My Favorite Travel Quotes

"The world is a book and those who do not travel read only one page - St. Augustine", "I have found out that there ain't no surer way to find out whether you like people or hate them than to travel with them - Mark Twain", "If the traveler can not find master or friend to go with him, let him travel alone rather than with a fool for company - Budha", "Traveling is about the journey not the destination - Anonymous", "Traveling brings love and power back to your life - Rumi".

Minggu, 20 Mei 2012

Menengok Sejarah Jakarta di Museum Fatahillah


Gedung yang penuh sejarah

Museum yang terletak di jalan Fatahillah no 2 Jakarta Pusat ini dahulunya merupakan bekas bangunan balaikota yang dibangun pada tahun 1707 - 1710 atas perintah Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan abad 17 bergaya Neo Klasik ini berdiri diatas lahan seluas +/-1,300m. Museum Fatahillah memuat banyak benda-benda bersejarah mulai dari replika prasasti batu tapak, kendaraan tradisional becak, mebel-mebel antik, baju pengantin tradisional betawi hingga meriam fenomenal si Jagur yang konon memiliki kekuatan magis. Secara keseluruhan museum Fatahillah menceritakan sejarah kota Jakarta. Nama Fatahillah sendiri diambil dari nama seorang Panglima pendiri kota Jakarta yang dahulu bernama Jayakarta dan berubah menjadi Batavia dan kembali berubah menjadi Jakarta.

Gedung Museum Fatahilah dulunya merupakan gedung balai kota kedua. Selain digunakan sebagai stadhuis, gedung ini juga digunakan sebagai "Raad van Justitie" (dewan pengadilan). Hingga akhirnya berubah fungsi menjadi Museum Fatahillah pada tanggal 30 Maret 1974 diresmikan oleh Ali Sadikin, Gubernur Jakarta pada masa itu.
Begini cara hukum ala Kolonial. Hukum pancung!
Berada satu ruangan dengan meriam si Jagur, terdapat diorama proses hukum pancung yang jaman dahulu masih diberlakukan. Tampak 2 buah patung terdakwa dengan menggunakan tutup kepala hitam dan 1 buah patung petugas eksekusi berseragam lengkap dengan pedang di pinggang. Ngilu rasanya membayangkan jaman dahulu kala hukum pancung dilakukan dihadapan masyarakat banyak. Untunglah dijaman sekarang ini hukum pancung sudah ditiadakan. Kebayang gak sih, kalau ternyata ada kesalahan dalam memberikan hukuman, dan si terdakwa salah hukum sudah keburu dipancung? 

Meriam si Jagur
Museum Fatahilah terdiri dari 2 lantai dan 1 ruang bawah tanah. Lantai pertama berisi beberapa benda bersejarah, diorama, kendaraan tradisional dan sedikit furniture antik. Lantai 2 lebih banyak memuat furniture-furniture antik mulai dari tempat tidur, box bayi, lemari pajang, lukisan, meja rapat lengkap dengan kursi-kursinya. Dari balkon lantai 2 pengunjung dapat menikmati pemandangan sekitar Museum Fatahilah. Tepat diseberang museum terdapat kafe Batavia yang memiliki nuansa kolonial tempo dulu. Beberapa meter dari Kafe Batavia terdapat museum Wayang disebelah kiri, sementara di sebelah kanan terdapat bangunan kantor pos pusat kota Jakarta. Bagian ruang bawah tanah dahulu digunakan sebagai penjara. Sampai saat ini pengunjung masih dapat melihat bola-bola besi lengkap dengan rantainya yang biasa digunakan untuk merantai kaki para tahanan. Boleh percaya atau tidak, suasana di ruang bawah tanah masih terasa sekali horornya. Salut buat pengunjung yang berani mengambil paket wisata museum dimalam hari.



Tepat dibawah tangga adalah penjara bawah tanah


Saat ini museum Fatahillah tidak hanya sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, namun wisatawan lokal mulai ikut melirik museum ini. Dihalaman depan museum, banyak terdapat penyewaan sepeda lengkap dengan topi gaya noni Belanda. Kalau enggan bersepeda, sah-sah aja menyewa sepeda dan topi hanya untuk berfoto. Gedung-gedung tua disekitar museum mendukung tema old colonial semakin kuat terlihat. Eh banyak juga lho yang buat foto pre wedding disini.

Saat ini pada malam hari, halaman depan museum Fatahillah berubah menjadi pasar malam bagi para pedagang kaki lima. Aneka barang dipasarkan disini mulai dari pernak pernik, tas, baju, sepatu dan lain-lain. Tak ketinggalan aneka sepeda kumbang lengkap dengan topi ala noni Belanda menunggu para pengunjung untuk berpose.

Museum Fatahillah buka setiap hari Selasa s/d Minggu jam 09.00wib s/d 15.00wib dengan harga tiket masuk Rp2,000/orang dewasa dan Rp600/anak. Hari Senin dan hari besar museum Fatahillah tidak dibuka. Yuk, kita mengenal kota Jakarta lebih jauh lagi dengan berkunjung ke museum Fatahillah. Jakarta bukan hanya milik orang Betawi saja, tapi kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia. Setuju kan mpok dan abang? :)



2 komentar:

  1. Setelah baca dari blog, koq sepertinya museum fatahillah koq kelihatannya mengerikan ya? angker gitu...
    apa emang museum fatahillah ini angker ya gan?

    BalasHapus
  2. Coba aja datang dulu ke Fatahillah :)

    BalasHapus