My Favorite Travel Quotes

"The world is a book and those who do not travel read only one page - St. Augustine", "I have found out that there ain't no surer way to find out whether you like people or hate them than to travel with them - Mark Twain", "If the traveler can not find master or friend to go with him, let him travel alone rather than with a fool for company - Budha", "Traveling is about the journey not the destination - Anonymous", "Traveling brings love and power back to your life - Rumi".

Kamis, 24 Juli 2014

Washington, A Sweet Trip to Remember


Penampakan Embassy of Indonesia
Tempat penting yang seringkali terlupakan untuk dikunjungi saat anda melancong keluar negeri adalah Kedutaan Besar yang mewakili negara anda. Padahal jika anda tertimpa musibah saat di negara orang, maka pihak Kedutaan Besarlah yang akan menjadi penolong anda.

Nah, selagi saya berada di Amerika maka kunjungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia yang terletak di 2020Massachusetts Avenue N.W. Washington DC masuk kedalam agenda wajib kunjungan saya. Apalagi Brigjen Arief yang menjabat sebagai Atase Polri disana sudah membantu menyiapkan acara ramah tamah dengan Duta Besar Indonesia, Ambassador Budi Bowoleksono dilanjutkan dengan foto bersama dan ditutup makan siang dengan menu Asia. Rupanya beliau paham betul dengan kondisi para tamu-tamu Indonesianya yang akan berkunjung sudah rindu masakan tanah air terutama nasi :D

tangga dimana Evalyn sering
menampakan diri
Bicara tentang Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amerika Serikat, kita patut berbangga hati sebab gedung yang dibeli pada tahun 1952 memiliki nilai historis yang tinggi dan termasuk gedung Kedutaan paling cantik. Interior gedung dengan langit-langit yang dilukis bak awan dan ukiran-ukiran kayu berdetail rumit dilengkapi tangga dengan patung 2 orang perempuan melengkapi kecantikan gedung ini. Gedung KBRI dikenal dengan sebutan Walsh Mansion. Gedung ini dibangun oleh Thomas J. Walsh seorang imigran dari Irlandia yang pindah ke Washington DC pada tahun 1898 dimana ia membangun Walsh mansion. Thomas Walsh wafat pada April 1910, rumah tersebut ditempati oleh anak perempuannya, Evalyn Walsh yang menikah dengan Edward Beale "Ned" McLean. Di tahun yang sama, McLean membelikan sang istri sebuah berlian yang diduga memiliki kutukan. Setelah membeli kalung berlian biru yang kemudian dikenal dengan The Hope Diamond, tragedi demi tragedi terjadi pada keluarga tersebut. Evalyn dan suaminya kehilangan anak laki-lakinya yang berusia 9 tahun dalam sebuah kecelakaan mobil, McLean meninggal akibat serangan jantung dan anak perempuan mereka meninggal akibat over dosis obat tidur. Sejak kematian Evalyn 26 April 1947, Walsh mansion dijual kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia pada tahun 1952 senilai US$355.000 jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya pembuatannya yang mencapai US$850.000 di tahun 1903. Saat ini The Hope Diamond disimpan di George Washington monument.

Konon roh Evalyn sering terlihat di gedung yang pernah menjadi kediamannya. Banyak cerita-cerita mistis diseputar ruangan-ruangan yang ada di gedung KBRI ini. Tangga yang berada diruangan tengah kabarnya menjadi salah satu tempat dimana roh-roh halus sering menampakan diri. Waktu saya permisi untuk menggunakan toilet dilantai bawah, mereka meminta saya untuk cepat-cepat naik ke lantai satu. Meskipun tidak menjelaskan ada apa, tetapi dari raut wajahnya bisa saya simpulkan bahwa sesuatu yang kasat mata dan tidak menyenangkan terlihat diruangan paling bawah dari KBRI.

Ini dia ruang kerja Ambassador
Barangkali saya termasuk yang beruntung karena diperkenankan mengintip ruang kerja Ambassador yang siang itu tidak bisa menemani makan siang bersama karena akan menjemput Bapak B.J. Habibie yang rupanya sedang bertandang ke Washington DC. Ruangan kerja yang luas dilengkapi dengan satu buah meja kerja kayu berukuran besar dan kursi kerja yang berbahan kulit warna merah marun dengan karpet warna senada menghiasi lantai tepat dibawah meja kerja. Satu perangkat sofa diletakan diseberang meja kerja untuk berbincang-bincang. Penataan yang apik dan pemilihan furniture yang tepat menjadikan ruangan ini enak untuk dilihat.

Ruangan kerja ini memiliki beberapa jendela yang tinggi-tinggi sehingga cahaya dapat menerobos masuk kedalam ruangan menjadikan ruangan terang dan terasa lebih hangat.

Mumpung Ambassador sedang keluar KBRI, saya manfaatkan untuk mengambil beberapa gambar diruangan istimewa ini. Kapan lagi, mumpung bisaa...hehehe

Selesai berkeliling gedung KBRI meskipun hanya dilantai satu saja, saya dan rombongan bersiap-siap makan siang dengan menu istimewa, asian cuisine! selesai makan, kami berpamitan dengan Brigjen Arief dan beberapa staf KBRI yang hari itu hadir untuk menyambut kami untuk melanjutkan acara jalan-jalan di seputar Washington DC. Terimakasih pak Arief atas undangannya!

Capitol Building
Disekitar Washington DC banyak tempat-tempat wisata yang gak akan bisa dijelajahi dalam waktu singkat. Sayang banget, mengingat kami harus kembali ke Moyock, North Carolina yang berjarak sekitar 4 jam dari Washington DC, gak begitu banyak tempat yang bisa dikunjungi. Hanya beberapa lokasi wajib saja seperti The United States Capitol. Gedung yang didirikan tahun 1800-an dengan arsitek William Thornton itu menjadi kantor bagi anggota parlemen AS. Bangunan ini punya kubah besar bergaris di bagian tengahLincoln Memorial Park

White House
Gedung lainnya yang kami sambangi adalah White House atau kediaman Presiden AS rumah bergaya Georgian yang menjadi tempat tinggal resmi para presiden AS sejak Presiden Kedua AS Johan Adams, tahun 1800. Jadi, selama 200-an tahun lebih, orang-orang nomor satu di negeri itu tinggal di sana, termasuk Barack Obama. Gedung ini dibangun pada masa presiden George Washington. Meskipun dibangun olehnya, tapi George Washington tidak pernah menempati gedung ini. Gedung ini juga pernah dibakar oleh tentara Inggris pada 1814. Pembakaran ini membuat Gedung Putih berwarna hitam. Setelah direnovasi, gedung ini kemudian dicat putih, sehingga orang menyebutnya Gedung Putih. Gedung Putih terletak di utara George Washington Monumen.

Bila Gedung Putih merupakan tempat bagi eksekutif beraktivitas, Capitol Building adalah tempat beraktivitasnya legislatif. Secara topografi, letak Capitol Building lebih tinggi daripada Gedung Putih. Ini melambangkan bahwa legislatif lebih tinggi dari pada eksekutif. Rakyat lebih tinggi dari pemerintah. Banyak tempat di Washington DC yang memiliki makna-makna simbolis seperti ini. Simbol-simbol ini umumnya menceritakan tentang sejarah Amerika. Unik ya ternyata penempatan gedung pun menjadi simbol-simbol yang memiliki arti tersendiri.


George Washington Monument

White House, Washington Monument, dan United States Capitol berdiri pada titik segitiga di jantung kota Washington DC. Pada jarak lurus antara Washington Monument dan United States Capitol, terdapat jalur besar yang biasa disebut National Mall. Dari jalur terbuka inilah, para wisatawan leluasa mengamati kota. Duduk-duduk disini sambil mendengarkan kicauan burung terasa amat menyenangkan. Satu hal yang agaknya sulit untuk didapatkan di Indonesia adalah banyaknya burung yang bebas berkeliaran di taman dan bahkan di jalan-jalan. Di Indonesia jangan harap burung bisa bebas bercengkrama di taman, pemburu-pemburu liar sudah barang tentu menyiapkan senapan angin atau jebakan buat menjeratnya.

George Washington Monument sendiri merupakan tugu yang paling dihormati oleh masyarakat Washington DC. Hal ini sebagai ungkapan terima kasih masyarakat Amerika terhadap mendiang presiden pertama Amerika, George Washington. Bentuk penghormatan ini, salah satunya adalah ketinggian gedung-gedung di Washington DC tidak boleh lebih tinggi dari George Washington Monument. Dan hal ini benar-benar ditaati oleh masyarakat Washington DC.


Gereja di pusat kota Washington DC
Kota Washington DC sendiri memiliki sejarah yang menarik untuk dicermati. Washington DC (singkatan dari District of Columbia) didirikan tahun 1790. Kota pinggir Sungai Potomac ini didesain arsitek Perancis, Pierre Charles L’Enfant, sebagai ibu kota negara. Rancangannya bergaya Eropa abad pertengahan. Maka tidak heran jika tata kotanya banyak mengadopsi gaya Eropa dengan taman dan bundaran ditengah-tengah untuk membagi jalan. Gedung-gedungnya pun banyak mengadopsi gaya eropa Renaissance.

Washington DC memang bukan hanya pusat pemerintahan Amerika Serikat. Lebih dari itu, kota ini memang dirancang dengan nilai filosofi yang tinggi. Sebuah nilai yang ikut membangun negara ini ratusan tahun silam
Sebelum kembali ke North Carolina hari itu,  satu yang tidak boleh dilewatkan adalah mampir ke "gudang" untuk berbelanja souvenir dengan harga super murah. Kawasan ini sebetulnya tempat penyimpanan barang/gudang tetapi pemilik gudang sekaligus membuka toko di gudangnya. Barang-barang yang dijual sama dengan yang dapat anda temui di seputaran Capitol Building dan kawasan wisata sekitar Washington DC tetapi tentu saja harganya jauh lebih miring. Malah kalau melakukan transaksi pembelian dalam jumlah lebih dari 3 buah mendapat diskon khusus. Sudah murah, dapat diskon pula! waaah bikin kalap orang Indonesia deh! hahhahaa...berita buruknya, konon kawasan gudang ini akan dipindahkan dari lokasi sekarang. Sekali lagi, keberuntungan masih menyertai kami. Well, sekalipun trip hari ini ke Washington begitu padat dan singkat tetapi tidak mengurangi makna mendalam yang didapatkan. Selalu menarik untuk mempelajari sejarah baik itu dari negara sendiri maupun negara lain. Sebagai penggemar wisata sejarah, bagi saya perjalanan ini sangat memuaskan.




Rabu, 23 Juli 2014

BULE AMERIKA RASA JOGJA!



Demi keinginan narsis teman-teman Indonesianya
Lael rela ber-dress code t-shirt US flag
Berbeda dengan postingan saya sebelumnya, kali ini saya ingin berbagi cerita tentang seorang warga negara Amerika tulen yang bercita rasa Jawa. Kami bertemu saat tugas bersama di US Academi training center Moyock, Virginia. Saat pertama kali bertemu dengannya di bandara Dulles, saya membatin. Wah escortnya bule abis tampangnya pasti gak bisa bahasa Indonesia nih. Ternyata saya salah sodara-sodara! Pepatah never judge the book by its cover bener-bener mengena banget ke saya. Diluar dugaan Lael Giebel yang dikemudian hari akrab dipanggil bu Lela oleh para peserta pelatihan, sangat fasih berbahasa Indonesia yang baik dan benar bahkan mengenal beberapa bahasa pergaulan. Cukup surprise ada bule yang tahu bagaimana menempatkan kata "sialan" dalam sebuah kalimat dengan tepat. Selidik punya selidik bu Lela ini pernah tinggal selama 6 bulan bersama sebuah keluarga di Bali yang gak bisa ngomong bahasa Inggris sama sekali, dilanjutkan kuliah di UGM selama 2 tahun dan bekerja di Solo selama 1 tahun bahkan sempat bertunangan dengan orang Cilacap! Haahaha seru yaaaa pantes aja bahasa Indonesianya lancar jaya.
Tiga wanita yang ada di group

Bertugas selama 2,5 minggu di Amerika membuat hubungan antara saya, Lela dan teman-teman lainnya menjadi kuat. Berada disebuah area terpencil dengan keterbatasan transportasi membuat kami mau gak mau sering ngumpul bareng. Makan pagi bareng, pergi kelas bareng, makan siang bareng, mengerjakan tugas bareng sampai makan malam bareng. Pendek kata hampir semua aktifitas dilakukan bersama-sama deh. Kebetulan diantara gersangnya peserta training ada satu orang peserta wanita, Indri. Jadilah kemana-mana kami bak trio kwek-kwek yang kesana kemari selalu bersama. Berangkat dari perasaan senasib jauh dari keluarga kami berusaha saling menghibur satu sama lain dengan bercanda. Setiap hari ada saja bahan untuk tertawa bersama yang bisa bikin sejenak melupakan rasa capek dan rindu tanah air serta keluarga dirumah. Mie instan dan sambal terasi botolan jadi pengobat rindu makanan Indonesia. Ternyata bener ya kalau pergi jauh dalam waktu lama perlu juga bawa makanan2 seperti itu. Padahal dulu saya gak gitu percaya akan hal ini lho. Bicara tentang mie instan, bu Lela ini paling suka makan indomie rasa soto! Sampai terharu saya melihat bagaimana dia menikmati setiap sendok indomie rasa soto masuk kedalam mulutnya. Makanan lokal Indonesia lainnya yang menjadi favorit bu Lela adalah nasi liwet dan wedang ronde, see.... Jawa banget kan seleranya? :D

Lael ini sering jadi sasaran empuk godaan para peserta pelatihan yang 99% kaum pria. Ada salah satu peserta yang selalu meneriakan namanya setiap bertemu "Laaaaeeeellll". Suatu pagi kami bersiap-siap menghadiri acara kelulusan, si peserta yang hobi meneriakan namanya berpapasan dan berlalu begitu saja. Lael bilang sama saya kalau dia sedih banget hari ini belum di "Elel". Bingung kaaann?? sama!! saya juga bingung banget, otak berputar-putar mencari arti kata 'Elel' dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ternyata yang dimaksud 'Elel" adalah teriakan khas "Laaaaeeelll", ya amppunnn jadi ketawa ngakak deh!

Kejadian lucu lainnya saat kami pergi berbelanja ke wallmart. Setelah menemani peserta laki-laki berbelanja, Lael minta mereka lihat-lihat sementara dia mau ke rak lainnya.Karena malu dengan mengendap-ngendap Lael mengambil beberapa potong pakaian dalam, saat membalikan badan, taarraaaa!! peserta tadi sudah ada dibelakangnya! ternyata mereka mengekori Lael dari awal bwahahahaa....percuma aja diem-diem ke bagian pakaian dalam wanita.

Lela dan keluarga baru Indonesianya :-)
Sebagai bule, saya menilai Lela ini punya jiwa ke-Indonesia-an yang cukup tinggi. Empatinya dan sensitifitasnya terhadap sesuatu seperti orang Jawa yang berperasaan halus. Selera humornya yang tinggi membuat dia dengan cepat beradaptasi dengan rekan-rekan dari Indonesia. Lael/ Lela rupanya sangat terkesan dan jatuh hati dengan Indonesia sampai-sampai dia merasa kalau Indonesia adalah "rumah kedua"nya. Bahkan ke-empat anaknya pun menyangka kalau dia berasal dari Indonesia! rasa cintanya terhadap Indonesia rupanya menular kepada anak-anaknya. Suatu hari sang anak mengajukan ide untuk membuat "International Day" di sekolah. Setiap anak diwajibkan memakai pakaian dari negara tertentu dan membawa makanan khas negara tersebut. Anak Ibu Lela tentu saja menggusung konsep baju Indonesia dilengkapi dengan membawa pisang goreng buatan sang mami. Di sekolah dengan fasih dia bercerita tentang Indonesia yang belum pernah dikunjunginya sama sekali!! kok bisa sih? ya iya dong...kan sekarang jamannya canggih, bisa jalan-jalan ke Indonesia lewat internet. Cerdas yaaa idenya!

Satu hal yang sangat saya sesali, dan belakangan saya mendapati bahwa Lael juga sama menyesalnya dengan saya adalah, kami kurang banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol di malam hari. Karena kecapekan bertugas biasanya malam hari lebih banyak saya habiskan didalam kamar atau mengecek-ngecek tugas kantor lewat email. Baru di hari-hari terakhir menjelang kepulangan kami banyak menghabiskan waktu di malam hari bersama-sama juga dengan teman-teman lainnya bermain....poker!! Aahh andai waktu bisa diulang kembali....

buku kenangan
Pada malam perpisahan Lael memberikan cinderamata untuk semua teman-teman Indonesia barunya. Sesuatu yang memiliki nilai sentimental dan mampu membuat mata menjadi panas saat melihatnya kembali di Indonesia. Khusus untuk saya dia memberikan sebuah buku dengan catatan yang sangat menyentuh didalam lembaran pertamanya.

24 May, 2014
Kepada April yts,
Ini buat sahabatku yang baik, biar tidak lupa sama saya, dan
pengalaman kita di Academi.
Peluk cium,
Lael Giebel.

Sampai hari ini, buku berjudul Telling The Bees tersebut belum bisa saya baca, karena saya terlampau rapuh untuk melewati lembaran pertama dimana tulisan itu berada.

Gak terasa hari cepat sekali berganti. Tiba waktunya untuk semua orang kembali ke kampung halaman masing-masing. Lael memeluk erat saya saat kami berpisah di Dulles airport dan airmata saya tidak henti-hentinya mengalir dari kedua mata. Heeiii...bahkan saat menuliskan ini pun mata saya masih saja memanas dan berkaca-kaca!

Oya, Lela ini punya kemampuan Reiki yang hebat. Dia pernah mengirimkan saya energi dari Amerika dan saya bisa merasakannya di Indonesia! Lebih jauh lagi dia bercerita kalau pria beruntung yang menjadi suaminya adalah hasil Reiki!! wuiihh hebat banget yaaa..!

Hingga saat ini kami masih menjalin komunikasi intens lewat blackberry messenger yang sengaja dia pasang hanya untuk berkomunikasi dengan teman-teman Indonesianya! semoga suatu hari nanti dia berkesempatan mengunjungi Indonesia, rumah keduanya.

Tulisan ini saya buat khusus untuk sahabat tercinta nun jauh di Florida sana. Lael, kamu harus ingat ini ya bahwa "Puncak rindu yang paling dahsyat adalah ketika dua orang tak saling bertemu tetapi diam-diam saling mendoakan".

Peluk sayang dari Indonesia

 

Selasa, 22 Juli 2014

Serunya perayaan hari Pahlawan di kota tua Williamsburg



Gereja tua di Williamsburg
Hari Pahlawan/Memorial day di Amerika Serikat diperingati setiap tanggal 26 Mei. Hari Pahlawan termasuk salah satu hari nasional di Amerika Serikat yang dirayakan secara besar-besaran untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang berjasa pada negara. Salah satu kota yang mengadakan perayaan hari Pahlawan dengan atraksi adalah kota Williamsburg di Negara bagian Virginia. Saya beruntung berada disana saat Williamsburg merayakan hari Pahlawan. Williamsburg sendiri adalah kawasan kota tua yang sangat bersejarah seluas 301 hektar bak museum yang terbuka. Disini terdapat kawasan yang dikenal dengan nama Colonial Williamsburg, yang merupakan tempat wisata favorit para turis domestik maupun mancanegara. Setiap bangunan yang ada di Colonial Williamsburg termasuk bangunan yang dilindungi atau menjadi cagar budaya. Bangunan-bangunan tersebut bergaya colonial Inggris. Sejarahnya orang-orang Inggris mulai berdatangan ke Amerika Serikat dan menetap di Jamestown, Virginia pada tahun 1607. Tahun 1770-an tigabelas koloni Inggris mencapai jumlah dua setengah juta penduduk dan terus berkembang dengan pesat. Konflik panas antara Inggris dan Amerika dimulai pada bulan April 1775, dimana setelah melalui Revolusi Amerika, koloni-koloni membebaskan diri dari kerajaan Britania Raya pada tanggal 4 Juli 1776 dan mendirikan Amerika Serikat. Selama abad ke-18 Williamsburg menjadi pusat pemerintahan, pendidikan dan budaya dari koloni Virginia.

Tradisional Market
Konon katanya kawasan ini terkenal juga dengan penampakan hantu-hantu dari masa lalu. Seringkali turis yang berkunjung melihat penampakan orang-orang dengan pakaian ala colonial Inggris berada di taman atau didalam bangunan. Penampakan ini bukan sekedar mitos, meskipun tidak mengganggu namun para hantu tidak anti kamera sehingga turis kerap mendapatkan penampakan mereka meskipun tidak terlihat jelas.
Tidak ada biaya tiket untuk memasuki area kota colonial Williamsburg. Setiap wisatawan bebas berkunjung untuk melihat-lihat aneka bangunan tua cantik yang terawat apik atau anda juga bisa mampir ke toko-toko cinderamata dengan aneka barang bercirikan kota colonial atau bahkan sekedar duduk-duduk cantik sambil minum kopi dan menikmati lalu lalang pengunjung. Bagi anda yang menyukai wisata sejarah dan landscape, kota colonial Williamsburg wajib anda masukan kedalam agenda wisata. Anda juga bisa berbelanja di tradisional market yang hanya buka hingga jam 2 siang saja. Beberapa toko memberikan voucher untuk berbelanja di tradisional market apabila melakukan transaksi di toko mereka. Unik ya, keberadaan toko-toko tidak mematikan pasar tradisional.

Parade Marching Band
Saya cukup beruntung, hari itu dalam rangka memperingati hari Pahlawan kota colonial Williamsburg mempersembahkan marching band yang dibawakan oleh anak-anak remaja, uniknya mereka mengenakan kostum Inggris. Tidak hanya itu, disini anda bisa berfoto dengan kereta kuda bak kereta kencana kerajaan dengan kusir yang berpakaian ala prajurit Inggris lengkap dengan rambut palsu bergelombang yang dikuncir ke belakang. Anda juga bisa menyewa kereta kuda untuk berputar-putar dikawasan Williamsburg, tetapi berjalan kaki sambil menikmati berbagai bangunan tua bersejarah merupakan keasyikan yang berbeda. Bangunan-bangunan bersejarah di Williamsburg ada yang difungsikan sebagai toko maupun kafe tetapi banyak juga yang dibiarkan kosong meskipun demikian tetap terlihat apik. Jika anda berkunjung ke Williamsburg, jangan lupa mampir ke toko souvenir "Everything Williamsburg". Toko cantik yang kental dengan nuansa kolonial Inggris ini menjual aneka cinderamata dengan kualitas yang bagus.  Ohya asiknya lagi, Williamsburg menawarkan berbagai atraksi yang berbeda-beda setiap season. Jadi musim apapun anda berkunjung akan selalu ada atraksi menarik untuk anda nikmati disini.

Toko Favorit saya, Everything Williamsburg
Selain berbagai atraksi dalam rangka memperingati hari Pahlawan, warga Amerika Serikat dan wisatawan juga dimanjakan dengan adanya memorial big sale yang memberikan diskon besar-besaran sebagai bentuk penghargaan terhadap para pahlawan. Beberapa toko bahkan memberikan diskon khusus untuk veteran tentara ataupun keluarga tentara. Menarik ya bagaimana Amerika Serikat memberikan atensi dan apresiasi yang tinggi untuk orang-orang yang berjasa terhadap negara. Kawasan berbelanja favorit para turis dan bahkan warga Amerika sendiri di wilayah ini adalah Williamsburg Outlet Mall. Kawasan ini dikenal dengan barang-barang brandednya yang dijual dengan harga miring. Berada di kawasan Williamsburg Outlet Mall disaat Memorial big sale bak mendapat durian runtuh! merk-merk ternama seperti Guess, Nine West, Kate Spade, Nike, Reebok, Calvin Clain, Zara, Mango, Seiko dan masih banyak lagi berlomba-lomba memberikan diskon hingga 70% saat periode Memorial big sale yang biasanya digelar hanya 1 minggu saja. So, buat anda yang punya rencana berkunjung ke Amerika Serikat, upayakan tanggal kunjungan anda tepat mengenai periode Memorial Big Sale ya, selain itu bulan Mei cuacanya relatif adem jadi enak banget buat dipakai berjalan kaki menikmati kesegaran udara dan hangatnya sinar matahari yang tidak menyengat. Alternatif lainnya bisa juga di bulan November saat perayaan Thanks Giving dimana warga Amerika dan wisatawan kembali dimanjakan dengan big sale. Tuh baik kan saya kasih bocoran ini. Nah, tunggu apalagi, segera rencanakan perjalanan anda ke Amerika Serikat, have fun go mad!
















Minggu, 20 Juli 2014

Misteri Mermaid dan Rumah Hantu di Kota Norfolk

Menginjakkan kaki di kota Norfolk pagi hari. Cuaca sedikit hangat dengan udara yang super fresh dan hembusan angin sejuk membelai kulit. Tujuan utama sudah terpenuhi, river cruise berkeliling US Naval base.
 
Princess Azalea menunjuk
 "Battleship Wisconsin"

Di setiap penjuru kota Norfolk anda dapat menjumpai gambar putri duyung atau "Mermaid". Selidik punya selidik ternyata mermaid sudah menjadi maskot dari kota Norfolk sejak tahun 2000. Mermaid dipilih menjadi maskot kota ini untuk mempercantik kota dan menjadi alat bantu wisatawan yang berkunjung. Citra kota Norfolk yang semula adalah kota pelabuhan tua saat ini sudah berganti menjadi kota mermaid. Transisi mermaid ini tidak hanya sebagai logo kota tetapi juga sudah menjadi symbol kebanggaan warga Norfolk. Agaknya kampanye perubahan image kota Norfolk berhasil dengan baik, tidak seperti trend-trend yang bersifat sementara, trend me-mermaidkan kota Norfolk berjalan secara permanen.So, kalau anda solo traveling ke kota ini gak usah khawatir akan tersesat. Petunjuk arah mermaid banyak bertebaran dalam bentuk aneka rupa seperti patung, pohon penunjuk arah, dan lain sebagainya. Ini kunci yang paling penting untuk wisatawan. Perhatikan arah tangan mermaid. Kalo dia menunjuk kearah kanan/kiri artinya kearah yang ditunjuk ada tempat menarik untuk anda kunjungi. Idenya bagus sekali ya, mempermudah turis sekaligus menarik perhatian. Mermaid juga menjadi oleh-oleh khas dari Norfolk dalam bentuk boneka, pin ataupun cinderamata lainnya.
 
Mermaid yang dirantai

Masih tentang mermaid, saat saya menyusuri kawasan Freemason mata saya tertumbuk oleh patung-patung mermaid berukuran mini yang ditata dibawah sebatang pohon dalam kondisi dirantai. Selagi sibuk memperhatikan dan berfikir maksud patung-patung tersebut ada dibawah pohon dalam keadaan yang tidak lazim seorang old lady menghampiri dan bertanya apakah saya berasal dari kawasan ini. Kemudian dengan ramahnya wanita tua tersebut menjelaskan sejarah kenapa mermaid kecil tersebut ada dibawah pohon dan dalam keadaan dirantai. Jadi dulunya patung mermaid kecil berwarna putih itu sengaja diletakan oleh warga sebagai tanda kecintaan mereka terhadap mermaid. Konon ada orang yang iseng membuang patung-patung mermaid tersebut ke pantai yang terletak disisi pohon. Penduduk setempat rela menyelam demi mendapatkan kembali patung-patung tersebut. Semenjak itu patung mermaid diamankan dengan melilitkan rantai disekelilingnya dan warga menguncinya dengan gembok. Sampe segitu tingginya ya penghargaan mereka terhadap maskot kota. Satu hal yang perlu dicontoh. Bukan soal mermaidnya tapi respect warga terhadap ciri khas kota.
 
John C. Weston House
Saat anda berada di Norfolk, sempatkan mengunjungi kawasan Freemason yang berisikan rumah-rumah tua penuh sejarah. Berjalan-jalan mengelilingi perumahan tua di Freemason sangat menyenangkan. Rumah tua yang besar dan kebanyakan bergaya american country style, Victorian, italian dan lainnya menarik untuk dijadikan obyek foto. Salah satu rumah yang menarik perhatian saya adalah "haunted house" atau dikenal dengan nama John Cary Weston House, yang terletak di seberang bekas rumah walikota Norfolk yang pertama. Bangunan dua lantai bergaya Victorian Italian tersebut dibangun pada tahun 1870 dan memiliki 12 kamar dengan 10 tempat perapian. Rumah ini terlihat dingin dan memancarkan aura menakutkan meski di siang bolong. Didepan rumah terdapat papan keterangan yang menyebutkan bahwa rumah tersebut merupakan kediaman Kolonel angkatan darat J.C. Weston yang sempat tinggal dirumah tersebut bersama istri pertamanya Jane, yang meninggal dunia sesaat sebelum rumah dirampungkan pada tahun 1869. Tak lama kemudian anak laki-laki satu-satunya juga meninggal dunia. Istri kedua J.C. Weston yang bernama Nannie melahirkan 2 orang anak. Saat ini seluruh keluarga yang tercatat sudah meninggal dunia. Pemilik rumah saat ini berusaha mencari kerabat yang mungkin masih hidup. Rumah tersebut hingga kini dibiarkan kosong tak berpenghuni. Hmmm untungnya saya keliling Freemason di siang hari, kalau malam hari gak janji deh. Believe it or not disekitar Freemason khususnya yang berada 1 blok dari rumah hantu rata-rata terpasang papan "for rent/sale". Sayangnya beberapa rumah tua yang juga berfungsi sebagai museum seperti Hunter House Victorian Museum dan Moses Myers House saat itu tutup dalam rangka memperingati hari pahlawan/memorial day. 
 
Freemason First Baptist church

Area Freemason ini merupakan pusat kota tuanya Norfolk. Banyak banget bangunan-bangunan tua bersejarah yang menarik. Terdapat sebuah gereja katolik tua, Freemason First Baptist church yang dari luar arsitekturnya terlihat kental nuansa gothicnya. Kalau anda berada disana jangan lewatkan untuk makan di restauran paling terkenal yang merupakan tempat favorit warga kota Norfolk, Freemason Abbey yang terletak di 209 W (W singkatan dari west) Freemason street. Resto yang berada tepat diseberang gereja ini dahulunya adalah gereja tua yang kemudian dialihfungsikan menjadi fine dining resto. Karena resto ini asalnya adalah gereja tua, interior didalam resto terasa sekali seperti gereja. Berbagai jenis kaca patri kuno masih tetap dipertahankan keasliannya, menambah kesan gothic. Unik!! Menu istimewa yang saya pesan malam itu adalah Abbey Crab Cake, terdiri dari 2 buah crab cake yang dipanggang dan diberi perasan lemon segar, disajikan bersama side dish sayuran dan nasi putih. Rasanya gurih dan segar. Sayangnya saya gak sempat mengabadikan bentuk Abbey Crab Cake karena sudah keburu berpindah tempat hehehhe....
 
Pagoda restaurant & Tea house

Selain kawasan rumah-rumah tua, Freemason juga menawarkan hunian modern yang jauh dari kesan berhantu. Pastikan anda mengunjungi Pagoda and Oriental garden yang terletak tidak jauh dari Freemason area. Sebuah fine dining resto "Pagoda Restaurant & Tea House" yang bergaya oriental berbentuk pagoda dilengkapi dengan taman yang juga bergaya oriental. Makan malam disini sama romantisnya dengan makan di Freemason Abbey! Ditambah lagi eksterior oriental yang ditampilkan melalui pagoda dan landscape tamannya membuat kita lupa kalau sedang berada di Amerika! Pemandangan didepan halaman pagoda pun tidak kalah menggodanya. Duduk-duduk di anak tangga menghadap sungai Elizabeth sambil menanti sunset aktifitas yang bisa anda lakukan disini. Deretan rumah bergaya modern berjejer rapi di sisi kanan dan kiri garden. Tertata rapih, cantik, bersih tanpa sampah. Bikin betaaahh! Buat anda yang lebih menyukai makanan jenis fast food gak usah khawatir, disekitar Norfolk banyak resto-resto fast food seperti subway, Jimmy John, Todd Jurich's Bistro dan lain-lain. Tidak hanya American food tetapi juga terdapat resto-resto yang menyajikan makanan Asia, Italia, Mediterania, Seafood, Eropa Barat, Seafood dan lain sebagainya. Asyik kan, dijamin anda gak akan kelaparan karena susah cari makanan disini.
 
Bendera didepan rumah

Satu hal yang membuat saya terpana adalah setiap rumah yang saya jumpai memasang bendera Amerika Serikat didepan rumah mereka sebagai simbol kebanggaan mereka sebagai warga negara. Rasanya gak ada salahnya juga kita mencontoh yang ini, supaya rasa nasionalisme semakin terpupuk subur. Minimal kita bangga mengibarkan sang merah putih di rumah setiap hari bukan hanya saat upacara bendera saja. Bangga kan kalau setiap warga negara memasang bendera merah putih didepan rumah, setuju??

Jumat, 18 Juli 2014

Tersihir Pesona Pangkalan Angkatan Laut Amerika di Norfolk

River cruise mengelilingi kota sudah biasa, tetapi river cruise mengelilingi pangkalan Angkatan Laut terbesar di Amerika yang berada diatas Sungai Elizabeth itu luar biasa. Sungai Elizabeth tempat parkirnya kapal-kapal perang Amerika Serikat memiliki diameter dan panjang yang besar sekali. Orang awam seperti saya semula mengira itu laut bukan sungai.
penampakan battleship Wisconsin
Tiba di Norfolk pagi hari, saya memesan paket river cruise dengan narrative tour guide yang professional dengan jam keberangkatan pertama yaitu pukul 11.00 pagi. Paket river cruise selama 2 jam seharga USD22.00 untuk orang dewasa dan USD14.00 untuk anak-anak harga yang pantas mengingat narasi yang diberikan selama perjalanan penuh dengan informasi yang lengkap mulai dari sejarahnya sampai informasi terkini. Tiket dapat anda beli di gedung Nauticus yang bersebelahan dengan Battleship  Wisconsin, salah satu kapal perang terbesar yang dibuat oleh Amerika Serikat dan saat ini beralih fungsi menjadi museum. Anda yang berminat untuk ikut tour diatas kapal Wisconsin harus membayar tambahan sekitar USD14.00 per orang. Anda akan dibawa menuju tempat para US Navy bertugas, diputarkan film 3D dan berkeliling ke area-area yang ada diatas battleship. Kapal berbobot 45,000 ton ini memiliki panjang 887,3 feet dan lebar sebesar 108 feet.
salah satu surat yang menyentuh hati
Sambil menunggu jam keberangkatan, saya berjalan menyusuri sisi sungai Elizabeth. Tepat sebelum pintu masuk ketempat kapal pesiar bersandar ada sebuah tiang monument. Sepintas monument ini tidak menarik sama sekali. Hanya berupa tiang tinggi dengan beberapa lembaran besi berserakan disekitar tiang. Namun setelah kami perhatikan ternyata lembaran besi tersebut adalah surat-surat yang dikirimkan oleh para petugas Angkatan Laut Amerika yang menjalankan tugas dan gugur dalam pertempuran. Isi surat bermacam-macam, ada yang menulis untuk keluarganya, kekasihnya, istrinya, orangtua, anak dan bahkan sahabatnya. Selain menumpahkan kerinduan mereka juga menceritakan suasana pertempuran yang mencekam yang sedang dihadapi saat mereka menuliskan surat. Mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk negara (negara manapun) pantas mendapatkan penghormatan yang layak. Surat-surat yang bertebaran dibawah tiang monument menambah rasa hormat saya terhadap abdi Negara.
 
Victoria Rover 
Tepat jam 10.45 petugas mempersilahkan para penumpang masuk dan mengambil tempat duduk yang disukai. Saya memilih untuk duduk di deck atas. Ada beberapa kapal pesiar yang bertugas membawa wisatawan berkeliling sungai Victoria. Kapal pesiar yang saya tumpangi, Victory Rover dibuat pada tahun 1973 dan hingga kini masih setia beroperasi mengantar wisatawan berkeliling. Selama perjalanan pemandu wisata menjelaskan apa saja yang dilalui. Pengetahuannya tentang jenis-jenis dan sejarah kapal-kapal Angkatan Laut yang sedang bersandar di dock menjadi semacam dongeng buat saya. Bayangkan, anda berada di deck kapal pesiar dengan cuaca yang bersahabat, hembusan angin yang sejuk dan deretan kapal-kapal perang Angkatan Laut yang gagah. Siapa yang tidak tersihir oleh pesonanya? Salah satu kapal yang saya lewati tahun 2011 lalu baru saja berhasil dibebaskan dari perompak laut Somalia. Selain melintasi deretan kapal-kapal perang canggih saya juga melewati dock tempat perbaikan kapal. Saat itu dock terlihat ditutupi oleh terpal hitam yang menyelimuti hampir sebagian besar kapal. Ternyata, itu tanda kalau kapal sedang diperbaiki. Mengingat ini kapal perang, maka saat melakukan perbaikan badan kapal akan diselimuti dengan kain terpal yang menutupi hampir sebagian besar tubuhnya untuk menjaga keamanan kapal tersebut.
Tidak terasa dua jam sudah berlalu. Rasanya saya masih betah duduk diatas deck dan enggan beranjak pergi. Sayangnya penumpang gelombang berikutnya sudah menanti giliran untuk naik. Suatu pengalaman menarik yang sayang untuk dilewatkan jika anda sedang berada di kota Norfolk.