My Favorite Travel Quotes

"The world is a book and those who do not travel read only one page - St. Augustine", "I have found out that there ain't no surer way to find out whether you like people or hate them than to travel with them - Mark Twain", "If the traveler can not find master or friend to go with him, let him travel alone rather than with a fool for company - Budha", "Traveling is about the journey not the destination - Anonymous", "Traveling brings love and power back to your life - Rumi".

Selasa, 07 Januari 2014

MENANTI SUNRISE DI KETINGGIAN 2392 MDPL

sunrise yang malu-malu
Penantian panjang itu akhirnya datang. Sebelumnya saya heboh dengan perlengkapan naik gunung dengan membeli jaket super tebal, sarung tangan wol, kupluk dan masker karena terpengaruh berbagai artikel wisata yang mengatakan bahwa suhu udara di gunung Bromo sangat ekstrim dinginnya.

Perjalanan kami ke Gunung Bromo dimulai dari Taman Nasional Baluran dengan mengambil bus antar kota yang melewati gerbang Baluran di Batang menuju terminal Probolinggo dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam lamanya. Sesampainya di Terminal Probolinggo kami mengambil Elf Bison yang akan membawa penumpang hingga ke Cemoro Lawang, pemberhentian akhir di gunung Bromo. Sangat disayangkan pengelolaan elf bison ini sangat tidak profesional dan terkesan seperti mafia. Kendaraan sengaja tidak diisi sesuai kuota dengan tujuan agar penumpang membayar lebih besar 2 kali lipat dari biasanya. Mereka bahkan rela mengusir penduduk lokal yang kebetulan akan pergi ke arah gunung Bromo dan meminta mereka untuk tidak menaiki kendaraan yang sama dengan kami. Pemda setempat perlu ambil tindakan nih untuk menertibkan mereka. Bahkan calo-calo yang ada didalam terminal pun merasa takut terhadap  mafia elf bison diluar terminal ini. Kegiatan para mafia ini bisa berdampak menurunnya jumlah wisatawan. Gak heran lebih banyak orang memilih sewa kendaraan secara patungan untuk naik ke Cemoro Lawang.

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 3 jam lamanya, kami tiba tempat penginapan dekat pemberhentian akhir menuju gunung Bromo. Wisma yang kami tempati ini merupakan rumah milik penduduk yang biasa disewakan. Memiliki 2 kamar tidur yang bersih, 1 kamar mandi dengan pemanas dan ruang tamu. Pengelola wisma juga membantu kami mencarikan sewa jeep untuk naik ke gunung Bromo jam 2 dinihari nanti. Ya umumnya para wisatawan berangkat sekitar pukul 2 malam dari kaki gunung Bromo dengan berkendara jeep untuk menyaksikan sunrise. Ternyata gak salah saya heboh dengan perlengkapan gunung, malam itu udara dinginnya benar-benar menusuk hingga ke tulang. Sebentar-sebentar saya lari ke kamar untuk sekedar menghangatkan badan dibalik selimut tebal.

Jam 2  dinihari, mobil jeep menjemput kami. Kolaborasi antara keinginan melihat matahari terbit dan kengerian berkendara dalam keadaan gelap gulita dengan jurang disisi kanan jalan ditambah kondisi jalan yang menanjak dan menikung tajam membuat kami memanjatkan doa mohon selamat. Sumpah, ngeri banget rasanya. 1 jam berkendara akhirnya kami tiba di pananjakan. Tempat dimana orang-orang menanti sang fajar terbit dari ufuk timur. Bayangan saya tentang gunung Bromo selama ini ternyata salah. Saya pikir untuk melihat sunrise, harus berjalan mendaki gunung terjal (harap maklum saya, teracuni film 5cm sebelumnya). Ternyata yang dimaksud mendaki disini adalah menaiki anak tangga yang tidak terlalu curam menurut saya. Alhamdulillah juga sih jadi gak terlalu menguras energi. Di pelataran pananjakan disediakan semacam gazebo dan kursi-kursi kayu yang disusun membentuk theater untuk menyaksikan sunrise. Kami segera hunting posisi paling sip supaya bisa melihat sunrise dengan sempurna.

Sayangnya pagi itu langit terlihat mendung. Sunrise tidak keluar dengan sempurna karena sebagian terhalang oleh awan. Meskipun demikian saya tetap bersyukur karena sudah menyaksikan salah satu maha karya Yang Kuasa. Menyaksikan warna langit yang semula gelap perlahan memancarkan warna jingga hingga akhirnya mentari keluar dari peraduannya adalah detik-detik yang membuat semua yang ada disana menahan nafas dan terpana. Saya membatin, terhalang awan aja bagus begini apalagi cuaca cerah tak berawan, pasti joss banget tuh sunrisenya. Buat kalian yang akan berkunjung ke gunung Bromo, saya sarankan untuk ambil paket berfoto langsung jadi. Minimal cetak 1 foto deh meskipun bawa kamera canggih sendiri. Tau gak gunanya buat apa? Niiih ya, para juru foto itu sudah tau spot-spot yang keren. Jadi kalau ambil paket foto sama mereka, nanti diajak ke beberapa lokasi yang keren. Dijepret beberapa kali dan nanti tinggal pilih yang mana mau dicetak. Nah kalau sudah tau spot keren, kalian tinggal pakai kamera sendiri buat nerusin narsisnya deh. Waktu itu sih berbekal rayuan maut secara bertubi-tubi dari kami ber 5, tukang foto akhirnya bersedia mentransfer file foto ke thumb drive kami ! nah perlu juga tuh bawa thumb drive.

bukit Teletubies
Puas foto-foto di Pananjakan, supir jeep merangkap guide membawa kami ke bukit teletubies. Konon katanya adegan pembuka film Teletubies diambil di bukit ini. Sampai sekarang, asli saya masih penasaran dengan kebenaran cerita ini. Bukit Teletubies sendiri merupakan kawasan bukit-bukit dengan savana yang indah. Bukit hijau dengan langit berwarna biru cerah berpadu awan putih beneran kayak di film Teletubies! Ah, jadi penasaran lagi deh.

Dari bukit Teletubies kami bergeser ke pasir berbisik yang sayangnya saat itu karena memasuki musim penghujan pasirnya basah dan tidak membentuk pola-pola seperti di gurun. Jadinya ya Cuma pasir hitam biasa saja. Yang membuat istimewa adalah Pura yang terletak di dekat caldera. Sayangnya karena keterbatasan waktu, kami gak sempat mampir ke Pura tersebut. Caldera gunung Bromo pun terpaksa kami lewatkan karena mengejar waktu untuk tiba di kota Batu tepat waktu.


So, saya masih punya harapan untuk suatu saat kembali ke Bromo dan menyaksikan sunrise tanpa awan mendung. Kali ini saya pastikan Pura dan Caldera harus saya sempatkan untuk kunjungi. 

2 komentar:

  1. sunrise bromo, termasuk 5 besar sunrise terindah di dunia, kapan yah bisa kesana..

    BalasHapus
  2. Bisaaaa... banyak tiket promo ke Surabaya :-)

    BalasHapus