My Favorite Travel Quotes

"The world is a book and those who do not travel read only one page - St. Augustine", "I have found out that there ain't no surer way to find out whether you like people or hate them than to travel with them - Mark Twain", "If the traveler can not find master or friend to go with him, let him travel alone rather than with a fool for company - Budha", "Traveling is about the journey not the destination - Anonymous", "Traveling brings love and power back to your life - Rumi".

Jumat, 29 April 2011

Itinerary to Bali on July


Liburan di bulan Juli sebentar lagi tiba. Gak ada salahnya untuk persiapkan liburan dari sekarang. Saya berhasil mendapatkan tiket murah ke Bali untuk minggu ketiga di bulan Juli. Trip kali ini adalah lanjutan dari trip sebelumnya. Tempat-tempat wisata yang sudah dikunjungi tidak akan saya kunjungi lagi. Berikut itinerary yang saya susun dibantu oleh teman saya yang berdomisili di Bali.

DAY  1:
16.30                     Tiba di Bandara Ngurah Rai, Denpasar
17.00                     Menuju Lovina, bermalam

DAY 2:
06.00                     Menuju pantai Lovina  utk melihat lumba-lumba
09.00                     Air panas Banjar
10.00                     Pura Ulun Danu Beratan
12.00                     Makan Siang
13.00                     Taman Ayun
14.00                     Pura Besakih                
17.00                     Menuju ke Denpasar

DAY 3:                  
09.00                     Menuju Lembongan
16.00                     Kembali ke hotel, istirahat
18.00                     Rock Bar @Ayana Resort (hang out time!)

Day 4:
07.00                     Free time
12.40                     Kembali ke Jakarta

Semoga liburan ini memberikan kesan yang indah seperti liburan-liburan sebelumnya. Gimana dengan rencana liburan anda, sudah dipersiapkankah? jangan lupa browsing tiket murah dari sekarang seperti yang saya lakukan. Tentukan lokasi-lokasi wisata yang diinginkan, susun itinerary yang efektif dan efisien. Happy holiday ya!

Selasa, 26 April 2011

Wisata Kuliner ala Anak Kost

Pernah merasakan jadi anak kost? hehehe mungkin ada yang pernah dan mungkin juga ada yang belum pernah sama sekali merasakan jadi anak kost. Diluar stigma bebas yang melekat pada anak kost, sebenarnya ada beberapa hal yang menjadi sisi positif sebagai anak kost, salah satunya yaitu 'kemandirian'.


Tongseng
 Mandiri dalam segala hal termasuk mencari makan. Efek sampingnya bagus juga, saya dan teman-teman senasib sepenanggungan menjadi kreatif dalam berburu tempat-tempat makan yang murah meriah dan enak. Mulai dari sekitaran tempat kost sampai yang agak jauh. Tempat makan yang terdekat dengan tempat kost yang berjarak hanya beberapa meter dari kantor adalah Tongseng. Tempatnya persis disebelah PT. Henkel - Cognis di Jalan Raya Jakarta Bogor, Cimanggis. Cuma sepetak ruang dengan beberapa meja, disebelahnya bengkel motor yang seringkali berisik meraung-raung disaat pelanggan sedang makan. Hehehehe anggap aja makan diiringi live music aliran cadas :p. Soal rasa, beuuh...menurut saya, ini tongseng yang paling enak dijamannya. Cara membuatnya masih menggunakan anglo, membuat tongseng jadi khas wanginya. Disini pertama kali saya mencicipi dan jatuh cinta dengan tongseng.

Kalau malam tiba, biasanya kami anak-anak kost ramai-ramai makan pecel lele/ pecel ayam yang terletak persis didepan rumah kost ibu Haji disisi Jalan Raya Jakarta Bogor, Cimanggis. Duduk ramai-ramai sambil ngobrol ngalor ngidul, bertukar cerita meski berbeda kantor. Sungguh suasana yang sekarang kok jadi ngangenin ya? bosan dengan pecel ayam/pecel lele bisa pindah ke Chinese Food Anggrek di seberang jalan atau melipir ke Soto Betawi bu Haji didekat gang Mesjid, persis di sebelah optik.


Gado-gado

Jam makan siang kantor biasanya sering juga digunakan untuk ajang wisata kuliner dengan rekan-rekan. Ada Gado-gado Yanmar, begitu kami menyebutnya. Disebut Gado-gado Yanmar karena letaknya tepat di seberang Pabrik Yanmar. Tempatnya cukup representatif, rumah makan yang cukup besar. Yang hits disini gado-gadonya, tapi selain itu ada juga menu masakan lain yang rasanya juga enak. Harganya juga gak mahal-mahal banget. Paslah untuk ukuran kantong anak kost. Ada juga Gudeg Yogya di Jalan Radar Auri, letaknya persis diseberang perumahan Permata Puri Cibubur. Tempatnya nyaman banget buat kongkow-kongkow. Gudeknya itu loch...ya ampuun.. aseli banget cita rasa Yogyanya. Paket nasi gudeg komplit adalah nasi, sayur nangka/ gudeg, ayam opor/goreng (sesuai request), krecek, ati+ampela goreng, telur pindang dan terakhir disiram kuah arehnya yang berwarna putih. Mankyeesss banget! minumnya es lidah buaya. Rasanya gak kepengen balik lagi kekantor hehehehe... Kadang kalau lagi malas keluar kantor, saya cukup telpon untuk minta di delivery. Selain itu ada tempat makan Mie Ayam enak di dekat PT. Lassale, sayang saya lupa namanya. Pangsit basahnya yummie deh.

Gudeg Yogya

After office hour menjadi waktu yang paling asik untuk berburu tempat makanan yang agak jauh, karena tidak terbatas oleh jam kantor. Ada Tongseng dan sate di simpang depok (tongsengnya masih lebih enak yang di Jalan Raya Bogor menurut saya), Bale Air di Jalan Radar Auri, Ayam Penyet di Kelapadua, Depok yang sambalnya luar biasa panas diperut dan dibibir. Dan masih banyak lagi tempat makan disepanjang Jalan Raya Jakarta Bogor dan seputaran Cimanggis, Cibubur hingga Cijantung yang menjadi obyek sasaran kami para anak kost. Demi kebersamaan dan rasa enak, kami rela menjelajah tempat-tempat yang bisa memanjakan lidah. Semoga semua tempat-tempat yang pernah saya singgahi masih eksis hingga kini, semakin maju usahanya dan tetap tidak berubah cita rasanya. Kapan-kapan napak tilas aahh!

Kamis, 21 April 2011

Keindahan Tebing Ngarai Sianok


Ngarai Sianok, Bukittinggi. Sumatera Barat
Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi. Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang. Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau.

Sepulang dari P. Sikuai saya transit dulu di kota Bukittinggi untuk mengunjungi keindahan Ngarai Sianok yang terkenal itu. Bentangan ngarai yang berkelok-kelok dengan tebing yang curam membuat perpaduan pemandangan alam yang luar biasa indah. Udaranya pun jauh lebih sejuk dibandingkan dengan kota Padang yang panas. Ngarai ini menjadi lokasi wisata favorit para pencinta fotografi karena pemandangannya yang cantik.
Selain Ngarai Sianok, kota Bukittinggi juga terkenal dengan sate Padang Mak Syukur. Hmmm....selagi disini, wisata kuliner juga harus dijalankan :p. Memang benar rasa sate Mak Syukur berbeda dengan sate Padang lain yang ada dikota saya. Perbedaan terletak pada bumbu kuah satenya. Lebih terasa pedas dan bumbunya, maknyuuss...
Malam harinya saya berkeliling kota Padang. Saat itu kota Padang baru saja di guncang gempa 7,6 SR dan mengalami kerusakan yang cukup parah. Hotel bintang tiga yang berada di kota Padang, Hotel Ambacang,  juga ambruk dan rata dengan tanah. Sementara bangunan lainnya banyak juga yang mengalami kerusakan cukup parah.
Kota Padang yang berada disisi pantai membuat rumah makan seafood menjamur di sepanjang jalan. Kepiting saus padang jadi incaran saya untuk makan malam. Makan disisi pantai, dengan angin semilir membuat mata saya menjadi semakin berat. Aaahh, ingin segera berjumpa dengan bantal rasanya. Sayang hari itu perburuan saya gagal untuk mencari keripik sanjay (sejenis keripik singkong yang diberi bumbu pedas). Keripik sanjay yang terkenal di kota Padang adalah Christine Hakim. Katanya sih itu memang usaha keripik sanjay milik artis nasional Christine Hakim. Hmm...satu lagi alasan bagi saya untuk kembali ke kota Padang. Menuntaskan perburuan yang gagal, keripik sanjay! ;-)

Senin, 18 April 2011

Trip to Tangkuban Parahu & Kawah Putih

Tangkuban Parahu
Pagi itu langit terlihat cerah. Aahh sampai juga saya di Tangkuban Parahu. Salah satu obyek wisata terkenal di Bandung Utara. Tangkuban Parahu salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.

Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuatkan danau dengan membendung sungai Citarum sekaligus membuatkan perahu dalam semalam.  Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu


Tiket masuk ke kawasan wisata Tangkuban Parahu seharga tiga belas ribu rupiah/orang dan sepuluh ribu/kendaraan. Tangkuban Parahu tidak pernah membosankan buat saya. Tanda kebesaran Tuhan Yang Maha Besar dan selalu membuat kagum akan kebesaran-NYA.

Menanti sunset di Kawah Putih
Selain Tangkuban Parahu saya juga mengunjungi obyek wisata lainnya yang terkenal di Bandung, Kawah putih yang terletak di Bandung Selatan. Satu lagi maha karya luar biasa dari Sang Pemilik kehidupan. Tempat ini merupakan tempat wisata favorit untuk berfoto baik pribadi, pre wedding ataupun fotografer profesional.

Saat berkunjung ke Kawah Putih, senja mulai turun dikaki kawah. Pemandangan diatas kawah putih gak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Luar biasa indahnya. Perpaduan warna air yang biru kehijauan, asap putih kawah, ditambah dengan langit senja yang mulai kemerah-merahan. Rasanya gak ingin turun cepat-cepat dari sana. Senja yang paling berkesan buat saya. Apalagi malam itu ternyata bulan purnama, bulat utuh...cantik sekali. Aaah, gak kebayang pemandangan indah di kawah putih malam itu. Sayang, kawah putih tidak dibuka dimalam hari.

Sebagai obyek wisata, sayangnya kawah putih mematok harga terlalu tinggi. Seratus lima puluh ribu/ kendaraan pribadi dan enam belas ribu/ orang. Harga ini tidak diimbangi dengan fasilitas dan kenyamanan yang memadai. Bagi kendaraan pribadi, masih harus mengeluarkan uang parkir liar sebesar lima ribu rupiah. Mahalnya harga tiket masuk kendaraan di kawasan wisata Kawah Putih ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Saya cukup beruntung hari itu mendapatkan potongan diskon 30% dari tarif umum karena tanggal 17 April 2011, Kawah Putih sedang merayakan hari jadinya. Bagi pengunjung yang tidak menggunakan kendaraan pribadi dapat menggunakan ontang anting (angkutan umum) seharga tiga puluh ribu termasuk tiket masuk. Pengelolaan obyek wisata Kawah Putih perlu diperhatikan oleh pemkab Bandung, khususnya untuk fasilitas dan kalau bisa sih revisi harga tiket masuk kendaraannya. Rasanya harga ini terlalu tinggi dibandingkan kawasan wisata Tangkuban Parahu misalnya yang jauh lebih murah dan tertib pengelolaan fasilitas.

Seharusnya obyek wisata lokal dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat agar keindahan alam negeri sendiri dapat dinikmati. Jangan sampai wisawatan lokal lebih mengenal obyek wisata luar daripada negeri sendiri atau wisatawan asing lebih mengenal wisata Indonesia dibandingkan kita sendiri.

Adopsi Terumbu Karang

Sore itu mata saya melekat pada satu Time Line (TL) twitter menarik dari akun @picnicholic tentang mengadopsi terumbu karang. Apaan sih terumbu karang? well...menurut artikel yang saya baca
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.

Terumbu karang di dunia diperkirakan mencapai 284,300 km2. Terumbu karang dan ekosistem lain yang terkait, seperti padang lamun, rumput laut dan mangove adalah ekosistem laut terkaya di dunia. Saat ini keberadaan terumbu karang di perairan Indonesia terancam punah karena banyak yang mengalami kerusakan. Pada saat saya berada di P. Sikuai, sempat menyaksikan banyak terumbu karang yang mengalami kerusakan, memprihatinkan.

Terus terang, saya suka banget dengan ide mengadopsi anak terumbu karang. Ini merupakan salah satu bentuk untuk memperingati Earth Day (Hari Bumi).  Dalam program ini, setiap 'orang tua' asuh berpartisipasi dengan cara mendonasikan dana sebesar tujuhpuluh lima ribu rupiah untuk keberlangsungan hidup baby terumbu karang. Nantinya orangtua asuh akan diberitahukan perkembangan pertumbuhan terumbu karang yang diadopsinya. Orangtua asuh juga berhak memberi nama pada baby terumbu karang yang diasuhnya. Hmm...kira-kira apa ya nama yang unik untuk baby terumbu karang saya?

Bagi sebagian orang mungkin tujuh puluh lima ribu rupiah terlihat kecil nilainya. Namun saya yakin bahwa sekecil apapun kontribusi jauh lebih berarti dibandingkan angan-angan tanpa realisasi. Andai satu juta rakyat Indonesia secara bersama-sama mengadopsi anak terumbu karang, luar biasa hasil yang akan dinikmati oleh anak bangsa Indonesia dimasa mendatang dengan pulihnya ekosistem biota laut Indonesia.

Ini adalah wujud keperdulian dan cinta saya pada bangsa, khususnya perairan Indonesia. cita-cita saya sih sederhana saja, dalam 10 tahun kedepan saya ingin tetap bisa menikmati keindahan biota laut Indonesia termasuk terumbu karang didalamnya. Keikutsertaan saya dalam program Adopsi Anak Terumbu Karang adalah bukti nyata cinta saya pada bangsa ini, bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan tindakan nyata meskipun kecil nilainya.

Oya, informasi lengkap tentang adopsi terumbu karang dan mangrove bisa dilihat di link berikut http://picnicholic.webs.com/apps/calendar/showEvent?calID=4226932&eventID=128137869&next=showMonth%3FcalID%3D4226932%26month%3D3%26year%3D2011 yukk kita selamatkan terumbu karang dan mangrove bersama-sama.

Tips Nyaman Bepergian Ala Backpacker

Banyak orang salah kaprah tentang bepergian/travelling ala backpacker. Yang ada dalam benak kebanyakan orang backpacker adalah travelling ala gembel, sengsara dan prihatin. Padahal backpacker adalah seni  bepergian yang efisien dan ekonomis. Efisien dalam hal barang-barang yang dibawa, ekonomis dalam hal pemilihan harga fasilitas. Yang efisien dan ekonomis bisa juga nyaman kok. Tentu ada trik-trik mendapatkan kenyamanan meskipun dengan budget yg minimalis. Berikut trik-trik backpacker berdasarkan pengalaman pribadi saya dan juga  tips dari twitter backpacker.

1. Cari tiket jauh-jauh hari sebelumnya. Rajin-rajinlah browsing harga tiket. Daftar jadi member di website penerbangan agar setiap ada promo, mereka mengirimkan info promo ke email kita. Cara ini ampuh banget buat saya.
2. Cari tau informasi tentang obyek wisata di daerah tujuan sebanyak-banyaknya. Manfaatkan internet untuk mendapatkan info lengkap dgn harga tiket masuk dan jam buka tutup obyek wisata.
3. Susun itinerary berdasarkan kedekatan obyek wisata. Hal ini dimaksudkan agar lebih hemat waktu, dengan demikian lebih banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi. Minta bantuan teman yang berada di daerah tujuan wisata untuk membantu menyusun itinerary.
4. Berkomunikasi dengan kenalan/ kerabat yang ada di daerah tujuan wisata jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Mana tau mereka menawarkan tempat tinggal gratis dan mau menjadi guide. Jangan lupa bawakan mereka oleh-oleh ya, hitung-hitung buat ganti biaya sewa kamar.
5. Bawa baju-baju yang tidak terlalu tebal, supaya ransel/ koper gak over capacity. Susun baju dengan cermat. Lipat dengan rapih. Gunakan metode tetris, saling mengisi celah yang ada agar koper/ ransel padat berisi.
6. Kalau bepergian dengan teman-teman, sharing alat mandi kecuali sikat gigi. Biar kamar mandi gak penuh dengan botol shampo/ sabun. Pilih kemasan sachet saja.
7. Selalu siapkan obat-obatan dasar (obat diare, pusing dan demam)
8. Klo gak punya kenalan, browsing info hotel murmer melalui internet. Cek gambar kamar, harga kamar, lokasi hotel dan cari testimoni dari traveller lainnya. Sering saya temui beberapa komplain / pujian yg ditulis di internet tentang pelayanan dan fasilitas hotel.
9. Kalau mau belanja oleh-oleh dalam jumlah banyak, sebaiknya dipaket saja. Kalau dapat, baju kotor dipaket sedangkan oleh-oleh dimasukkan ransel/ koper. Biar begitu tiba dirumah oleh-olehnya bisa langsung diditribusikan. Kalau saya cenderung belanja oleh-oleh sehari sebelum pulang, jadi di hari terakhir sudah gak repot dengan urusan packing barang-barang.
10. Kalau bawa kamera, jangan lupa bawa charger, memory card cadangan/ flash disk. Supaya semua moment gak ada yg kelewat. Pengalaman pait saya sewaktu liburan di Bangka, kamera ngedrop lupa di charge dan gak bawa pula alat charge-nya!
11. Jangan lupa klo kamu backpacking ke tempat wisata, share pengalamanmu disini ya...

Sekian tips dari saya, semoga berguna utk para backpackers. Minim budget bukan berarti sengsara. Smart n well planned kunci dari backpacker sejati :)

One Day Tour in Bogor

Pagi-pagi teman saya mengirimkan pesan singkat di bbm yang isinya: "Cyyin...temen-temen gue pada mau jalan-jalan ke Bogor minggu depan. Ada apa aja yaa di Bogor?" sebagai anak 'gaul' (tsaah) kota Bogor saya terpanggil untuk memberikan beberapa informasi tempat-tempat yang bisa dikunjungi.

Saya berinisiatif untuk membuatkan itinerary yang padat dan efektif menjangkau banyak tempat di Bogor. Tujuan wisata pertama adalah kulinari di daerah jalan Sudirman. Tepatnya Restaurant Bogor Permai yang disampingnya ada aneka jajanan. Antara lain siomay, tekwan, soto mie, es podeng (ini yg paling dicari-cari) dan tauge goreng (ciri khas kota Bogor).

Selesai ngemil pagi, sasaran selanjutnya adalah safari factory outlet yang ada disepanjang jalan Pajajaran. Ada Amira, BBoss, Bogor Fashion, Blossom dan lainnya. Untuk penggemar sepatu dan sandal cantik jangan lupa mampir ke butik Donatello.

Selesai hunting di factory outlet, berhubung masih di seputaran jalan Pajajaran ada baiknya mampir dulu untuk beli oleh-oleh Macaroni panggang, Pia Apple Pie atau Cupcake di Rumah Cupcake yang terletak di sekitaran Taman Kencana. Oya, kalau mau beli pisang atau talas Bogor juga ada, biasanya ada di depan Macaroni Panggang.

Untuk makan siang, pilihannya bisa di Rumah Makan Sunda Gurih 7 di jalan Pajajaran atau Rumah Air yang terletak didalam perumahan Bogor Nirwana Estate. Kedua tempat makan ini adalah rumah makan sunda yang berkonsep lesehan. Untuk Rumah Air dilengkapi juga dengan fasilitas permainan anak-anak.

Selesai makan siang, ada baiknya mampir ke Gong Home Factory yang terletak di Jalan Pancasan. Gong Home Factory adalah pusat pembuatan Gong dan alat-alat degungan sunda yang masih tradisionil. Kita bisa melihat proses pembuatan gong didapur mereka. Biasanya nanti kita nyumbang seikhlasnya untuk para pekerja disana.

Kalau tentengan belanjan dirasa masih kurang, perjalanan dilanjutkan menuju daerah Katulampa, menuju pabrik tas Sinar Karya Indah (SKI). Di tempat ini pengunjung dimanjakan oleh aneka tas mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar. Tidak hanya itu, areal SKI yang luas juga dilengkapi dengan permainan anak-anak seperti flying fox, bola air, ATV, perahu air dan lain-lain.

Oya jangan lupa mampir ke Venus di jalan Siliwangi untuk membeli roti unyil. Roti unyil adalah roti khas dari Bogor yang ukurannya kecil (mungkin itu sebabnya disebut unyil) dan memiliki berbagai varian rasa. Roti ini hanya bisa bertahan 3 hari karena tidak menggunakan bahan pengawet. Asinan kedung dalam juga merupakan oleh-oleh khas Bogor, kebetulan letaknya gak terlalu jauh dari Venus.

Buat penggemar durian, bisa mampir ke Warso Farm di Cihideung. Disini pengunjung bisa memilih dan membeli durian langsung dari pohonnya ataupun hanya membeli es krim duriannya saja. Warso Farm memberikan jaminan untuk setiap durian yang dijualnya. Jika durian yang dibuka rasanya tidak manis, akan diganti secara cuma-cuma.

Terakhir sempatkan mampir ke Gumati Cafe di Jalan paledang atau Bukit Gumati di daerah Batu Tulis http://www.cafegumati.com/bukit%20gumati%20batutulis/index.html untuk kongkow-kongkow sambil melepas lelah sebelum kembali ke Jakarta. One day Tournya cukup sampai disini, kapan-kapan berkunjung lagi yaaa..masih banyak nih tempat-tempat yang bisa dikunjungi. Selamat berwisata di kota Bogor :)

Kamis, 14 April 2011

Bali Trip

Upacara pembersihan jiwa di Tirta Empul
Pertengahan Januari 2011 saya berhasil mencuri sedikit waktu dari kantor untuk melarikan diri sejenak dari rutinitas kantor yang melelahkan. Berkat kerajinan saya browsing-browsing tiket jauh-jauh hari sebelumnya, saya mendapatkan tiket Batavia ke Bali dengan harga promo. Saya termasuk orang yang well planned. Sebelum menuju suatu tempat saya sudah buat itinerary perjalanan supaya maksimal dan efisien. Berkat bantuan seorang teman di Bali, tempat-tempat wisata yang saya inginkan disusun sedemikian rupa sehingga perjalanannya tidak buang waktu dijalan. Sepupu pun merekomendasikan seorang driver Bali, Nyoman yang handal dan ramah banget.

Hari pertama di Bali, mengunjungi Kuta (tempat wajib), Sanur, Menonton pertunjukan Barong & Kris Dance di Sari Wisata Budaya Denpasar. Tari Barong sendiri menggambarkan pertarungan antara "Kebajikan" melawan "Kebatilan". Tiket pertunjukan seharga duapuluh lima ribu rupiah klo gak salah. Selesai pertunjukan saya menuju Garuda Wastu Kencana dan terakhir menonton tari kecak di Uluwatu sambil menikmati sunset. Pertunjukan tari kecak merupakan jenis tari sakral "Sang Hyang" dan disisipkan epos Ramayana. Tiket pertunjukan tari kecak ini seharga tujuh puluh lima ribu rupiah seingat saya.

Hari kedua, Perjalanan dilanjutkan menuju Danau Kintamani. Sayang saat saya kesana langit sedang mendung sehingga mengurangi keindahan danau Kintamani. Selepas dari danau Kintamani saya menuju Tirta Gangga & Tirta Empul sambil melihat keindahan istana Tampak Siring yang lokasinya bersebelahan. Saat di Tirta Gangga & Tirta Empul saya sedikit menyesal tidak turut mandi di air yang konon katanya berasal dari 3 sumber mata air suci. Airnya jernih dan sejuk banget. Saya juga sempat mampir ke Rice Terrace di Tegal Alang untuk mengambil beberapa gambar dan terakhir menuju Tanah Lot untuk menunggu sunset yang romantis disana. Pulangnya saya menyempatkan diri mencicipi ayam betutu kuliner khas Bali. Tadinya mau pesan bebek, berhubung trauma dengan suguhan bebek di Sumatera, saya putuskan memilih ayam saja. Ayam betutu adalah ayam yang direbus dengan jahe, lada dan cabe rawit yang dihaluskan. Makanya rasa ayam betutu ini lumayan pedas. Buat yang gak terlalu suka pedas sebaiknya minta komposisi cabenya dikurangi. Karena lumayan terasa panas di perut.

Hari ketiga sekaligus hari terakhir di Bali. Saya mengunjungi beberapa pantai. Pantai Sanur, Tanjung Benoa dan Pantai Dreamland. Selanjutnya menuju pusat oleh-oleh Krishna untuk membeli beberapa cinderamata. Selesai sudah acara pelarian saya di Bali selama 3 hari. Saya memang tidak berniat berlama-lama di Bali karena akan kembali lagi di bulan Juli nanti sekalian membayar keinginan saya untuk mandi di Tirta Empul (hehehe..alasan aja).

Puisi Tentang Cinta - Kahlil Gibran

CINTA yang AGUNG
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh

Aceh Pasca Tsunami

Masjid di Lhok Nga
Beberapa bulan pasca Tsunami sekitar February 2005, saya mengunjungi Aceh. Kondisi saat itu masih belum pulih benar akibat gempa dan Tsunami. Saat tiba di bandar udara Sultan Iskandar Muda suasana masih tampak kacau dan terlihat ketegangan. Kota Banda Aceh tampak masih berantakan. di pinggir-pinggir jalan masih terlihat tumpukan mayat dalam kantong kuning. Udara berbau mayat yang membusuk, pahit sekali baunya. Beberapa kali saya menemukan orang stres jalan kesana kemari dengan pandangan kosong dan baju kusut, astagfirullah aladziim...

Perjalanan kali ini bukan piknik atau wisata bersenang-senang tetapi untuk memberikan dukungan bagi saudara-saudara yang tertimpa musibah. Saya kagum melihat TNI bahu membahu memperbaiki sarana dan prasarana. Membuat jembatan dari batang pohon kelapa agar kendaran yang mengangkut korban dapat melintas. Mereka terlihat lelah tapi tetap ramah dan sesekali bercanda untuk mengusir rasa lelah.

Saya bermalam di kota Banda Aceh sebelum meneruskan perjalanan menuju Tangse sebuah kecamatan di kabupaten Pidie. Selama di Banda Aceh saya menyempatkan diri mengunjungi beberapa lokasi yang terkena imbas gempa dan tsunami cukup parah. Salah satunya di Pantai Lhok Nga. Subhanallah....dahsyat sekali efek tsunami disini. Sebuah bukit dengan ketinggian kurang lebih 30 meter terpapas setengahnya. Di sisi pantai terdampar sebuah kapal tongkang pengangkut batubara lengkap dengan batu bara diatasnya. Pada lambung kapal tertulis bobot kapal 5000 ton. Bisa dibayangkan berapa kekuatan ombak yang bisa menyeret kapal tongkang seberat itu naik keatas daratan. Dari pinggir pantai Lhok Nga terlihat sebuah mesjid berdiri kokoh dan tegak ditengah-tengah. Subhanallah...itu satu-satunya bangunan yang masih berdiri dengan tegak tanpa kurang suatu apapun. Maha Besar Allah... sementara bangunan lain disekitarnya tersapu bersih. Bahkan rumah-rumah tempat tinggal para prajurit bersih tak bersisa satu tembok pun. hanya menyisakan lantai rumah saja. Hati saya sempat teriris melihat sebuah boneka disudut puing-puing. Kemana gerangan pemiliknya, mungkin sudah tenang di alam surga. Saya juga menyempatkan diri melihat Mesjid Baitul Rahman kebanggaan masyarakat Aceh. Di halaman Mesjid ada 2 tower yang utuh berdiri tegak dan ada 2 tower yang runtuh. Menurut cerita warga setempat, 2 tower yang masih utuh dibangun pada masa orde lama dan 2 tower yang runtuh dibangun pada masa orde baru (apa hubungannya yah?). Malam itu saya sempat merasakan guncangan gempa sebesar 7.8 SR. Luar biasa panik dan khawatir, apalagi isu akan datang tsunami langsung tersebar membuat warga berlarian dan mengakibatkan seorang wanita tewas karena  terjatuh dan terinjak warga yang panik, innalillahi wainnailaihi rodjiun.

Keesokan hari saya berangkat menuju Tangse. Perjalanan memakan waktu 4 jam dengan berkendaraan darat. Perjalanan menuju Tangse melewati daerah yang mirip puncak di kabupaten Bogor. Nama daerahnya Saree. Hawanya sejuk karena memang daerah pegunungan, dan di sisi jalan banyak orang berjualan aneka macam keripik. Saya tiba sore hari di Tangse.

Tangse adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Pidie, Kota yang mempunyai panorama alam yang sangat indah terletak dilintasan Pidie - Meulaboeh, ketika lintasan Banda Aceh - Meulaboh Rusak total akibat Tsunami jalan ini menjadi jalan penghubung terdekat untuk menuju Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Selatan. Selain pemandangannya yang indah, Tangse juga sangat terkenal dengan duriannya, pada musim panen durian, banyak durian dari daerah lain yang dibawa ke Banda Aceh memakai nama "Durian Tangse". Bagi anda pecinta durian dan panorama alam yang asri dan indah, Tangse adalah salah kota yang wajib Anda Singgahi. Saat saya disana sempat disuguhi durian Tangse yang besar-besar dan legit rasanya.

Selama di Tangse saya sempat mencicipi beberapa kuliner khas aceh seperti mie aceh, rujak aceh, martabak telur aceh, ikan kerling, kuah pliuk dan gulai bebek. Rupanya lidah sunda saya kurang cocok dengan kuliner Aceh, utamanya bebek. Mungkin karena saya juga gak begitu suka bebek. Di benak saya bebek tuh jorok karena senang main di lumpur. Alhasil selama dijamu gulai bebek saya berusaha sekuat tenaga menelannya. Untuk martabak telur, jangan bayangkan seperti martabak telur yang ada di pulau Jawa. Martabak telur Aceh adalah telur dadar yang dilipat-lipat menyerupai bentuk amplop. Disajikan diatas piring kecil dengan acar bawang merah mentah yang diiris-iris hehehehe..saya kecele :p

Air Terjun Tangse
Sayuran agak susah dan mahal disana. Umumnya orang Sumatera kurang menyukai sayuran tidak seperti orang sunda yang gemar lalapan. Jadilah saya si sunda yang sedang merantau ke Aceh, berpuasa lalapan selama berada disana. Daerah Tangse minim fasilitas bahkan pasar pun hanya eksis seminggu sekali yaitu di hari Selasa. Orang menyebutnya hari Pekan, dimana para pedagang dari daerah lain menjajakan dagangannya khusus di Tangse saja. Saat di Tangse saya juga sempat diajak ke tempat wisata air terjun yang ada di Gampoeng Meuriya. Airnya jernih dan sejuk, lokasi wisata ini rupanya tempat favorit abege Tangse untuk hang out. Banyak anak-anak muda yang duduk-duduk bersantai di sepanjang air terjun. Oya, selama di Tangse saya wajib mengenakan kerudung bila keluar rumah karena daerah ini masih fantik sekali dengan aturan syariah agama. Kalau saya nekat keluar rumah gak pake kerudung takutnya digiring polisi syariah yang kerap berpatroli. So, daripada menanggung malu mending ikut aturan aja deh.

Hari berikutnya saya berangkat ke kota Sigli, sekitar 2 jam dari Tangse. Disini efek gempa dan tsunami tidak separah di Banda Aceh. Kantor Bupati Sigli masih aman tidak terjangkau tsunami. Hanya rumah-rumah di pinggir pantainya saja yang lenyap disapu gelombang. Di Sigli saya sempatkan membeli emping Aceh yang terkenal dan dendeng Aceh untuk oleh-oleh orang dirumah.

Tak terasa 5 hari sudah saya berada di Aceh. Perjalanan yang cukup melelahkan, karena pemandangan yang terlihat adalah keprihatinan. Saya turut merasakan kepedihan dan ketakutan mereka saat disana. Rasa takut yang mencekam saat tanah yang dipijak bergetar 7.8SR. Himah yang bisa saya petik dari perjalanan kali ini adalah semua milik Allah SWT dan pada akhirnya akan kembali pada-NYA. Jalani hidup dengan rukun dan damai karena hidup hanya sementara.

Trip to Sanggau, Kalbar

Yang pertama kali terlintas di kepala pada saat mengucapkan kata Kalimantan adalah Hutan Tropis. Pohon-pohon besar dengan akar yang menjuntai disana sini. Masyarakatnya yang masih nyentrik dengan telinga panjang-panjang. Daripada penasaran, mending saya coba buktikan sendiri dengan pergi kesana. Tahun 2008 saya mengunjungi kaka yg tinggal di Sanggau, Kalimantan Barat.

Jarak tempuh Jakarta menuju Pontianak hanya 1,5 jam melalui perjalanan udara. Dari atas pesawat terlihat beberapa bagian dari Kalimantan mengalami erosi akibat pembalakan hutan secara liar. Perjalanan dilanjutkan menuju kota Sanggau. Berlokasi di antara Sungai Sekayam dan Kapuas, kurang lebih 267 Km dari Ibukota Provinsi Kalimantan Barat atau 6 jam saja dengan berkendaraan. Dalam perjalanan menuju kota Sanggau saya menyempatkan diri untuk mampir ke Tugu Khatulistiwa yang menjadi trademark kota Pontianak.

Sungai Kapuas dari belakang rumah

Sanggau kota yang kecil dan sederhana, namun bersih. hari pertama di Kalimantan saya lalui dengan perjuangan adaptasi suhu udara yang gerah dan panas. Kulkas menjadi benda favorit saya, untuk ngadem :p Orang Kalimantan bilang, gak sah datang ke Kalimantan kalau belum mandi di sungai Kapuas. Jujur saya ngeri mandi disana. Melihat sungainya yang besar, airnya yang deras dan coklat bikin ngeri saya naik ke level maksimal. Plus karena kebanyakan nonton film, saya membayangkan saat mandi ada buaya yang akan menyergap. Apalagi beberapa minggu sebelum saya datang ke Kalimantan, seekor buaya raksasa seberat 1 kuintal tertangkap oleh penduduk dan beritanya dimuat di koran setempat. Lengkap sudah kengerian saya. namun akhirnya rasa penasaran mengalahkan kengerian saya. Apalagi melihat anak-anak kecil disana meloncat dari batang pohon menceburkan diri ke sungai Kapuas. Ah, masa kalah sih sama anak-anak. Dengan membulatkan tekad saya beranikan diri terjun ke sungai Kapuas. Hmmmm airnya sejuk, cocok buat mengusir gerah.


Air terjun Pancur Aji
Selama di Sanggau saya hanya sempat mampir ke obyek wisata Pancur Aji. Obyek wisata sederhana namun banyak diminati penduduk setempat. Selebihnya wisata kulineeeerrr hehehe... Mulai dari aneka jenis kue lapis legit (lapis belacan, lapis susu, lapis pisang, lapis coklat, lapis keju dan masih banyak lagi jenisnya), Lemang buatan orang Dayak asli (lemang adalah makanan khas Kalimantan yang terbuat dari ketan), Pengkang dengan sambal kepah (pengkang sejenis ketan dan sambal kepah adalah sambal kerang), Ulat Sutra (sejenis cheese stick tp bentuknya persis ulat sutra), Kepiting dan Udang dengan ukuran jumbo, Calok (sejenis udang basah yng kecil-kecil. biasanya dibuat sambal), dan masih banyak makanan lain yang saya gak hapal namanya. Sayang, pada saat kesana belum musim durian merah/ Pekawai. Masyarakat Sanggau punya tradisi unik dalam menyambut lebaran. Umumnya setiap rumah membuat kue lapis legit beraneka jenis. Beruntungnya saya tiba disana pada saat yang tepat (perang kue lapis). Sambil silahturahmi kerumah tetangga bisa mencicipi aneka jenis kue lapis legit yang enak-enak. Ada tradisi yang disebut 'Cempale', yaitu mencolekkan jari di air minum atau makanan yang dihidangkan jika kita tidak ingin meminum/ memakannya. Kalau kita sudah mencolekkan jari, berarti sudah dihitung meminum/ memakannya. Unik juga ya... (ini yang saya lakukan saat kekenyangan disuguhi hidangan terus menerus pada saat bertamu).

Karena masih susana Lebaran, dentuman meriam bambu kerap terdengar bersahut-sahutan. Biasanya antar desa berlomba-lomba membuat meriam bambu besar dengan dentuman yang hebat. Meriam bambu di jejerkan di sepanjang sungai Kapuas dan saling bersahut-sahutan dengan desa yang ada diseberangnya. Terasa sekali atmosfir Lebaran disini, berbeda dengan di kota yang cenderung sepi. Suasana Sanggau diwaktu Lebaran msih melekat dalam benak saya dan membuat kangen.

Oya, selama di Sanggau saya menyempatkan diri membuat Pizza buat keponakan dan anak-anak kecil disekitar rumah. Terharu banget, pizza buatan saya dipuji setinggi langit sama mereka. Di Sanggau gak ada resto cepat saji seperti Pizza Hut, KFC, McD dll (jd wajar aja lah yaa kalo pizza buatan saya jd idola :p). Toko roti satu-satunya hanya Kaisar, yang dilantai atasnya ada tempat main anak-anak (timezone kecil-kecilan). Benar-benar suasana desa yang damai dan tentram. Sederhana tapi gak primitif. Lenyap sudah bayangan saya tentang orang-orang disana yang berbusana minim dengan mandau di pinggang hehehe...

Sebelum pulang saya bermalam dulu di kota Pontianak. Malam hari sempatkan jalan ke Mega Mall, mall terbesar di Pontianak Lumayan juga, gak kalah dengan mall yang ada di Jakarta. Anak-anak mudanya juga keliatan fashionable. Gak beda jauh dengan abege-abege yang ada di Sency atau MTA. Saya juga sempatkan membeli beberapa cinderamata untuk oleh-oleh. Karena Kalimantan terkenal dengan batu alamnya yang indah, maka pilihan saya adalah kalung dan gelang batu-batuan yang cantik-cantik model dan warnanya.

Next time kembali lagi ke Kalimantan, saya mau mencoba yang lebih gila. Masuk ke hutan pedalaman dan ikut berburu. Kayaknya seru tuh..., mau ikut??

Trip to Bangka


Kepulauan BABEL selain terkenal dengan hasil tambang timahnya, juga terkenal dengan keindahan pantainya. Terutama sejak booming film Laskar Pelangi beberapa tahun lalu. Saya pun penasaran ingin membuktikan keindahan pantai-pantai disana yang konon katanya masih alami belum tereksploitasi. Beneran gak sih, jangan-jangan Cuma katanya aja nih.
Akhir Desember 2010 saya berkesempatan mengunjungi pulau timah tersebut. Kebetulan ada promo fare yang cukup bagus dari Garuda Air. Perjalanan menempuh waktu kurang lebih satu jam saja. Pesawat mendarat di Bandar Udara Depati Amir kota Pangkal Pinang. Dari sana perjalanan dilanjutkan lagi dengan kendaraan darat menuju Sungai Liat yang berjarak kurang lebih hampir 3jam. Sekilas kota di Tanjung Pinang mirip dengan daerah di Sukabumi kota.
Aah akhirnya saya tiba dikediaman Dato. Setelah melepas kangen dengan keluarga dan istirahat sejenak, kunjungan ke tempat-tempat yang sudah saya incar sejak dua bulan sebelumnya segera dimulai.
Hari Pertama tempat pemandian air panas Tirta Pemalih dan Kebon Binatang Pemalih menjadi tempat tujuan pertama. Tempat pemandian air panasnya hampir mirip dengan di Ciater, Bandung. Hanya saja lebih kecil ukurannya. Kebun binatangnya juga tidak terlalu banyak binatang, Cuma saya agak kagum dengan buaya-buaya rawanya yang berukuran besar-besar dan keliatan gemuk.
Selanjutnya “Safari Pantai” hhmm…ini yang sudah saya nanti-nanti sejak lama.
Pantai Matras. Pantai yang wajib didatangi bila berkunjung ke Bangka. Pasir putihnya halus dan lembut sekali. Tak salah jika pantai ini dinamakan matras, berbaring diatas pasirnya serasa tidur diatas matras yang empuk. Suerrr ini gak lebay loh!
Pantai Tanjung Pesona. Salah satu pantai yang sudah dikelola dengan baik. Ada resort untuk tempat menginap. Waktu saya kesana lumayan ramai dikunjungi wisatawan lokal. Wismannya belum terlihat banyak.
Pantai Batu Berdaun. Pasirnya tidak sehalus pantai Matras dan kurang tertata apik seperti pantai Tanjung Pesona.
Pantai Teluk Uber. Karena sudah diburu waktu, saya tidak menyempatkan diri menginjakkan kaki di pasir pantainya. Hanya sempat melewati saja. Tak apalah, yang penting sudah mengunjungi.
Salah satu pantai yang dengan teramat menyesal saya lewatkan justru pantai yang paling terkenal disana. Yup, Pantai Parai Tenggiri. Untuk malam pergantian tahun, pengelola pantai Parai Tenggiri mematok harga KTM yang selangit. Tiga ratus lima puluh ribu hanya untuk melihat pantai di kegelapan malam saja! Rasanya gak wise kalo mengeluarkan biaya sebesar itu hanya untuk menghirup udara pantai Parai Tenggiri. Secara malam pula, apa yang mau dilihat? Saya memutuskan untuk melewatkan malam pergantian tahun di pusat jajanan Eat & Eat, di salah satu sudut kota. Dimana malam itu Gubernur Bangka akan turut hadir berpesta bersama warga. Selain hiburan dari artis-artis lokal, atraksi barongsai ikut serta memeriahkan malam pergantian tahun. Mayoritas penduduk di pulau Bangka memang keturunan Chinese. Dan hebatnya antara penduduk pribumi dan Chinese dapat hidup harmonis berdampingan. Contoh nyata toleransi beragama yang indah.
Hari kedua di Bangka. Subuh-subuh Dato mengajak saya mandi di pemandian air panas Tirta Pemalih. Bermodalkan koneksi dan berakrab ria dengan penjaga, kami diperbolehkan masuk tanpa beli tiket hehehe… Selesai mandi, Dato mengajak kami ke tempat penambangan timah dan perkebunan karet miliknya. Kagum sekaligus sedih. Kagum dengan kekayaan sumber daya alamnya, sekaligus miris karena banyak bekas galian tambang yang dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya reklamasi.
Selain wisata bahari, rasanya sayang kalau tidak menyempatkan untuk wisata rohani juga. Saya menyempatkan mengunjungi salah satu klenteng kecil di daerah Pemalih dan mengunjungi taman wisata rohani umat Budha Mahayana di Sungai Liat. Mungkin saat ini jalan menuju tempat tersebut sudah selesai dibangun. Pada saat saya kesana, amboiii..penuh perjuangan. Berjalan kaki menanjaki  jalan terjal sepanjang 2KM. Tetapi lelah dan capek terbayar tunai diatas sana. Serasa berada di negeri China. Okelah, gak sia-sia perjuangan saya.
Bangka tidak hanya terkenal dengan wisata baharinya, tetapi juga wisata kulinernya. Pilihan saya adalah Lempah Kuning, makanan khas bangka. Daging iga yang dimasak dengan kuah kuning plus daun kedondong. Seumur hidup baru kali itu saya makan daun kedondong, ternyata rasanya tidak sengeri yang saya bayangkan (yg ada dibayangan saya adalah sepet-sepet pait). Selain lempah kuning ada juga makanan khas Bangka yaitu pantiaw sejenis kwetiau rebus yang diberi toge dan perasan jeruk limau. Yang gak kalah unik adalah pempek Bangka. Pempeknya lembut dan gurih dimakan bersama kuah tauco bukan kuah cuka hitam seperti pempek Palembang. Belum lagi martabak Bangkanya yang terkenal. Serius, 3 hari di Bangka bobot saya naik beberapa kilo karena dimanjakan oleh makanannya yang enak-enak.
Hari terakhir di Bangka. Menyempatkan kembali mandi air panas subuh-subuh. Setelah itu berkemas-kemas meninggalkan keluarga di Bangka dengan kenangan indah yang gak akan pernah saya lupakan. 3 hari di Bangka terasa kurang, karena masih banyak sekali obyek-obyek wisata yang belum saya jamah. Mudah-mudahan tahun ini masih ada sisa cuti untuk berlibur kembali di Bangka. 

Selasa, 12 April 2011

Hidden Paradise, Sikuai Island


Pantai Sikuai
 Tidak salah jika banyak orang menjuluki Sikuai Island sebagai surga yang tersembunyi. Pulau sikuai adalah pulau yang private, satu satunya yang mempunyai resort dan sering disebut “ New sikuai Island Resort”, dengan membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari pelabuhan Muaro Padang, dengan kapal cepat. Luas kawasan sekitar 44,4 Ha, 2,4 ha untuk resort dan sisanya adalah hutan alami dan pantai pasir putih.

Sikuai, satu dari 19 pulau yang termasuk dalam wilayah administratif Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), tepatnya di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 38,6 Kilometer persegi atau sekitar 40 hektar.
Saya berkesempatan mengunjungi pulau indah ini pada akhir Mei 2010 tahun lalu. Perjalanan dari pelabuhan Muaro, Padang menuju P. Sikuai melewati Teluk Bayur (jadi ingat ada satu lagu lama yang judulnya Teluk Bayur) dan makam Siti Nurbaya yang terletak diatas bukit. Saat kapal melaju ditengah laut, beberapa ikan tampak berloncat-loncatan seakan mengejar laju kapal. Tarif penginapan di Sikuai Island memang cukup mahal, tapi sesuai dengan suguhan pemandangan yang bisa kita nikmati. Pantainya yang bersih dengan pasir putihnya, airnya yang terlihat jernih sehingga terlihat jelas gradasi warna air. Kita bisa snorkeling untuk melihat terumbu karang dari jarak yang dekat dari pinggir pantai. Selain itu kita juga bisa mengunjungi pulau-pulau kecil yang ada di sekitar Pulau Sikuai dengan menyewa perahu boat seharga dua ratus ribu rupiah. Ditengah-tengah perjalanan biasanya perahu akan berhenti, memberikan kesempatan buat penumpang untuk menikmati pemandangan bawah laut yang luar biasa. Terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang cantik warnanya berseliweran kesana-kemari. Bukti nyata kekuasaan Tuhan Maha Pencipta dunia beserta isinya.

Kawasan listrik ini menggunakan mesin generator sebagai sarana penerangan dan listrik. Untuk berhemat, pengelola melakukan pemadaman listrik mulai pukul 7 pagi hingga siang hari. Selain aktifitas air pengunjung juga bisa berjogging keliling pulau karena tersedia jogging track, bersepeda (ada penyewaannya) atau berenang di kolam renang resort Sikuai.
Semalam di Sikuai rasanya gak puas banget. Saya berjanji dalam hati, untuk datang kembali ke tempat ini. Someday....itu pasti!