Tahun 2014 sudah berlalu. Tahun
yang Alhamdulillah penuh dengan berkah yang tak terhingga dari Yang Maha Kuasa.
Dalam setahun, apa yang saya alami memang tidak semuanya terasa berwarna ada
juga yang kelabu. Tetapi kalau dilihat kembali ke belakang, ternyata persentase
berwarna ceria lebih banyak daripada kelabunya. Mungkin juga itu cara Tuhan
memberitahu saya bahwa diperlukan berbagai macam warna untuk membuat pelangi
yang indah. Sayangnya tidak setiap perjalanan yang telah dilakukan saya buatkan
tulisan karena keterbatasan waktu dan balada penulis amatiran yang kerap kali mengandalkan
mood menulis. Berikut ini kaleidoskop kehidupan saya di tahun 2014, tahun yang penuh dengan
kejutan berwarna dan banyak jalan-jalan.
Januari
|
Lawang Sewu |
Tahun 2014 diawali dengan
perjalanan dinas ke kota Lumpia, Semarang Jawa Tengah. Tugas sebagai Training
Coordinator membuat saya cukup sering singgah ke kota Ini. Sambil menyelam
minum air, saya sempatkan wisata ke Pagoda Avelokitesvara Watugong untuk
melihat patung Budha tidur. Konon patung
Budha yang sedang tidur ini melambangkan sang Budha yang telah mencapai kesempurnaannya. Saya
juga mampir ke Kuil Ceng Ho. Meskipun sebelumnya saya sudah pernah berkunjung
ke kedua tempat ini, tapi gak ada salahnya datang untuk ke sekian kalinya
bukan?
Februari
Perjalanan dinas lagi ke kota
Semarang. Kali ini di akhir pekan saya sempatkan untuk melipir ke kota gudeg,
Jogjakarta. Kota favorit saya sepanjang masa. Saya dan rekan sekantor berniat menonton
Cabaret Show yang ada di toko batik Mirota lantai 3. Acaranya sendiri dimulai
pukul 19.00wib s/d 20.30wib. Tapi apa mau dikata, rencana gagal total karena
salah satu teman minta dimampirkan ke kota Sragen. Padahal arah kota Sragen dan kota Jogjakarta ternyata
bertolak belakang. Alhasil, malam itu saya dan teman tidak sempat nonton
Cabaret Show karena kami tiba di Jogjakarta pukul 23.30wib!! Daripada pulang
dengan sia-sia, kami putuskan untuk kuliner gudeg lesehan di Malioboro dan
makan wedang ronde di pinggir jalan. Ok, pengetahuan geografi saya bertambah
disni. Jarak Sragen dan Jogjakarta tidak searah, melainkan bertolak belakang.
Maret
Belajar membatik di museum
tekstil Jakarta. Membatik adalah seni kesabaran tingkat tinggi. Ternyata
membuat sehelai sapu tangan batik membutuhkan usaha yang cukup besar. Mulai
dari membuat pola dengan pensil, memberi lilin/malam pada motif/pola, proses
pewarnaan, pelorodan, pencucian dan penjemuran. Itu baru saputangan yang hanya
berupa sepotong kecil kain. Tak heran harga selembar batik tulis bisa mencapai
jutaan. Prosesnya gak mudah dan perlu waktu panjang.
April
Kembali bertugas ke kota
Semarang. Seolah gak kapok dengan kejadian bulan lalu, saya kembali melipir ke
kota Jogjakarta, kali ini solo traveling. Saya sempat makan di resto Raminten
yang punya nama-nama menu nyeleneh. Menu yang saya cicipi waktu itu ayam koteka
dan brongkos ayam, cukup lumayan rasanya, meskipun gak bisa dibilang fantastis
seperti judul menunya.
Mei
|
Harley Davidson |
Kejutan luar biasa Tuhan
berikan kepada saya, seolah hadiah ulang tahun di bulan April yang tertunda.
Sehubungan dengan kekurangan tenaga penterjemah di Amerika Serikat, kantor tempat
saya bekerja memutuskan untuk mengirimkan staf-staf yang ada di Indonesia. Saya
bertugas selama 3 minggu di Negara Amerika Serikat bagian utara, Virginia.
Tepatnya di kota kecil bernama Moyock. Bayangan tentang Amerika dengan
gedung-gedung pencakar langitnya lenyap disini. Moyock adalah kota kecil yang
suasananya seperti pedesaan di Indonesia, cuma bedanya disana lebih tertata
rapi. Saya tinggal di asrama yang dikelilingi sawah gandum dan hutan pinus.
Binatang hutan kerap kali berkeliaran disekitar asrama seperti rusa, bajing,
ayam hutan, kucing hutan dan…. Beruang! Cuaca saat bulan Mei masih terasa
dingin. Malam hari suhu bisa mencapai 8 derajat Fahrenheit. Dalam seminggu kami
diberikan kesempatan untuk jalan-jalan sebanyak 2x. Biasanya kesempatan itu
digunakan untuk pelesiran ke kota, seperti Washington DC yang berjarak sekitar
4 jam dari Moyock. Di tempat ini saya bertemu dengan seorang warga Amerika
Serikat yang sangat cinta sekali dengan Indonesia, yang menjadi kawan karib
selama disana. Tuhan juga menganugerahkan saya sebuah keluarga besar yang
hingga saat ini masih saling berkabar lewat facebook, email ataupun blackberry
messenger group. Berada disebuah daerah yang terpencil bersama 25 orang membuat
kami seperti keluarga besar, saling menguatkan disaat rindu keluarga dan tanah
air. Saya sempat memposting beberapa artikel mengenai perjalanan saya saat di
Amerika Serikat di detik travel maupun travel blog pribadi saya.
Juni
Minggu pertama di bulan Juni
masih saya habiskan di Amerika Serikat. Selesai bertugas di USA, perjalanan
dinas lainnya sudah menanti saya, kali ini kota Denpasar, Bali. Kebetulan kantor
saya mau mengadakan training di Bali, sebagai Training Coordinator saya bertugas
melakukan survey dan kordinasi awal untuk kelancaran training yang nantinya
akan diadakan disana. Berhubung ini perjalanan dinas dan cuma 2 hari 1 malam
saja, saya hanya sempat belanja di toko oleh-oleh Krishna dan makan di bebek
tepi sawah yang berada tepat diseberang toko Krishna.
Juli
Kembali lagi ke kota Semarang.
Kali ini agak miris, karena saya melewatkan hari pertama Ramadhan sendirian,
tidak bersama keluarga. Sedih rasanya sahur
di hotel bersama orang-orang yang
tidak saya kenal. Rasanya pengen cepat pulang kerumah. Trip kali ini agak
kelabu menurut saya.
Agustus
|
view dibelakang Swiss Bell Hotel Jayapura |
Untuk pertama kalinya saya
berkesempatan mengunjungi Indonesia bagian timur! Wwooohooo seneng banget
rasanya meskipun trip ini adalah serangkaian kunjungan ke beberapa kota di
propinsi yang berbeda-beda, bayangan rasa lelah terhapuskan oleh fakta saya
akan menjejakkan kaki di Indonesia bagian Timur. Kota pertama yang dikunjungi
adalah kota Jayapura. Saya menginap satu malam disini. Gak sempat jalan-jalan
sih, cuma melewati danau Sentani dan makan seafood didekat hotel tempat
menginap. Nasib perjalanan dibayarin kantor ya begini, hehehe…..
Kota kedua yang dikunjungi
adalah Palu. Senasib dengan perjalanan di Jayapura, disini saya gak sempat
kemana-mana kecuali makan sop Kaledo yang konon menurut orang Sulteng, artinya
adalah sop Kaki Lembu Donggala. Kuliner penuh resiko buat yang punya
kolesterol. Sop ini berisi 2 potong tulang kaki lembu yang berisi sumsum. Cara
makannya dihisap dengan sedotan dan didampingi dengan singkong rebus. Unique
and dangerous for health!
Kota ketiga yang saya singgahi
adalah Makassar. Idem dengan Jayapura dan Palu, disini saya Cuma sempat
mencicipi kuliner Pallu Basa Serigala, Iga Konro Karebosi dan hang out sebentar
di Kampung Popsa. Tempat hang out anak gaul di Makassar yang lagi happening saat
itu.
Oya, di bulan ini perjalanan dinas saya ke Denpasar, Bali
karena satu dan lain hal dibatalkan. Kecewa sih karena saya sudah niat mau
reuni dengan teman-teman yang menjadi “keluarga baru” sewaktu di Amerika , tapi
saya yakin Tuhan lebih tahu apa yang terbaik buat saya.
September
|
Secret Zoo, Jatim Park 2 Batu, Malang |
Kata-kata bijak yang
mengatakan “Rencana Tuhan selalu lebih indah daripada rencana manusia” memang
tidak pernah salah. Tuhan seolah menjawab rasa kecewa saya atas batalnya perjalanan
dinas ke Bali bulan September lalu. Di bulan ini saya dan tim mendapat
penghargaan dari kantor berupa Cash Award dengan ganjaran nominal yang cukup
lumayan. Alhamdulillah…., see dibalik kelabu ada pelangi yang menanti!
September juga merupakan bulan
yang saya nanti-nanti. Road trip bersama keluarga besar ke beberapa kota di
Jawa Timur yang sudah dirancang sejak awal tahun! Selama itu saya mengumpulkan
berbagai informasi wisata di kota Malang, Batu dan Surabaya. Ini adalah perjalanan
bersama keluarga yang penuh kesan. Oya, saya sempat membuat dokumentasi yang
dibuat menjadi photo clip lho. Belakangan ini saya sedang keranjingan membuat
photo clip perjalanan. Daripada foto-foto hanya jadi koleksi laptop saja, dengan
sedikit kreatifitas saya buat photo clip dengan menggunakan program windows
movie maker. Buatnya gampang banget kok.
Beberapa clip saya buat versi yang lebih singkat untuk di upload ke
youtube. Jadi saya punya kenangan yang bisa dilihat kapan saja.
Oktober
|
Life is great if it shared |
Konon ada ungkapan yang
mengatakan bahwa hidup harus seimbang antara duniawi dan akhirat. Kebetulan
sebagai salah satu pengurus yayasan sosial yatim piatu dan manula di Bogor,
sejak beberapa bulan lalu kami mempunyai rencana untuk mengadakan acara
jalan-jalan seperti yang biasa dilakukan setiap tahunnya. Dikarenakan padatnya agenda
pengurus yayasan yang rata-rata masih aktif bekerja di kantoran, niat tersebut
baru bisa terlaksana di bulan ini. Memang benar ya ucapan yang bilang rejeki
anak yatim piatu itu luas. Buktinya baru berniat mau nyenengin mereka, tiba-tiba
donasi masuk dari beberapa orang. Alhamdulillah, acara terlaksana dengan lancar.
Anak-anak kelihatan gembira banget bermain di water park Zam-zam Tirta.
Foto-fotonya bisa dilihat di fan page yayasan Panglayungan Bogor. Terimakasih
tak terhingga untuk para donatur yang telah membuat perjalanan ini menjadi
kenyataan.
Ada hadist mengatakan,
silahturahmi membuka pintu rejeki. Itu betul bangett…., memenuhi ajakan seorang
sahabat untuk berkumpul di Jogjakarta membuka pikiran saya untuk memulai bisnis
baju batik produksi sendiri. Kebetulan saya sering banget dioleh-olehi kain
batik yang cantik-cantik motif dan warnanya. Saya juga sempat ke kota Solo
berkunjung ke museum batik Danar Hadi dan wedangan di Tiga Tjeret.
Bulan ini saya juga sempat
mampir ke Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya sehabis arisan keluarga. Luar biasa membaca hasil visum et repertum
para pahlawan yang menjadi korban. Tidak terlihat rasa kemanusiaan dari apa
yang tertulis pada hasil visum. Saya juga sempat menonton kembali film G30S PKI
yang jaman dahulu menjadi tontonan wajib setiap malam tanggal 30 September.
Nopember
|
Akhirnyaa, Toraja!! |
Kunjungan kerja ke Balikpapan,
Kaltim. Kali ini agak sedikit beruntung. Meskipun hanya menginap 1 malam saja
di kota Balikpapan, tapi saya sempat singgah ke konservasi beruang dan
orangutan di Samboja dan berbelanja asesoris dari batu Kalimantan yang terkenal
di pasar kebun sayur. Selembar kain dengan motif Kalimantan tak luput dari
sabetan mata dan berpindah dengan cantik kedalam kantung belanja. Buat modal
butik saya hehhehe
Saat berkunjung ke kota
Makassar bulan Agustus lalu, diam-diam saya bersumpah dalam hati akan kembali
ke kota ini lagi untuk perjalanan pribadi. Nyesek rasanya sudah ada di kota
Makassar tapi gak sempat kemana-mana, padahal benteng Rotterdam hanya sejengkal
saja dari hotel tempat menginap (versi lebay).
Akhir bulan Nopember saya memutuskan kembali ke kota Makassar. Sepertinya memang
sudah rejeki saya, perjalanan ke Makassar diberi begitu banyak kemudahan oleh
Allah. Mulai dari tiket pesawat hasil tuker poin Garuda Miles, promo hotel Best
Western dari Citilink yang kasih rate Rp499,000 untuk 3D2N sampai kawan baru
yang jadi guide lokal selama di Makassar, keliling 3 pulau dan Tana Toraja.
What a bless! Ada beberapa artikel saya yang dipublish oleh detiktravel bisa di
klik linknya disini http://travel.detik.com/read/2014/12/27/130000/2786314/1025/mitos-belut-bertelinga-di-mata-air-tilanga-tana-toraja
Desember
|
Gadis Dayak yang cantik menyambut di pintu bandara |
Ke kota, ke desa, ke pantai
dan ke pulau sudah saya lakukan sepanjang tahun 2014, Cuma 1 yang belum. Masuk
ke hutan! Sesuai rencana sejak setahun yang lalu, saya akan melewatkan
pergantian tahun didalam hutan Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Kertanegara.
Ini asli hutan sehutan-hutannya. Dimana signal handphone susahnya minta ampun,
nyamuk hutan yang besar-besar dan ganas menggigit dan listrik yang dialirkan
lewat genset. Ditengah keterbatasan fasilitas, saya mendapatkan bonus yang
tidak didapatkan dikota. Udara fresh penuh oksigen murni tanpa polusi, suara merdu
kicauan burung di pagi hari saat membuka pintu, suara jangkrik di malam hari dan
melihat anak-anak mandi di sungai. Sesuatu yang menjadi barang langka di kota
besar saya dapatkan semua disini. Meskipun tinggal didalam hutan, tapi saya
sempat pelesir ke kota Kutai Kertanegara yang jaraknya sekitar 5 jam dari
tempat saya tinggal di Camp Bhirawa Sei Mao, Sarana Pemukiman/ SP1, Ds. Sebuluh.
Selagi di Kutai Kertanegara saya mengunjungi museum Mulawarman, museum Kayu,
Creative Park dan Pulau Kumala.
Oya saya juga sempat ke pasar
malam yang bertempat di SP 4. Disini pasar hanya ada satu kali dalam sepekan
dan berpindah-pindah tempat. Pasar dibuka pada malam hari, dimana semua jenis
barang dagangan digelar mulai dari sayuran, buah-buahan, pakaian, jajanan pasar
hingga anak ayam dan bebek. Malam itu pasar agak sepi, rupanya di kampung sebelah,
SP 5 sedang menggelar acara dangdutan yang mengundang artis ibukota Cita
Chitata yang ngehits lewat lagu “sakitnya tuh disini”. Pantas saja pasar malam
yang digembar gemborkan paling ramai kali ini sepi pengunjung, rupanya calon
pengunjung pasar malam banyak yang membelokan langkah ke panggung dangdut.
Disini saya melakukan satu
langkah cukup besar dalam hidup. Belajar mengendarai motor! berhubung ada didaerah
yang cukup terisolasi dan jauh dari keramaian, saya cukup pede untuk belajar
menaklukan rasa takut saat mengendarai motor. Hasilnya sudah 2 hari ini badan
pegal-pegal terutama dibagian lengan, karena proses belajar mengendarai motor.
|
Canopy Bridge |
Akhirnya malam tahun baru pun tiba!
Karena merayakan malam pergantian tahun di keramaian ala kota sudah terlalu
mainstream, saatnya mencoba sesuatu yang baru. Merayakan malam pergantian tahun
ditengah hutan terpencil. Driver kami yang asalnya dari Makassar mahir banget
membuat ayam panggang yang rasanya te-o-pe banget! Suara kembang api memecahkan
kesunyian hutan dengan percikan warna warni kembang api yang turun bak air
hujan. Indah banget rasanya. Jauh dari keramaian bersama orang-orang terdekat
memang sesuatu yang menyenangkan.
Sebelum mengakhiri perjalanan di Kalimantan Timur, saya berkunjung ke Desa wisata Pampang dan Bukit Bangkiray yang sudah masuk dalam daftar must visit. Melihat suku Dayak di Desa Pampang sudah lama saya inginkan. Hanya saja agak kecewa karena masyarakat lokal disana sudah terpolusi oleh money oriented. Agak shock juga berfoto dengan seorang Dayak, kami berempat dikenakan biaya 150ribu! aahh ngenes, kalau dibiarkan seperti ini khawatir ke depannya turis enggan untuk datang lagi. Pemda setempat perlu membenahi ini secepatnya.
Berjalan diatas canopy bridge menguji nyali dan memacu adrenalin. Berjalan diatas jembatan gantung dengan ketinggian 30 meter dari permukaan tanah bikin jantung berdesir kencang. Jembatan membentang antara satu pohon besar ke pohon besar lainnya. Sukses menaklukan canopy bridge, lutut terasa lemas sesampainya ditanah hehehehe
Heeyy ternyata kalau dibaca
dari awal sampai akhir, hidup saya colorful banget ya di tahun 2014 ini. Penuh
dengan jalan-jalan dan kejutan menyenangkan. Terimakasih ya Allah untuk semua
pencapaian di tahun 2014.Saya siap menyongsong tahun 2015 dengan semangat dan harapan-harapan
baru, dan tidak lupa tempat-tempat baru untuk dikunjungi! Semoga Allah
menganugerahi saya rejeki dan kesehatan supaya bisa terus jalan-jalan dan
berbagi cerita dengan kalian melalui travel blog ataupun stories di
detiktravel.
Thank you 2014!