My Favorite Travel Quotes

"The world is a book and those who do not travel read only one page - St. Augustine", "I have found out that there ain't no surer way to find out whether you like people or hate them than to travel with them - Mark Twain", "If the traveler can not find master or friend to go with him, let him travel alone rather than with a fool for company - Budha", "Traveling is about the journey not the destination - Anonymous", "Traveling brings love and power back to your life - Rumi".

Minggu, 11 Januari 2015

Warna Warni Perjalanan di Tahun 2014

Tahun 2014 sudah berlalu. Tahun yang Alhamdulillah penuh dengan berkah yang tak terhingga dari Yang Maha Kuasa. Dalam setahun, apa yang saya alami memang tidak semuanya terasa berwarna ada juga yang kelabu. Tetapi kalau dilihat kembali ke belakang, ternyata persentase berwarna ceria lebih banyak daripada kelabunya. Mungkin juga itu cara Tuhan memberitahu saya bahwa diperlukan berbagai macam warna untuk membuat pelangi yang indah. Sayangnya tidak setiap perjalanan yang telah dilakukan saya buatkan tulisan karena keterbatasan waktu dan balada penulis amatiran yang kerap kali mengandalkan mood menulis. Berikut ini kaleidoskop kehidupan saya  di tahun 2014, tahun yang penuh dengan kejutan berwarna dan banyak jalan-jalan.

Januari
Lawang Sewu
Tahun 2014 diawali dengan perjalanan dinas ke kota Lumpia, Semarang Jawa Tengah. Tugas sebagai Training Coordinator membuat saya cukup sering singgah ke kota Ini. Sambil menyelam minum air, saya sempatkan wisata ke Pagoda Avelokitesvara Watugong untuk melihat patung Budha tidur. Konon  patung Budha yang sedang tidur ini melambangkan sang Budha yang telah mencapai kesempurnaannya. Saya juga mampir ke Kuil Ceng Ho. Meskipun sebelumnya saya sudah pernah berkunjung ke kedua tempat ini, tapi gak ada salahnya datang untuk ke sekian kalinya bukan?


Februari
Perjalanan dinas lagi ke kota Semarang. Kali ini di akhir pekan saya sempatkan untuk melipir ke kota gudeg, Jogjakarta. Kota favorit saya sepanjang masa. Saya dan rekan sekantor berniat menonton Cabaret Show yang ada di toko batik Mirota lantai 3. Acaranya sendiri dimulai pukul 19.00wib s/d 20.30wib. Tapi apa mau dikata, rencana gagal total karena salah satu teman minta dimampirkan ke kota Sragen. Padahal  arah kota Sragen dan kota Jogjakarta ternyata bertolak belakang. Alhasil, malam itu saya dan teman tidak sempat nonton Cabaret Show karena kami tiba di Jogjakarta pukul 23.30wib!! Daripada pulang dengan sia-sia, kami putuskan untuk kuliner gudeg lesehan di Malioboro dan makan wedang ronde di pinggir jalan. Ok, pengetahuan geografi saya bertambah disni. Jarak Sragen dan Jogjakarta tidak searah, melainkan bertolak belakang.

Maret
Belajar membatik di museum tekstil Jakarta. Membatik adalah seni kesabaran tingkat tinggi. Ternyata membuat sehelai sapu tangan batik membutuhkan usaha yang cukup besar. Mulai dari membuat pola dengan pensil, memberi lilin/malam pada motif/pola, proses pewarnaan, pelorodan, pencucian dan penjemuran. Itu baru saputangan yang hanya berupa sepotong kecil kain. Tak heran harga selembar batik tulis bisa mencapai jutaan. Prosesnya gak mudah dan perlu waktu panjang.

April
Kembali bertugas ke kota Semarang. Seolah gak kapok dengan kejadian bulan lalu, saya kembali melipir ke kota Jogjakarta, kali ini solo traveling. Saya sempat makan di resto Raminten yang punya nama-nama menu nyeleneh. Menu yang saya cicipi waktu itu ayam koteka dan brongkos ayam, cukup lumayan rasanya, meskipun gak bisa dibilang fantastis seperti judul menunya.

Mei
Harley Davidson 
Kejutan luar biasa Tuhan berikan kepada saya, seolah hadiah ulang tahun di bulan April yang tertunda. Sehubungan dengan kekurangan tenaga penterjemah di Amerika Serikat, kantor tempat saya bekerja memutuskan untuk mengirimkan staf-staf yang ada di Indonesia. Saya bertugas selama 3 minggu di Negara Amerika Serikat bagian utara, Virginia. Tepatnya di kota kecil bernama Moyock. Bayangan tentang Amerika dengan gedung-gedung pencakar langitnya lenyap disini. Moyock adalah kota kecil yang suasananya seperti pedesaan di Indonesia, cuma bedanya disana lebih tertata rapi. Saya tinggal di asrama yang dikelilingi sawah gandum dan hutan pinus. Binatang hutan kerap kali berkeliaran disekitar asrama seperti rusa, bajing, ayam hutan, kucing hutan dan…. Beruang! Cuaca saat bulan Mei masih terasa dingin. Malam hari suhu bisa mencapai 8 derajat Fahrenheit. Dalam seminggu kami diberikan kesempatan untuk jalan-jalan sebanyak 2x. Biasanya kesempatan itu digunakan untuk pelesiran ke kota, seperti Washington DC yang berjarak sekitar 4 jam dari Moyock. Di tempat ini saya bertemu dengan seorang warga Amerika Serikat yang sangat cinta sekali dengan Indonesia, yang menjadi kawan karib selama disana. Tuhan juga menganugerahkan saya sebuah keluarga besar yang hingga saat ini masih saling berkabar lewat facebook, email ataupun blackberry messenger group. Berada disebuah daerah yang terpencil bersama 25 orang membuat kami seperti keluarga besar, saling menguatkan disaat rindu keluarga dan tanah air. Saya sempat memposting beberapa artikel mengenai perjalanan saya saat di Amerika Serikat di detik travel maupun travel blog pribadi saya.

Juni
Minggu pertama di bulan Juni masih saya habiskan di Amerika Serikat. Selesai bertugas di USA, perjalanan dinas lainnya sudah menanti saya, kali ini kota Denpasar, Bali. Kebetulan kantor saya mau mengadakan training di Bali, sebagai Training Coordinator saya bertugas melakukan survey dan kordinasi awal untuk kelancaran training yang nantinya akan diadakan disana. Berhubung ini perjalanan dinas dan cuma 2 hari 1 malam saja, saya hanya sempat belanja di toko oleh-oleh Krishna dan makan di bebek tepi sawah yang berada tepat diseberang toko Krishna.

Juli
Kembali lagi ke kota Semarang. Kali ini agak miris, karena saya melewatkan hari pertama Ramadhan sendirian, tidak bersama keluarga. Sedih rasanya sahur  di hotel  bersama orang-orang yang tidak saya kenal. Rasanya pengen cepat pulang kerumah. Trip kali ini agak kelabu menurut saya.

Agustus
view dibelakang Swiss Bell Hotel Jayapura
Untuk pertama kalinya saya berkesempatan mengunjungi Indonesia bagian timur! Wwooohooo seneng banget rasanya meskipun trip ini adalah serangkaian kunjungan ke beberapa kota di propinsi yang berbeda-beda, bayangan rasa lelah terhapuskan oleh fakta saya akan menjejakkan kaki di Indonesia bagian Timur. Kota pertama yang dikunjungi adalah kota Jayapura. Saya menginap satu malam disini. Gak sempat jalan-jalan sih, cuma melewati danau Sentani dan makan seafood didekat hotel tempat menginap. Nasib perjalanan dibayarin kantor ya begini, hehehe…..

Kota kedua yang dikunjungi adalah Palu. Senasib dengan perjalanan di Jayapura, disini saya gak sempat kemana-mana kecuali makan sop Kaledo yang konon menurut orang Sulteng, artinya adalah sop Kaki Lembu Donggala. Kuliner penuh resiko buat yang punya kolesterol. Sop ini berisi 2 potong tulang kaki lembu yang berisi sumsum. Cara makannya dihisap dengan sedotan dan didampingi dengan singkong rebus. Unique and dangerous for health!

Kota ketiga yang saya singgahi adalah Makassar. Idem dengan Jayapura dan Palu, disini saya Cuma sempat mencicipi kuliner Pallu Basa Serigala, Iga Konro Karebosi dan hang out sebentar di Kampung Popsa. Tempat hang out anak gaul di Makassar yang lagi happening saat itu.

Oya, di bulan ini  perjalanan dinas saya ke Denpasar, Bali karena satu dan lain hal dibatalkan. Kecewa sih karena saya sudah niat mau reuni dengan teman-teman yang menjadi “keluarga baru” sewaktu di Amerika , tapi saya yakin Tuhan lebih tahu apa yang terbaik buat saya.

September
Secret Zoo, Jatim Park 2 Batu, Malang
Kata-kata bijak yang mengatakan “Rencana Tuhan selalu lebih indah daripada rencana manusia” memang tidak pernah salah. Tuhan seolah menjawab rasa kecewa saya atas batalnya perjalanan dinas ke Bali bulan September lalu. Di bulan ini saya dan tim mendapat penghargaan dari kantor berupa Cash Award dengan ganjaran nominal yang cukup lumayan. Alhamdulillah…., see dibalik kelabu ada pelangi yang menanti!

September juga merupakan bulan yang saya nanti-nanti. Road trip bersama keluarga besar ke beberapa kota di Jawa Timur yang sudah dirancang sejak awal tahun! Selama itu saya mengumpulkan berbagai informasi wisata di kota Malang, Batu dan Surabaya. Ini adalah perjalanan bersama keluarga yang penuh kesan. Oya, saya sempat membuat dokumentasi yang dibuat menjadi photo clip lho. Belakangan ini saya sedang keranjingan membuat photo clip perjalanan. Daripada foto-foto hanya jadi koleksi laptop saja, dengan sedikit kreatifitas saya buat photo clip dengan menggunakan program windows movie maker. Buatnya gampang banget kok.  Beberapa clip saya buat versi yang lebih singkat untuk di upload ke youtube. Jadi saya punya kenangan yang bisa dilihat kapan saja. 

Oktober
Life is great if it shared
Konon ada ungkapan yang mengatakan bahwa hidup harus seimbang antara duniawi dan akhirat. Kebetulan sebagai salah satu pengurus yayasan sosial yatim piatu dan manula di Bogor, sejak beberapa bulan lalu kami mempunyai rencana untuk mengadakan acara jalan-jalan seperti yang biasa dilakukan setiap tahunnya. Dikarenakan padatnya agenda pengurus yayasan yang rata-rata masih aktif bekerja di kantoran, niat tersebut baru bisa terlaksana di bulan ini. Memang benar ya ucapan yang bilang rejeki anak yatim piatu itu luas. Buktinya baru berniat mau nyenengin mereka, tiba-tiba donasi masuk dari beberapa orang. Alhamdulillah, acara terlaksana dengan lancar. Anak-anak kelihatan gembira banget bermain di water park Zam-zam Tirta. Foto-fotonya bisa dilihat di fan page yayasan Panglayungan Bogor. Terimakasih tak terhingga untuk para donatur yang telah membuat perjalanan ini menjadi kenyataan.

Ada hadist mengatakan, silahturahmi membuka pintu rejeki. Itu betul bangett…., memenuhi ajakan seorang sahabat untuk berkumpul di Jogjakarta membuka pikiran saya untuk memulai bisnis baju batik produksi sendiri. Kebetulan saya sering banget dioleh-olehi kain batik yang cantik-cantik motif dan warnanya. Saya juga sempat ke kota Solo berkunjung ke museum batik Danar Hadi dan wedangan di Tiga Tjeret.

Bulan ini saya juga sempat mampir ke Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya sehabis arisan keluarga.  Luar biasa membaca hasil visum et repertum para pahlawan yang menjadi korban. Tidak terlihat rasa kemanusiaan dari apa yang tertulis pada hasil visum. Saya juga sempat menonton kembali film G30S PKI yang jaman dahulu menjadi tontonan wajib setiap malam tanggal 30 September.

Nopember
Akhirnyaa, Toraja!!
Kunjungan kerja ke Balikpapan, Kaltim. Kali ini agak sedikit beruntung. Meskipun hanya menginap 1 malam saja di kota Balikpapan, tapi saya sempat singgah ke konservasi beruang dan orangutan di Samboja dan berbelanja asesoris dari batu Kalimantan yang terkenal di pasar kebun sayur. Selembar kain dengan motif Kalimantan tak luput dari sabetan mata dan berpindah dengan cantik kedalam kantung belanja. Buat modal butik saya hehhehe

Saat berkunjung ke kota Makassar bulan Agustus lalu, diam-diam saya bersumpah dalam hati akan kembali ke kota ini lagi untuk perjalanan pribadi. Nyesek rasanya sudah ada di kota Makassar tapi gak sempat kemana-mana, padahal benteng Rotterdam hanya sejengkal saja dari hotel tempat menginap (versi  lebay). Akhir bulan Nopember saya memutuskan kembali ke kota Makassar. Sepertinya memang sudah rejeki saya, perjalanan ke Makassar diberi begitu banyak kemudahan oleh Allah. Mulai dari tiket pesawat hasil tuker poin Garuda Miles, promo hotel Best Western dari Citilink yang kasih rate Rp499,000 untuk 3D2N sampai kawan baru yang jadi guide lokal selama di Makassar, keliling 3 pulau dan Tana Toraja. What a bless! Ada beberapa artikel saya yang dipublish oleh detiktravel bisa di klik linknya disini http://travel.detik.com/read/2014/12/27/130000/2786314/1025/mitos-belut-bertelinga-di-mata-air-tilanga-tana-toraja

Desember
Gadis Dayak yang cantik menyambut di pintu bandara
Ke kota, ke desa, ke pantai dan ke pulau sudah saya lakukan sepanjang tahun 2014, Cuma 1 yang belum. Masuk ke hutan! Sesuai rencana sejak setahun yang lalu, saya akan melewatkan pergantian tahun didalam hutan Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Kertanegara. Ini asli hutan sehutan-hutannya. Dimana signal handphone susahnya minta ampun, nyamuk hutan yang besar-besar dan ganas menggigit dan listrik yang dialirkan lewat genset. Ditengah keterbatasan fasilitas, saya mendapatkan bonus yang tidak didapatkan dikota. Udara fresh penuh oksigen murni tanpa polusi, suara merdu kicauan burung di pagi hari saat membuka pintu, suara jangkrik di malam hari dan melihat anak-anak mandi di sungai. Sesuatu yang menjadi barang langka di kota besar saya dapatkan semua disini. Meskipun tinggal didalam hutan, tapi saya sempat pelesir ke kota Kutai Kertanegara yang jaraknya sekitar 5 jam dari tempat saya tinggal di Camp Bhirawa Sei Mao, Sarana Pemukiman/ SP1, Ds. Sebuluh. Selagi di Kutai Kertanegara saya mengunjungi museum Mulawarman, museum Kayu, Creative Park dan Pulau Kumala.

Oya saya juga sempat ke pasar malam yang bertempat di SP 4. Disini pasar hanya ada satu kali dalam sepekan dan berpindah-pindah tempat. Pasar dibuka pada malam hari, dimana semua jenis barang dagangan digelar mulai dari sayuran, buah-buahan, pakaian, jajanan pasar hingga anak ayam dan bebek. Malam itu pasar agak sepi, rupanya di kampung sebelah, SP 5 sedang menggelar acara dangdutan yang mengundang artis ibukota Cita Chitata yang ngehits lewat lagu “sakitnya tuh disini”. Pantas saja pasar malam yang digembar gemborkan paling ramai kali ini sepi pengunjung, rupanya calon pengunjung pasar malam banyak yang membelokan langkah ke panggung dangdut.

Disini saya melakukan satu langkah cukup besar dalam hidup. Belajar mengendarai motor! berhubung ada didaerah yang cukup terisolasi dan jauh dari keramaian, saya cukup pede untuk belajar menaklukan rasa takut saat mengendarai motor. Hasilnya sudah 2 hari ini badan pegal-pegal terutama dibagian lengan, karena proses belajar mengendarai motor.

Canopy Bridge
Akhirnya malam tahun baru pun tiba! Karena merayakan malam pergantian tahun di keramaian ala kota sudah terlalu mainstream, saatnya mencoba sesuatu yang baru. Merayakan malam pergantian tahun ditengah hutan terpencil. Driver kami yang asalnya dari Makassar mahir banget membuat ayam panggang yang rasanya te-o-pe banget! Suara kembang api memecahkan kesunyian hutan dengan percikan warna warni kembang api yang turun bak air hujan. Indah banget rasanya. Jauh dari keramaian bersama orang-orang terdekat memang sesuatu yang menyenangkan.

Sebelum mengakhiri perjalanan di Kalimantan Timur, saya berkunjung ke Desa wisata Pampang dan Bukit Bangkiray yang sudah masuk dalam daftar must visit. Melihat suku Dayak di Desa Pampang sudah lama saya inginkan. Hanya saja agak kecewa karena masyarakat lokal disana sudah terpolusi oleh money oriented. Agak shock juga berfoto dengan seorang Dayak, kami berempat dikenakan biaya 150ribu! aahh ngenes, kalau dibiarkan seperti ini khawatir ke depannya turis enggan untuk datang lagi. Pemda setempat perlu membenahi ini secepatnya.

Berjalan diatas canopy bridge menguji nyali dan memacu adrenalin. Berjalan diatas jembatan gantung dengan ketinggian 30 meter dari permukaan tanah bikin jantung berdesir kencang. Jembatan membentang antara satu pohon besar ke pohon besar lainnya. Sukses menaklukan canopy bridge, lutut terasa lemas sesampainya ditanah hehehehe
Heeyy ternyata kalau dibaca dari awal sampai akhir, hidup saya colorful banget ya di tahun 2014 ini. Penuh dengan jalan-jalan dan kejutan menyenangkan. Terimakasih ya Allah untuk semua pencapaian di tahun 2014.Saya siap menyongsong tahun 2015 dengan semangat dan harapan-harapan baru, dan tidak lupa tempat-tempat baru untuk dikunjungi! Semoga Allah menganugerahi saya rejeki dan kesehatan supaya bisa terus jalan-jalan dan berbagi cerita dengan kalian melalui travel blog ataupun stories di detiktravel.


Thank you 2014!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar