Tiba di Kuala Lumpur sekitar
pukul 1 siang hari waktu setempat. Langkah pertama yang saya lakukan adalah singgah ke pusat informasi turis dan
mengambil peta serta beberapa brosur. Baca brosur wisata dengan teliti dan
seksama agar dapat menentukan tujuan wisata yang searah untuk menghemat waktu
dan tenaga.
Setelah semalaman membaca
brosur dan mempelajari peta,
pilihan saya jatuh pada obyek wisata
berikut ini: Sultan Abdul
Samad, Masjid Jamek, Cathedral of Saint Mary The Virgin, Masjid India, Sri Maha
Mariamman Temple, Sze Ya Temple, Pasar Seni, Petronas Twin Tower, Masjid Asy
Syakirin dan KLCC Park. Caranya gampang, lihat informasi cara menuju lokasi
wisata yang terdapat didalam brosur.
Didalam brosur wisata biasanya
dicantumkan bagaimana cara menuju kelokasi wisata lengkap dengan di stasiun LRT mana anda harus turun.
Kelompokan obyek wisata berdasarkan lokasi LRT kemudian lihat jalur dari hotel
tempat anda menginap menuju lokasi obyek wisata apakah ada obyek wisata yang
terlewati dan dapat anda sambangi sambil lalu.
Gedung Sultan Abdul Samad - Masjid Jamek - Cathedral of Saint Mary The Virgin
Masjid Jamek |
Masjid India
Berjalan kaki sedikit, tibalah
saya di Masjid India yang letaknya terselip diantara gang. Masjid bergaya India
bagian Selatan ini pertama kali dibangun pada tahun 1863 awalnya berupa pondok kayu dan mengalami beberapa
kali renovasi. Bangunan yang sekarang ini dibuka oleh Sultan Selangor pada
tahun 1966.
Sri Maha Mariamman Temple
Sri Maha Mariamman Temple |
Sze Ya temple
Hanya berjarak beberapa meter
dari Sri Maha Mariamman Temple, saya tiba di Sze Ya Temple yang merupakan kuil
Taoisme tertua di Kuala Lumpur, dibangun pada tahun 1864 oleh seorang Kapten
dari Cina, Yap Ah Loy yang merupakan ketua komunitas Cina pada masa itu.
Didepan kuil Sze Ya, terdapat patung Laksamana Cheng Ho dengan ukiran naga
membelit pilarnya.
Pasar Seni/ Central Market
Berkunjung ke Kuala Lumpur
tidak lengkap rasanya jika tidak ke Pasar Seni atau yang dikenal dengan Central
Market. Gedung yang didesign oleh arsitek TY Lee adalah contoh dari bangunan
bergaya Art Deco ditahun 1930an. Direnovasi dan dibuka kembali pada tahun 1986,
gedung Pasar Seni adalah contoh bangunan bersejarah yang diadaptasikan untuk
penggunaan lain. Saat ini Pasar Seni menjadi pusat kerajinan di kota Kuala
Lumpur. Di Pasar Seni anda dapat menjumpai Es Teller 77 membuka gerainya dengan
slogan Es Teler juara Indonesia. Rasa nasionalis saya langsung mengembang. Bangga banget rasanya
melihat produk Indonesia ada di Pasar Malaysia, meskipun cuma es teler! dan saya yakin sih masih banyak produk Indonesia lainnya didalam pasar seni. Sayang saya gak punya cukup waktu buat mengubek isi pasar.
Petronas Twin Tower, KLCC
Petronas Twin Tower |
KLCC Park
Berjalan-jalan di KLCC Park
terasa nyaman. Dengan rimbunnya pepohonan dan gazebo yang tersebar dibeberapa
tempat membuat pengunjung betah berlama-lama duduk sambil mendengarkan kicauan
burung. Bagi anda yang gemar berolahraga, jogging track di KLCC Park didesign
nyaman untuk dilalui dengan beberapa water tab yang dapat anda minum langsung
dari kerannya bila merasa haus.
Masjid Asy Syakirin
Tepat disebelah KLCC, terdapat
Masjid Asy Syakirin yang memiliki kubah cantik. Masjid ini didesign oleh
arsitek dari Uzbekistan. Keindahan Masjid ini saya yakin akan terlihat lebih
menawan dimalam hari dengan latar menara kembar Petronas dan lampu-lampunya.
Selesai sudah petualangan 5 jam saya di Kuala Lumpur, tepat pukul 1 siang waktu setempat saya check out dari hotel dan bersiap menuju bandara untuk pulang ke Jakarta. Ternyata banyak juga yang dapat saya datangi hanya dengan 5 jam saja di Kuala Lumpur. Perjalanan solo juga membantu saya untuk cepat membuat keputusan dan menentukan sendiri seberapa lama saya ingin berada disuatu tempat. Jadi, jangan ragu untuk melakukan perjalanan sendirian ya, it's fun lho!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar