Jarak tempuh Jakarta menuju Pontianak hanya 1,5 jam melalui perjalanan udara. Dari atas pesawat terlihat beberapa bagian dari Kalimantan mengalami erosi akibat pembalakan hutan secara liar. Perjalanan dilanjutkan menuju kota Sanggau. Berlokasi di antara Sungai Sekayam dan Kapuas, kurang lebih 267 Km dari Ibukota Provinsi Kalimantan Barat atau 6 jam saja dengan berkendaraan. Dalam perjalanan menuju kota Sanggau saya menyempatkan diri untuk mampir ke Tugu Khatulistiwa yang menjadi trademark kota Pontianak.
Sungai Kapuas dari belakang rumah |
Sanggau kota yang kecil dan sederhana, namun bersih. hari pertama di Kalimantan saya lalui dengan perjuangan adaptasi suhu udara yang gerah dan panas. Kulkas menjadi benda favorit saya, untuk ngadem :p Orang Kalimantan bilang, gak sah datang ke Kalimantan kalau belum mandi di sungai Kapuas. Jujur saya ngeri mandi disana. Melihat sungainya yang besar, airnya yang deras dan coklat bikin ngeri saya naik ke level maksimal. Plus karena kebanyakan nonton film, saya membayangkan saat mandi ada buaya yang akan menyergap. Apalagi beberapa minggu sebelum saya datang ke Kalimantan, seekor buaya raksasa seberat 1 kuintal tertangkap oleh penduduk dan beritanya dimuat di koran setempat. Lengkap sudah kengerian saya. namun akhirnya rasa penasaran mengalahkan kengerian saya. Apalagi melihat anak-anak kecil disana meloncat dari batang pohon menceburkan diri ke sungai Kapuas. Ah, masa kalah sih sama anak-anak. Dengan membulatkan tekad saya beranikan diri terjun ke sungai Kapuas. Hmmmm airnya sejuk, cocok buat mengusir gerah.
Air terjun Pancur Aji |
Karena masih susana Lebaran, dentuman meriam bambu kerap terdengar bersahut-sahutan. Biasanya antar desa berlomba-lomba membuat meriam bambu besar dengan dentuman yang hebat. Meriam bambu di jejerkan di sepanjang sungai Kapuas dan saling bersahut-sahutan dengan desa yang ada diseberangnya. Terasa sekali atmosfir Lebaran disini, berbeda dengan di kota yang cenderung sepi. Suasana Sanggau diwaktu Lebaran msih melekat dalam benak saya dan membuat kangen.
Oya, selama di Sanggau saya menyempatkan diri membuat Pizza buat keponakan dan anak-anak kecil disekitar rumah. Terharu banget, pizza buatan saya dipuji setinggi langit sama mereka. Di Sanggau gak ada resto cepat saji seperti Pizza Hut, KFC, McD dll (jd wajar aja lah yaa kalo pizza buatan saya jd idola :p). Toko roti satu-satunya hanya Kaisar, yang dilantai atasnya ada tempat main anak-anak (timezone kecil-kecilan). Benar-benar suasana desa yang damai dan tentram. Sederhana tapi gak primitif. Lenyap sudah bayangan saya tentang orang-orang disana yang berbusana minim dengan mandau di pinggang hehehe...
Sebelum pulang saya bermalam dulu di kota Pontianak. Malam hari sempatkan jalan ke Mega Mall, mall terbesar di Pontianak Lumayan juga, gak kalah dengan mall yang ada di Jakarta. Anak-anak mudanya juga keliatan fashionable. Gak beda jauh dengan abege-abege yang ada di Sency atau MTA. Saya juga sempatkan membeli beberapa cinderamata untuk oleh-oleh. Karena Kalimantan terkenal dengan batu alamnya yang indah, maka pilihan saya adalah kalung dan gelang batu-batuan yang cantik-cantik model dan warnanya.
Next time kembali lagi ke Kalimantan, saya mau mencoba yang lebih gila. Masuk ke hutan pedalaman dan ikut berburu. Kayaknya seru tuh..., mau ikut??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar