My Favorite Travel Quotes

"The world is a book and those who do not travel read only one page - St. Augustine", "I have found out that there ain't no surer way to find out whether you like people or hate them than to travel with them - Mark Twain", "If the traveler can not find master or friend to go with him, let him travel alone rather than with a fool for company - Budha", "Traveling is about the journey not the destination - Anonymous", "Traveling brings love and power back to your life - Rumi".

Jumat, 07 Oktober 2011

Tarian Asmara, Oleg Tamulilingan

 
Tari Oleg Tamulilingan
Dua istilah dalam bahasa Bali, Oleg (goyang) dan Tamulilingan (kumbang), digabungkan untuk menyebut tarian yang diciptakan pada tahun 1952 oleh seniman besar Bali I Ketut Marya atau dikenal juga dengan nama I Mario. Tari Oleg Tambulilingan melukiskan tentang sepasang kumbang , jantan dan betina yang sedang menjalin asmara di taman bunga.
Tari Oleg Tamulilingan diciptakan Marya ketika usianya menapak lebih dari 50 tahun. Di usia senjanya, Marya  asyik memanjakan kegemarannya berjudi sabungan ayam. Ketika ada ajakan kepadanya untuk bergabung dengan sekaa gong Peliatan, Ubud, Gianyar, Marya  tak menggubrisnya dengan alasan dirinya sudah tua. Baru ketika salah satu muridnya, I Sampih, yang memintanya dengan segala bujuk rayu menciptakan sebuah tari baru untuk sekaa gong Peliatan yang akan melawat ke luar negeri, ia tertarik.

Dalam perjalanannya tarian ini menjadi karya seni yang paling digemari hingga saat ini bahkan oleh masyarakat Bali sendiri. Video tari Oleg Tambulilingan bisa dilihat disini http://youtu.be/DOYlNK7AHYg
Tarian ini bisa disaksikan di Bale Banjar dekat Pasar Ubud setiap hari Sabtu mulai pukul 19.30  yang menampilkan beberapa tarian tradisional Bali diantaranya: Oleg Tambulilingan, Legong Kraton, Pendet, Barong dan beberapa tarian lagi.

Saya sendiri dulu seorang penari Bali dan Oleg Tamulilingan adalah tarian favorit saya. Busana tarinya yang indah dilengkapi pernak pernik dari kulit berhiaskan kaca, memendarkan cahaya saat terkena lampu sorot panggung membuat setiap penari Oleg Tamulilingan terlihat cantik seperti kumbang dalam cerita tarian ini.

Yuukk, kita lestarikan budaya bangsa sendiri dengan mengenal dan mencintai tarian tradisional khas setiap daerah.

Ubud, 1 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar