga tiket masuk, aturan berbusana, cuaca setempat, transportasi, nilai tukar mata uang, wisata khas setempat. Ohya jangan lupa cek kalender wisata kota tujuan, siapa tau saat berkunjung bertepatan dengan festival tahunan kota tersebut. Hal penting lainnya adalah membawa peta dan kamus bahasa setempat atau catat kalimat-kalimat sederhana seperti terimakasih, maaf, selamat pagi dll. Ini berguna banget saat berkunjung ke suatu tempat dimana bahasa Inggris yang diklaim sebagai bahasa universal ternyata tidak menolong. Soalnya udah pernah kejadian. Mau minta baju yang sudah selesai di laundry aja sampe 1 jam lamanya. Segala bahasa isyarat sudah dikerahkan dan gak menolong juga! cukup bikin kapok :p

Sekarang udah paham ya pentingnya itinerary. Selamat memulai rincian perjalanan ya!




Senin, 19 Maret 2012

Keindahan Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu
Pembangunan museum Ullen Sentalu dirintis tahun 1994 dan diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997 oleh KGPAA Pakualam VIII. Museum Ullen Sentalu terletak dikawasan wisata Kaliurang tepatnya didalam Taman Kaswargan, Jl. Boyong Kaliurang, Sleman Yogyakarta. Museum ini merupakan salah satu museum terbaik yang ada di kota Yogyakarta. Berada didalam museum Ullen Sentalu rasanya seperti terlempar puluhan tahun bahkan ratusan tahun kebelakang. Suasana didalam museum yang temaram dan hening menciptakan aura magis tersendiri saat berada disana.

Museum ini terbagi menjadi beberapa bagian. Setiap pengunjung akan diantarkan khusus oleh seorang petugas yang akan membawa tamu menjelajah dan memberikan penjelasan tentang isi museum. Sayangnya pihak pengelola museum melarang tamu untuk berfoto didalam museum kecuali bagian luar dan taman. Sayang banget yaaa.. jadi saya gak punya foto-foto yang memadai untuk memperlihatkan keindahan museum ini.

Ruang pertama museum Ullen Sentalu adalah ruang selamat datang sebagai tempat menyambut tamu. Dibagian ruangan ini terdapat banner yang berisikan latar belakang pendirian museum dan arca Dewi Sri yang melambangkan kesuburan.

Ruang kedua adalah ruang seni tari dan gamelan. Disini terdapat beberapa alat musik tradisional yang digunakan untuk berbagai acara di keraton. Pada salah satu dinding terdapat lukisan putri keraton yang menggunakan busana tarian tradisional Jawa Tengah. Konon sang putri pernah membawakan tarian ini sebagai hadiah ulang tahun untuk Ratu Inggris. Sang putri menari di istana Inggris, sementara musiknya ditabuhkan di Indonesia dan dikirimkan melalui sistem telefon. Mungkin jaman sekarang ini yang disebut streaming ya? waaah hebat bangeett deh jaman dulu udah maju juga ternyata teknologinya. 

Ruang ketiga adalah Guwa Sela Giri yang merupakan gallery lukisan para tokoh dari empat keraton dinasti Mataram. Selain lukisan, juga terdapat foto-foto hitam putih para anggota keluarga keraton. Ada yang unik diruangan ini. Salah satu lukisan dibuat dalam bentuk tiga dimensi pada bagian mata dan ujung sepatu. Jadi kemanapun kita melangkah, mata sang tokoh yang dilukis dan ujung sepatunya seakan mengarah kepada kita. Lumayan bikin merinding deh hehehee...

Ruangan keempat adalah Kampung Kambang. Bangunan unik diatas air yang memuat lima buah ruang pamer.
1. Ruang syair untuk Tineke. Ini ruangan yang paling saya suka diantara ruangan lainnya. Berisikan syair-syair dan surat-surat yang dituliskan oleh kerabat dan teman-teman GRAj Koes Sapariyam atau yang akrab dipanggil Tineke. Dari syair-syair yang dituliskan tercermin tingginya kepekaan puteri-puteri keraton terhadap seni sastra
2. Royal Room Ratu Mas. Ruangan ini khusus dipersembahkan bagi Ratu Mas, permaisuri dari Sunan Pakubuwana X. Ruangan ini berisikan lukisan sang Ratu, foto-foto sang Ratu bersama keluarga dan pernak-pernik lainnya.
3. Ruang batik Vorstendlanden. Menampilkan koleksi batik Sultan Hamengkubuwono VII hingga Sultan Hamengkubuwono VIII dan Sunan Pakubuwana X hingga Sunan Pakubuwana XII dari Surakarta. Disini saya baru mengerti perbedaan corak dan warna batik gaya Yogyakarta dan Surakarta. Batik Yogyakarta umumnya berwarna lebih terang dan bercorak besar, sementara batik Surakarta berwarna kalem dan memiliki corak lebih kecil. Selalu ada pengetahuan baru yang saya dapatkan saat jalan-jalan, seneng!!
4. Ruang batik Pesisiran. Menampilkan keindahan motif bordiran tangan kebaya-kebaya yang dikenakan oleh kaum peranakan mulai jaman Hamengkubuwono VII beserta kain-kain batik dengan corak yang lebih berwarna.
5. Ruang putri dambaan. Ruangan ini bisa dikatakan sebagai gallery perjalanan hidup GRAy Siti Nurul Kusumawardhani putri tunggal Mangkunegara VII dengan permaisuri GKR Timur. Ruangan ini diresmikan sendiri oleh beliau pada ulang tahunnya yang ke 81 tahun 2002 silam. Satu hal yang membuat saya kagum, selain wajahnya yang cantik beliau terkenal sangat cerdas dan mempunyai pendirian yang teguh soal anti poligami. Putri Nurul juga dikenal pandai berkuda. Cantik, cerdas, sporty...hmmmm siapa juga yaa pangeran yang gak kepincut sama puteri seperti itu.

Ruang kelima adalah Sasana Sekar Bawana yang berisikan lukisan Raja Mataram, lukisan dan patung dengan tata rias pengantin gaya Yogyakarta dan Surakarta.

Di akhir perjalanan saya mendapat suguhan istimewa minuman spesial yang resepnya didapat dari Gusti Kanjeng Ratoe Mas. Konon katanya minuman ini berkhasiat untuk kesehatan dan awet muda! oya museum ini juga menjadi tempat sarana anak-anak untuk berlatih tarian tradisional. Saya beruntung, sore itu sempat menyaksikan beberapa gadis belia sedang mengajarkan tarian tradisional kepada anak-anak kecil. Hmmmm...senaang deh melihat bahwa generasi muda masih mengapresiasi dan melestarikan seni budaya bangsa sendiri. Two thumbs up!

Kalau ada kesempatan ke Yogyakarta, sudah pasti museum Ullen Sentalu akan masuk dalam agenda kegiatan saya. Museum ini buka setiap hari kecuali Senin dari pukul 09.00wib sampai dengan 16.00wib. harga tiket masuk Rp25,000 untuk wisatawan lokal dan USD5,00 untuk wisatawan asing. Yuuk kunjungi museum Ullen Sentalu untuk menambah pengetahuan kalian tentang sejarah dan budaya bangsa Indonesia, khususnya Yogyakarta.


Rabu, 14 Maret 2012

Air Terjun Sri Gethuk dan Gua Rancang Kencana

Air terjun Sri Gethuk/ Slempret
 Sejak dari Bogor saya merencanakan untuk mengunjungi air terjun Sri Gethuk atau disebut juga air terjun Slempret yang terletak di daerah Playen, Kab. Gunung Kidul sekitar 40km dari pusat kota Yogyakarta. Ternyata didekat lokasi air terjun Sri Gethuk ada obyek wisata gua Rancang Kencana. Tiket masuknya sudah menjadi satu paket. Waah....ini bonus kejutan buat saya.

Dinamai Air Terjun Sri Gethuk atau Sri Ketuk karena menurut kepercayaan masyarakat setempat pada masa lalu, sering terdengar suara gamelan, yang diyakini milik raja jin Slempret yang bernama Angga Mendura. Konon, keberadaan air terjun ini merupakan lokasi pasar jin. Di malam-malam tertentu, masyarakat sering mendengar bunyi-bunyian seperti slompret dari arah air terjun itu. Tapi jika suara itu didekati, suara tersebut akan menghilang. Makanya masyarakat menyebutnya Air Terjun Slempret. 

Lokasi menuju air terjun Sri Gethuk cukup unik. Pengunjung harus menyusuri sungai dengan perahu motor. Perjalanan menyusuri sungai serasa berpetualang di alam bebas. Saya jadi teringat film Anaconda menyusuri sungai lebar dengan perahu. Diam-diam saya juga berdoa dalam hati semoga tidak bertemu buaya atau ular ditengah jalan nanti. Perahu sesekali merapat ke salah satu dinding tebing agar pengunjung bisa menikmati keindahan alam sekitarnya. Sejauh mata memandang hanya hijaunya pepohonan. Kombinasi yang asri dengan air sungai yang tenang. Saya sangat menikmati perjalanan menyusuri sungai menuju air terjun Sri Gethuk.

Air terjun Sri Gethuk sendiri terdiri dari tiga buah air terjun meluncur berjejeran dengan batu-batuan besar dibawahnya. Untuk mencapai lokasi persis dibawah air terjun, kita harus menaiki tebing terjal dan licin. Saran saya kalau kesana sebaiknya pakai sepatu yang kets atau sepatu yang tidak licin agar tidak tergelincir. 

Selesai menikmati indahnya air terjun Sri Gethuk, saya bergegas menuju gua Rancang Kencana yang memiliki keindahan tebing dengan ketinggian sampai dengan 50 meter. Gerbang masuk menuju gua ditandai dengan 2 buah batu besar dikanan dan kiri. Sekitar 30 meter dari tumpukan batu itu tampak menjulang tinggi sebuah pohon Klumpit (Terminalia Edulis) yang cukup besar dan rindang. Melihat dari bentuk dan besarnya ukuran pohon klumpit dengan bentuk akarnya yang sangat kokoh itu tentu usianya sudah mencapai ratusan tahun. Tepat dibawah pohon barulah tampak lubang yang sangat besar dengan tangga yang sudah disemen untuk masuk dan turun kedalam gua. Rimbunnya tanaman menjadikan lokasi gua Rancang Kencana tampak asri dan sejuk, namum temaramnya sinar matahari yang masuk kedalam gua membuat suasana didalam dan sekitar gua terasa nuansa mistis.

Gua Rancang Kencana
Didepan gua tampak beberapa anak kecil menyewakan senter untuk masuk kedalam lubang gua. Suasana gua yang auranya bikin bulu kuduk berdiri, membuat saya menolak manis tawaran untuk masuk kedalam lorong gua. Lagipula lorongnya sempit sekali. Saya agak phobia dengan tempat gelap dan sempit (a.k.a takut). Sempat ngobrol-ngobrol dengan bocah-bocah penjaja senter. Duuh mereka masih lugu-lugu bener... gak kenal apa itu facebook! hihihi beda bener sama anak-anak kota yang sudah sampai taraf diculik gara-gara facebookan (lhaa jadi nglantur). Anyway, buat pecinta fotografi, gua ini bagus banget untuk dijadikan lokasi pemotretan. Hasil foto-foto di gua ini terlihat artistik dan natural. 

Romantisnya Indische Koffie, Yogyakarta

Suasana romantis
Sewaktu saya ke Yogya secara tidak sengaja menemukan kafe baru bergaya kolonial ini. Sejak saat itu saya jatuh cinta dengan tempat ini.

Indische Koffie, resto yang hadir dengan citarasa warisan budaya. Resto yang terletak didalam Benteng Fort Vredeburg, Yogyakarta mengusung konsep klasik elegan yang terinspirasi gaya tempo dulu.

Kafe yang terletak didalam benteng Vredeburg ini baru beroperasi dua bulan terakhir. Berada didalam kafe ini serasa terbawa ke masa lalu. Bagian dalam kafe ini beragaya tempo dulu dengan banyak menggunakan furniture kayu. Pada bagian dinding terdapat beberapa foto-foto lama berwarna hitam putih. Piano hitam yang terletak didekat meja bar membuat makan malam terasa lebih romantis.

Menurut Asisten Chef, Apri, Indische Mixed Rice adalah menu utama andalan dari Indische Koffie. Menu ini terdiri atas tiga jenis nasi (nasi kuning, merah dan putih) dilengkapi dengan potongan daging empal, ayam goreng dan tiga jenis sate (sate ayam, sapi dan kambing). Sebagai hidangan penutup, Chef merekomendasikan Ontbijkoek Pudding. Kue Ontbijkoek yang berbalut agar-agar susu disiram dengan vla dan taburan gula palem. Irisan buah strawberry, kiwi dan daun mint menambah cantik penampilan puding ini. 

Untuk minuman tepat rasanya untuk merekomendasikan Gypsi Temple dan Kiwi Frizz. Malam itu saya mencoba Ontbijkoek Pudding, Calamary dan secangkir Indische Chocolate yang terbuat dari campuran cokalt Swiss dan coklat putih yang rasa coklatnya lembut membelai lidah. Harga yang dibandrol untuk makanan disini berkisar dari Rp16,000 - Rp110,000. Untuk minuman mulai dari Rp5,000 - Rp26,000. 

Dibagian outdoor, pengunjung kafe juga dapat bersantai dihalaman ataupun selasar. kafe ini juga dilengkapi dengan koneksi Wifi, pas banget kan untuk bersantai-santai sambil mengakses internet. Informasi yang saya dapat, rencananya kafe ini baru akan melakukan Grand Opening di bulan April. Indische Koffie buka setiap hari dari Senin hingga Jumat pukul 08.00wib - 22.00wib. 

Semoga seiring bertambahnya jumlah pengunjung, kafe ini buka lebih lama lagi di akhir pekan. Kalau Anda berkunjung ke Yogyakarta, mampir ke kafe Indische Koffie tidak akan merugikan.

Tulisan ini dimuat di detikTravel tanggal 23 Februari 2012

Hebohnya Cabaret Show di Jogja

ini siapa yaaa..?
Diam-diam kota Yogya yang penuh dengan seni dan sejarah budaya ini mempunyai potensi lain, seperti pertunjukan Kabaret. Tidak banyak orang yang tahu bahwa di Yogya juga ada show yang unik ini. Orang lebih banyak mengenal Thailand sebagai negara dengan pertunjukan Kabaretnya yang terkenal. Ternyata, bukan hanya Thailand sekarang Yogyakarta juga memiliki pertunjukan Kabaret yang dikemas dengan apik.

Kabaret show di Yogyakarta baru ada setahun terakhir ini, tidak heran bila banyak yang belum mengetahui pertunjukan ini bahkan yang tinggal di Yogya sekalipun. Pertunjukan yang berdurasi satu setengah jam ini mampu membius penontonnya dan membuat suasana meriah dengan aksi-aksi panggung yang heboh.

Pengisi acara berhasil membawakan lebih dari dua puluh lagu secara lip sync dengan sangat apik. Penampilan mereka makin sempurna dengan tata busana, riasan wajah dan rambut seperti artis aslinya. Dan, suasana semakin meriah saat para pemain kabaret beraksi diatas panggung bergaya bak sang artis dan menggoda para penonton. Malam itu pertunjukan dibuka oleh pemain yang menirukan gaya Ayu Ting-ting lengkap dengan para sexy dancer-nya. Setelah itu berturut-turut berbagai artis mancanegara tiruan turun ke panggung. Mulai dari Rihana, Shania Twain, Lady Gaga, Whitney Houston, Shakira, J-Lo, Jessica Simpson, dan masih banyak lagi. Suasana menjadi heboh saat maroon5 dan Chirstina Aquilera imitasi membawakan lagu Moves Like Jagger. Sang cowok yang bertelanjang dada memamerkan dada bidang dan perut six pack-nya membuat penonton berteriak histeris. Sebagian besar penonton (termasuk saya) ikut menggoyangkan tubuh dan bernyanyi. Senang sekali menemukan sesuatu yang baru dan berbeda di kota Yogya.

Ini bukan sekedar pertunjukan biasa, melainkan suatu karya seni dari anak-anak muda Yogyakarta yang memiliki bakat seni luar biasa. Untuk yang berencana berlibur ke kota Yogyakarta, menonton pertunjukan Kabaret bisa menjadi agenda yang wajib untuk anda saksikan. Pertunjukan diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu pukul 19.00wib sampai dengan 20.30wib di toko batik Mirota lantai 3, Jl. Marlioboro, Yogyakarta. Usai pertunjukan anda juga dapat berfoto bersama para pemain kabaretnya lho. Jadi, tunggu apa lagi, segera rencanakan berlibur ke Yogya dan jangan lewatkan serunya pertunjukan kabaret!

Tulisan ini dimuat di detikTravel tanggal 22 Februari 2012.

Melepas si Mungil ke Laut

Penyu hijau/ Chelonia Mydas
Siapa yang gak kenal penyu hijau yang punya nama keren Chelonia Mydas? anak-anak penyu/ Tukik kecil nan lucu itu sekarang ini banyak dijual untuk jadi binatang peliharaan. Padahal tahukah kalian bahwa dari 100 ekor anak penyu/ Tukik yang dilepas ke laut bebas, hanya 1 ekor saja yang berhasil bertahan hingga menjadi penyu hijau dewasa. Wooow berat yaa perjuangan hidupnya. Fakta ini yang membuat saya penasaran ingin banget ke Ujung Genteng untuk mengikuti prosesi melepas anak-anak penyu hijau/ Tukik ke laut bebas.

Bermodalkan hasil tanya-tanya sama mbah google, terkumpulah informasi mengenai rute, hotel, obyek-obyek wisata dan info-info lainnya. Berdasarkan informasi, rute yang tercepat ditempuh dari Bogor - Ciawi - Cicurug - Cibadak - Sukabumi - Jampang Tengah - Jampang Kulon - Surade - Ujung Genteng. Perkiraan waktu tempuh 7 jam. Rute ini menghemat waktu sampai 1,5 jam jika dibandingkan dengan rute melewati Pelabuhan Ratu. Namun apa yang terjadi sodarah-sodarah, ternyata perkiraan waktu meleset hingga mencapai 10 jam!! benar-benar memerlukan kesiapan fisik dan mental yang prima.

Berangkat dari Bogor jam 10 malam dengan maksud tiba di Ujung Genteng diwaktu sunrise. Waaahh udah kebayang aja nih indahnya pemandangan pantai Pangumbahan diwaktu sunrise. Tetapi ternyata perjalanan harus distop pukul 3 pagi sebelum memasuki daerah Sagaranten. Penduduk setempat meminta kami untuk tidak melanjutkan perjalanan karena akan melewati hutan yang sepi dan jarang rumah penduduknya. Selain itu penerangan jalanpun tidak ada sementara disalah satu sisi jalan terdapat jurang. Ya sudahlah daripada kenapa-kenapa dijalan lebih baik istirahat dulu, lagi pula pinggang udah pegel juga duduk kelamaan di mobil. Alhasil saya sempat bobo cantik selama 2 jam didalam kendaraan. Gak ada penginapan disekitar situ karena kita bener-bener berhenti di pintu masuk menuju hutan Sagaranten.

Jam 5 pagi perjalanan kami teruskan kembali. Duuhh bersyukur juga kami semalam memutuskan untuk berhenti dan istirahat. Hutannya asli gelap banget, rumah penduduknya jauh-jauh jaraknya dan disisi kiri jalan jurang yang cukup dalam. Kondisi jalannya pun luar biasa susah. Banyak kelokan tajam, menurun dan menanjak curam. Buat yang baru bisa nyetir mobil, jangan coba-coba bawa mobil sendiri ya. Bahaya!
Memasuki Surade pemandangan cantik mulai terlihat. Hamparan sawah menguning siap panen bergoyang-goyang lembut ditiup angin. Indah bangeett seperti gambar-gambar di kartu pos (eh ada gak yah?). Meskipun belum sempat mandi pagi itu, tapi pede ajah jeprat jepret disawah yang menguning.

Jam 09.00 pagi akhirnya kami tiba di pantai Pangumbahan. Finally...yeay!! ok, langkah pertama adalah istirahat dulu lempengin punggung yang sudah 10 jam merana. Sehabis sarapan pagi yang sudah sangat-sangat terlambat, kami sepakat tidur sambil menunggu waktu sore. Kebangun dari tidur jam 3 sore. Ya ampuuun pulesnyaaa hihihi abis gimana yaa cuacanya hujan deras mendukung banget buat pules.

Untuk menuju tempat penangkaran penyu hijau harus ditempuh dengan menggunakan kendaraan motor karena jalannya kecil, melewati hutan bakau dan melintasi pinggiran pantai. Bener-bener petualangan banget deh. Tempatnya sendiri berada dilokasi yang terpencil, jauh dari kebisingan. Mungkin supaya penyu-penyu dewasa bisa bertelur dan mengerami telurnya dengan damai sentosa kali ya. Sambil menunggu waktu pelepasan Tukik, kami melihat-lihat sarang penyu yang dibuat oleh pengelola konservasi. Dari satu lubang sarang penyu, biasanya terisi oleh 3 sampai dengan 5 butir telur dan 90% dari telur-telur tersebut berhasil menetas menjadi anak penyu. Setelah bertelur, penyu dewasa akan bermigrasi hingga ribuan kilometer untuk kembali bertelur di pantai yang sama. Hebat yaaa ternyata ilmu navigasi penyu lebih canggih dari GPS! Dari lokasi sarang penyu, kami beralih ke ruang tukik dimana anak-anak tukik yang berumur beberapa hari siap untuk dilepas ke laut bebas, menjadi petualang sejati. Saya sempat memegang anak penyu hijau/ Tukik. Kulit/ batok punggung mereka masih lembuuutt banget. 

Tepat pukul 17.30 semua pengunjung yang sudah menanti-nanti ritual istimewa ini bergegas menuju tepi pantai. Petugas konservasi memanggul seember penuh anak-anak Tukik untuk dilepas ke laut bebas. Seperti anak kecil yang mengikuti penjual mainan, kami semua mengikuti bapak itu dengan patuh. Sampai dipingggir pantai, masing-masing mengambil beberapa Tukik untuk dilepas ke laut. Sungguh ini detik-detik paling mengharukan. Rasanya seperti melepas seorang anak kecil bepergian jauuuuuhh sekali :( ada sedih dan gembiranya. Gembira karena mereka kembali ke habitatnya, sekaligus sedih karena dari 100 ekor tukik yang dilepas hanya 1 yang akan survive hingga dewasa 99 lainnya tereliminasi oleh alam. Ada 1 ekor tukik yang kelelahan mencapai bibir pantai dan tidak bisa dilepas ke laut. Terpaksa dia harus kembali ke ruang tukik untuk dipulihkan lagi tenaganya. Sore itu sunset di Pantai Pangumbahan luar biasa cantiknya. Aaaah betaaah deh duduk berlama-lama di pantai ini. 

Perjalanan pulang dari tempat penangkaran penyu memacu adrenalin lebih deras dibandingkan perginya. Kondisi jalan yang gelap, licin, berlumpur dan gerimis membuat kombinasi sempurna antara ngeri dan lelah. Kondisi air laut yang sudah mulai pasang membuat kami tidak bisa melintasi tepi pantai dan harus melewati jembatan yang terdiri dari batang pohon yang dipasang melintang. Terpeleset sedikit, motor bisa kecebur ke laut. Sebelum kembali ke penginapan kami sempatkan makan malam  di salah satu restaurant seafood di tepi pantai. 

Hari kedua ternyata cuaca tidak mendukung sama sekali. Sejak subuh hujan turun dengan derasnya. Hikkss...rencana ke Curug Cigangsana, Curug Cikaso dan Tanah Lot terpaksa kami batalkan. Pelajaran moral super penting, jangan bepergian ke pantai diwaktu hujan. oh ralat deh, ke alam terbuka. Tidak hanya pantai saja. Akhirnya kami sepakat untuk pulang agar tidak terlalu kemalaman tiba di Bogor.

Perjalanan pulang mengambil rute lewat Pelabuhan Ratu. Alhamdulillaaaahh..., sampai di Pelabuhan Ratu cuacanya sudah tidak hujan deras, meskipun gak terlalu bersinar banget mataharinya. Di Pelabuhan Ratu ini terkenal dengan lokasi wisata Karang Hawu. Konon karang tersebut merupakan bekas tempat memasak Nyi Ratu Roro Kidul, penguasa pantai Selatan. Hawu artinya Tungku (untuk memasak). Tidak jauh dari Karang Hawu ada Sumur 7. Menurut penduduk setempat, Sumur 7 merupakan bekas tempat pemandian Nyi Ratu Roro Kidul. Ada sebuah batu yang dinamakan batu duduk, merupakan batu tempat sang Ratu duduk disaat mandi. Sssttt...info dari salah seorang tukang foto setempat, artis Jupe sempat mandi juga lho disini (gak penting banget ya? hihihihi). Masyarakat setempat percaya bahwa Nyi Ratu Roro Kidul sampai saat ini masih hidup namun menghilang. Puas main-main dipantai, kami sempatkan makan siang sebelum kembali ke Bogor.

Perjalanan pulang menuju Bogor melewati jalan pintas Cikidang. Wooohh jalanannya cocok banget buat track rally. Berkelok-kelok, menikung tajam, menurun dan menanjak curam. Tapi pemandangannya luuaarr biasa indaaahh banget. Dibandingkan lewat jalan Raya Sukabumi yang super macet, saya lebih memilih jalur Cikidang. 

Dari Cikidang kami masuk lagi ke arah Cihideung untuk menghindari jalan Raya Sukabumi. Naaahh..., sambil menyelam minum air. Sambil melewati Cihideung, mampir dulu ke Warso Farm. Tau dong buah durian? disini rajanya kebun durian milik Bapak Warso. Perkebunan Warso selain menyediakan buah durian utuh, juga menyediakan durian dalam bentuk es krim. Jangan ditanya rasanya, teman saya aja sampai habis 2 gelas, plus sisa es krim saya ikut dihabiskan juga! Oya, selain buah durian, pak Warso mulai mengembangkan buah Naga juga sekarang ini. Waah laris manis tanjung kimpul ya pak Warso.

Sebenarnya saya masih kurang puas siihh perjalanan kali ini. Karena dari sekian banyak tempat wisata yang saya inginkan hanya 2 saja yang terlaksana. Untuk balik lagi kesana jujur, mikir panjang banget secara jarak tempuhnya benar-benar menguras fisik dan mental. Paling tidak perlu waktu libur 4 hari untuk bisa menikmati perjalanan dan wisata. Gak apa-apa, namanya juga pengalaman. Next time bisa lebih baik lagi. Yang pasti berkat perjalanan ke Ujung Genteng saya jadi punya pengetahuan tentang kura-kura hijau (Chelonia Mydas) dan yang pastinya, saya gak akan pernah mau membeli kura-kura hijau untuk dipelihara. Mereka perlu dilepaskan ke alam bebas untuk dapat mencapai dewasa dan berkembang biak supaya tidak punah. 

Selasa, 24 Januari 2012

Keindahan Curug Nangka dan Curug Luhur



Curug Nangka
Sudah lama banget gak berwisata ke air terjun Curug Nangka dan Curug Luhur yang lokasinya berada di Ciapus Bogor. Curug dalam bahasa sunda artinya adalah air terjun. Terakhir berwisata kesana sewaktu masih berseragam putih abu-abu hehehehe….
Hari Minggu (22 Jan 2012) dan hari Senin (23 Jan 2012) kemarin saya habiskan untuk menjelajah wilayah Ciapus, Kabupaten Bogor. Setelah terlebih dahulu mengunjungi Kebun Raya Bogor dan Pura Parahyangan Agung Jagatkarttya Taman Sari Gunung Salak, saya melanjutkan eksplorasi wisata ke Curug Nangka.
Rupanya karena long weekend, banyak orang yang berwisata ke Curug Nangka. Jalan menuju gerbang RPH Gunung Bunder yang sempit semakin menjadi susah buat parkir kendaraan. Setelah membayar tiket masuk seharga Rp5,000/orang dan Rp6,000/kendaraan saya mencari tempat yang nyaman untuk parkir kendaraan.
Dari pintu gerbang menuju Curug Nangka sampai menuju lokasi air terjun, diperlukan perjalanan kaki selama kurang lebih 45 menit dengan kondisi jalan setapak dan menanjak terjal. Lumayan melelahkan bangettt… sehingga saya harus beberapa kali berhenti untuk menarik nafas. Saya berusaha menanamkan pikiran positif dengan mengingatkan diri bahwa jalan menuju pulang tidak lagi menanjak, tapi menurun! Well…lumayan berhasil usaha cuci otak yang saya lakukan. Setidaknya semangat untuk berjalan gak habis ditengah jalan.
Akhirnya setelah 45 menit berjalan menanjak, pemandangan yang dicari terlihat didepan mata. Air terjun dengan ketinggian kurang lebih 20meter terdengar bergemuruh. Horeeee…sampai juga akhirnyaaa! Terbayar sudah lelah berjalan kaki menanjak terjal. Air yang jatuh dari ketinggian kurang lebih 20meter tampak beniiinngg sekali. Rasanya ingin mencuci muka yang sudah berpeluh keringat, tapi niat itu saya urungkan gara-gara melihat sampah disekitar lokasi air terjun. Sangat disayangkan sumber daya alam yang kita miliki tidak dijaga dengan baik. Rasanya sebeeel banget melihat sampah berceceran dimana-mana. Andai saja semua orang tertib membuang sampah pada tempatnya, lokasi Curug Nangka pasti semakin cantik. Apalagi disepanjang perjalanan menuju air terjun, masih terdapat monyet-monyet yang berkeliaran. Benar-benar masih alami sekali.
Curug Luhur
Lokasi air terjun kedua yang berada di Ciapus adalah Curug Luhur. Curug dalam bahasa Sunda artinya air terjun dan Luhur dalam bahasa Sunda artinya Tinggi. Jadi arti kata Curug Luhur dalam bahasa Sunda kurang lebih adalah Air terjun yang tinggi.
Jarak dari Curug Nangka ke Curug Luhur masih lumayan jauh. Kurang lebih sekitar 20 menit berkendaraan pribadi. Sepanjang perjalanan menuju Curug Luhur pemandangannya luar biasa sekali. Hamparan sawah hijau, pepohonan hijau yang rindang menyejukkan mata. Cocok buat terapi mata yang setiap harinya menatap layar monitor computer.
Lokasi air terjun Curug Luhur tepat berada disisi jalan raya. Tidak seperti Curug Nangka yang memerlukan perjuangan berat untuk menikmati keindahannya, Curug Nangka cukup parkir dan berjalan menuruni tangga tidak sampai 5 menit sudah bisa menyaksikan keindahannya. Padahal dulunya Curug Luhur ini paling sulit medan dan kondisi untuk mencapainya. Sebelum mengalami pembangunan menjadi water park, untuk mencapai Curug Luhur, orang harus menyusuri sungai, masuk kedalam air setinggi pinggang orang dewasa dan masuk kedalam terowongan pula. Itu sebabnya Curug Luhur sering memakan korban jiwa, disaat orang sedang berada didalam terowongan, banjir bandang dari atas air terjun meluap menutupi terowongan membuat orang terjebak didalamnya. Mengerikan. Tapi sekarang ini suasananya sudah berbeda banget. Saya sendiri cukup kaget melihat perubahan Curug Luhur yang sudah berjalan sekitar 2 tahun terakhir ini. Terowongan yang dulu sering memakan korban dibongkar. Sebagai gantinya dibuat beberapa kolam renang lengkap dengan permainan anak-anak seperti spiral, ember tumpah dan lain sebagainya. Lokasi air terjun Curug Luhur tetap dipertahankan dan airnya dialirkan ke kolam-kolam renang disekitarnya. Tidak heran, air kolam renangnya bersih, jernih dan tentu saja dingin!
Untuk berwisata di Curug Luhur, harga tiket masuk untuk satu orang adalah Rp30,000/orang dan Rp20,000/kendaraan. Agak-agak gak masuk akal ya boow harga tiket parkirnya mengingat tempat parkirnya bukan dijaga oleh provider parkir seperti Secure parking atau Eazy parking dan tempatnya pun hanya lapangan biasa aja.
Secara umum Curug Nangka lebih menarik buat saya karena masih alami. Air terjun ditengah hutan dengan pemandangan hijau disekeliling air terjun plus monyet-monyet liar dan perlu perjuangan untuk menikmatinya. Ketimbang Curug Luhur yang sudah mengalami sentuhan modernisasi menjadi water park dengan aneka permainan airnya. Hanya saja kekurangan dari Curug Nangka adalah sampah yang terlihat berceceran dimana-mana. Mungkin hal ini disebabkan karena areal Curug Nangka  juga digunakan sebagai camping ground dan para penikmat alam tersebut kurang memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan.